Laporan Perekonomian Provinsi

BI Icon

​​Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Selatan​

9/8/2025 3:00 PM
Hits: 12

Laporan Perekonomian Provinsi Kalimantan Selatan Agustus 2025

Kalimantan Selatan
Triwulan

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO KALIMANTAN SELATAN

Ekonomi Kalimantan Selatan pada triwulan II 2025 tumbuh 5,39% (yoy), tumbuh meningkat dibandingkan triwulan I 2025 yang sebesar 4,82% (yoy). Pertumbuhan ekonomi yang kuat didorong oleh kinerja LU Industri Pengolahan, LU Pertanian, LU Perdagangan, dan LU Konstruksi. Di sisi lain, LU Pertambangan terkontraksi lebih dalam dibandingkan triwulan sebelumnya.

Dari sisi penawaran, perekonomian yang tumbuh kuat didorong oleh kinerja LU Industri Pengolahan, LU Pertanian, LU Perdagangan, dan LU Konstruksi. LU Industri Pengolahan meningkat didorong oleh naiknya permintaan CPO domestik sejalan dengan kebutuhan B40 dan permintaan CPO ke mitra dagang utama (a.l. Pakistan, India). LU Pertanian tercatat tumbuh lebih tinggi didorong oleh peningkatan produksi padi sejalan dengan peningkatan produksi dan luas panen padi serta perluasan penggunaan bibit unggul. Kinerja LU Perdagangan meningkat sejalan dengan peningkatan kinerja LU Industri Pengolahan dan LU Pertanian, di tengah terjaganya daya beli masyarakat. LU Konstruksi yang meningkat signifikan utamanya didorong oleh berlanjutnya berbagai proyek swasta di Kalimantan Selatan. Namun demikian, pertumbuhan yang lebih tinggi tertahan oleh terkontraksinya LU Pertambangan sejalan dengan perlambatan permintaan batu bara dari Tiongkok di tengah curah hujan yang relatif masih tinggi yang mengganggu aktivitas produksi batu bara.

Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan ekonomi Provinsi Kalimantan Selatan pada triwulan II 2025 meningkat terutama disebabkan peningkatan kinerja Konsumsi Rumah Tangga. Kinerja Konsumsi Rumah Tangga ditopang oleh kenaikan harga referensi CPO pemerintah dan implementasi harga serap gabah oleh BULOG. Lebih lanjut, momentum libur lebaran, HBKN Idul Adha dan beberapa periode cuti bersama turut menopang kinerja konsumsi rumah tangga yang lebih tinggi sejalan dengan meningkatnya mobilitas masyarakat dan meningkatnya aktivitas transaksi e-commerce. Namun, pertumbuhan ekonomi Kalimantan Selatan yang lebih tinggi tertahan oleh kinerja konsumsi pemerintah yang terkontraksi sejalan dengan kebijakan realokasi anggaran yang berdampak pada kurang akseleratifnya belanja pemerintah dibandingkan tahun sebelumnya.

KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH

Secara agregat, nominal dan persentase realisasi pendapatan daerah Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota di Kalimantan Selatan sampai dengan triwulan II 2025, lebih rendah dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sejalan dengan kinerja Konsumsi Pemerintah pada triwulan II 2025 yang terkontraksi. Perlambatan realisasi pendapatan bersumber dari penurunan pendapatan asli daerah, serta lain-lain pendapatan asli daerah yang sah.

Secara agregat, nominal dan persentase realisasi Belanja Daerah Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota di Kalimantan Selatan sampai dengan triwulan II 2025 mengalami penurunan  dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun sebelumnya. Penurunan realisasi belanja tersebut utamanya disebabkan oleh turunnya realisasi belanja pada hampir seluruh komponen belanja, kecuali belanja tak terduga dan transfer Pemda.

PERKEMBANGAN INFLASI

Secara tahunan, inflasi Provinsi Kalimantan Selatan pada triwulan II 2025 tercatat sebesar 1,81% (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan I 2025 sebesar 1,20% (yoy). Inflasi tersebut lebih rendah dibandingkan dengan inflasi nasional sebesar 1,87% (yoy), dan lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata inflasi gabungan kota di Kalimantan Selatan selama tiga tahun terakhir sebesar 4,20% (yoy).

Berdasarkan kelompok pengeluaran, inflasi pada triwulan II 2025 terutama didorong oleh kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya. Tekanan inflasi pada kelompok ini terutama disebabkan oleh komoditas emas perhiasan dengan andil inflasi tahunan sebesar 0,92% (yoy). Peningkatan tersebut sejalan dengan tren peningkatan harga emas dunia yang dipengaruhi ketidakpastian global.

Pada Juli 2025, inflasi di Provinsi Kalimantan Selatan lebih tinggi dibandingkan dengan Juni 2025. Inflasi di Provinsi Kalimantan Selatan tercatat sebesar 2,48% (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan bulan sebelumnya dengan inflasi sebesar 1,81% (yoy). Tekanan inflasi tahunan Provinsi Kalimantan Selatan pada triwulan III 2025 diprakirakan lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan II 2025. Hal ini didorong oleh peningkatan komoditas hortikultura dan aneka sayuran seiring adanya fenomena kemarau basah serta dampak dari kenaikan tarif sekolah dasar dan tarif rumah sakit di Banjarmasin.

PEMBIAYAAN DAERAH, SERTA PENGEMBANGAN AKSES KEUANGAN & USAHA MIKRO KECIL MENENGAH (UMKM)

Pertumbuhan ekonomi Kalimantan Selatan pada triwulan II 2025 yang positif turut didukung peningkatan fungsi intermediasi perbankan. Kredit perbankan tetap tumbuh positif sebesar 8,74% (yoy) dengan outstanding Rp103,60 triliun, lebih rendah dibandingkan dengan triwulan I 2025 yang tumbuh 12,17% (yoy) dengan outstanding Rp103,71 triliun; serta diikuti dengan kualitas kredit yang baik, tercermin dari NPL yang terjaga pada level 2,28%.

Kredit konsumsi pada triwulan II 2025 dengan outstanding sebesar Rp34,66 triliun, tumbuh 9,16% (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 14,19% (yoy) dengan outstanding sebesar Rp34,21 triliun, sejalan dengan peningkatan kinerja LU perdagangan dan indeks penghasilan konsumen yang tetap optimis pada triwulan II 2025. Berdasarkan jenisnya, kredit konsumsi masih didominasi kredit multiguna (42,33%), kredit kepemilikan rumah (KPR) (37,76%) dan kredit kendaraan bermotor (KKB) (8,11%).

Penyaluran kredit korporasi pada triwulan II 2025 mengalami pertumbuhan sebesar 13,40% (yoy) dengan outstanding senilai Rp51,20 triliun, melambat dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 19,70% (yoy) dengan outstanding senilai Rp51,72 triliun. Perlambatan pertumbuhan pada kredit korporasi terutama bersumber dari pertumbuhan penyaluran kredit korporasi pada LU Pertambangan (dengan proporsi terbesar mencapai 54,12% dari kredit korporasi) yang tumbuh 25,04% (yoy) dengan outstanding senilai Rp27,71 triliun, melambat dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 45,91% (yoy) dengan outstanding senilai Rp28,45 triliun, sejalan dengan kinerja LU Pertambangan yang terkontraksi lebih dalam pada triwulan II 2025 akibat melambatnya permintaan batu bara dari negara mitra dagang utama.

Pada triwulan II 2025, kredit UMKM di Kalimantan Selatan tumbuh 3,74% (yoy) dengan outstanding senilai Rp23,85 triliun, meningkat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang mengalami kontraksi sebesar 0,12% (yoy) dengan outstanding senilai Rp23,66 triliun. Pangsa kredit UMKM terhadap total kredit perbankan pada triwulan II 2025 tercatat sebesar 23,02%, meningkat dibandingkan dengan pangsa pada triwulan sebelumnya sebesar 22,81%.

PENYELENGGARAAN SISTEM PEMBAYARAN DAN PENGELOLAAN UANG RUPIAH

Transaksi BI-RTGS pada triwulan laporan tercatat terkontraksi 5,50% (yoy), lebih dalam dibandingkan triwulan sebelumnya yang terkontraksi 4,89% (yoy). Sementara itu, transaksi Kliring (SKNBI) juga terkontraksi sebesar 3,43% (yoy), membaik dibandingkan kontraksi pada triwulan sebelumnya sebesar 9,75% (yoy). Terkontraksinya pertumbuhan transaksi Kliring (SKNBI) dan transaksi bernilai besar (RTGS) sejalan dengan menurunnya kinerja Konsumsi Pemerintah pada triwulan II 2025 akibat kebijakan realokasi anggaran.

Transaksi belanja menggunakan kartu ATM/debit pada triwulan II 2025 tercatat tumbuh 5,38% (yoy), melambat dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 19,77% (yoy). Sementara itu, penarikan tunai menggunakan kartu ATM pada triwulan II 2025 tercatat mengalami kontraksi 5,94% (yoy), menurun dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 4,47% (yoy). Selanjutnya, transaksi belanja menggunakan kartu kredit pada triwulan II 2025 tercatat tumbuh 3,67% (yoy), meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang terkontraksi 5,18% (yoy).

Dari sisi transaksi tunai, aliran uang kartal melalui Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kalimantan Selatan pada triwulan laporan mengalami net inflow sebesar Rp2,66 triliun, lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang mengalami net inflow sebesar Rp0,15 triliun. Peningkatan net inflow pada triwulan II 2025 dibandingkan triwulan sebelumnya didorong oleh menurunnya kebutuhan uang kartal masyarakat pasca momen HBKN Idul Fitri. Selain itu, normalisasi aktivitas korporasi juga turut mendorong peningkatan aliran uang masuk ke Kalimantan Selatan.

Perkembangan elektronifikasi dan digitalisasi terus mengalami peningkatan, tercermin dari peningkatan jumlah merchant yang telah memiliki QRIS di Kalimantan Selatan yang tumbuh sebesar 24,64% (yoy) atau mencapai 461,41 ribu merchant. Selain itu, Kalimantan Selatan mampu mempertahankan pencapaian skor Indeks Elektronifikasi Transaksi Pemerintah Daerah (IETPD) pada Semester II 2024  dengan status 100% digital.

KETENAGAKERJAAN DAN KESEJAHTERAAN

Kondisi ketenagakerjaan Provinsi Kalimantan Selatan pada semester I 2025 menunjukkan peningkatan dibandingkan dengan semester I 2024. Hal tersebut terkonfirmasi dari perbaikan jumlah Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK). Di sisi lain, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) mengalami peningkatan dampak belum optimalnya serapan tenaga kerja di Provinsi Kalimantan Selatan. Berdasarkan Lapangan Usaha (LU), penyerapan lapangan pekerjaan di Provinsi Kalimantan Selatan pada semester I 2025 (Februari 2025) didominasi oleh LU Pertanian dengan pangsa sebesar 31,42%, relatif tidak berubah dibandingkan triwulan I 2025 dan tahun sebelumnya.

Optimisme daya beli masyarakat dalam 6 (enam) bulan ke depan menunjukkan peningkatan sejalan dengan hasil Survei Konsumen Bank Indonesia. Di sisi lain, Nilai Tukar Petani (NTP) Kalimantan Selatan pada triwulan II 2025 tercatat sebesar 113,96 lebih rendah dibanding triwulan I 2025 yang sebesar 120,69. Pada tahun 2024, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Kalimantan Selatan tercatat sebesar 75,19, meningkat dari tahun 2023 sebesar 74,66. Peningkatan IPM Kalimantan Selatan bersumber dari peningkatan seluruh dimensi umur panjang dan hidup sehat yakni Umur Harapan Hidup saat Lahir (UHH), serta pengetahuan seperti Harapan Lama Sekolah (HLS) dan Rata-rata Lama Sekolah (RLS) serta standar hidup layak (pengeluaran per kapita).

PROSPEK PEREKONOMIAN KALIMANTAN SELATAN

Perekonomian Provinsi Kalimantan Selatan tahun 2025 diprakirakan tetap solid mendekati batas atas proyeksi pada kisaran 4,6% – 5,4% (yoy). Perekonomian Provinsi Kalimantan Selatan 2025 yang diprakirakan tumbuh positif dibandingkan dengan tahun sebelumnya ditopang oleh kinerja LU Industri Pengolahan yang diprakirakan tumbuh tinggi seiring akselerasi aktivitas perekonomian pada KI/KEK. Dari sisi penawaran, pertumbuhan ekonomi ditopang kinerja positif LU Pertanian, LU Industri Pengolahan, dan LU Perdagangan, meski tertahan oleh kinerja LU Pertambangan dan Konstruksi. Produksi padi dan tandan buah segar (TBS) diperkirakan meningkat, sejalan dengan penambahan luas lahan panen didukung program Optimalisasi Lahan (Oplah) dan kondisi cuaca yang lebih kondusif, serta kebijakan implementasi B40. LU Perdagangan diprakirakan meningkat disebabkan oleh daya beli masyarakat yang tetap terjaga sejalan dengan prakiraan peningkatan LU Pertanian dan Industri Pengolahan. Sementara itu, LU Pertambangan dan LU Konstruksi yang diprakirakan menurun terpengaruh perlambatan ekonomi Tiongkok serta kebijakan realokasi anggaran pemerintah.

Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan ekonomi ditopang kuatnya Konsumsi Rumah tangga dan kinerja investasi. Konsumsi Rumah tangga diprakirakan masih tumbuh kuat ditopang daya beli masyarakat yang tumbuh stabil, sejalan dengan NTP yang tetap kuat serta kenaikan UMP dan gaji ASN yang lebih tinggi di tahun 2025. Lebih lanjut, pertumbuhan juga ditopang oleh rencana bantuan subsidi upah serta beberapa program penebalan bantuan sosial. Kinerja investasi diprakirakan tumbuh meningkat utamanya didorong oleh masifnya investasi proyek swasta pada Kawasan Industri dan Kawasan Ekonomi Khusus, meski tertahan oleh proyek pemerintah sejalan dengan kebijakan efisiensi anggaran pemerintah. Sementara, Konsumsi Pemerintah diprakirakan tumbuh melambat sejalan dengan berakhirnya momen Pilpres dan Pilkada pada tahun 2024. Lebih lanjut, kinerja ekspor Kalimantan Selatan 2025 diprakirakan melambat seiring proyeksi perlambatan ekonomi global. Konsumsi Rumah tangga diprakirakan masih tumbuh ditopang daya beli masyarakat yang kuat, sejalan dengan NTP yang tetap kuat serta kenaikan UMP dan gaji ASN yang lebih tinggi di tahun 2025. Lebih lanjut, pertumbuhan juga ditopang oleh rencana bantuan subsidi upah serta beberapa program penebalan bantuan sosial.

Secara keseluruhan 2025, inflasi Provinsi Kalimantan Selatan diprakirakan lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2024 namun masih berada dalam rentang sasaran 2,5%±1% (yoy). Prakiraan tekanan inflasi yang lebih tinggi bersumber dari peningkatan tekanan pada seluruh kelompok pengeluaran, terutama dari Kelompok makanan, minuman, dan tembakau yang diprakirakan meningkat salah satunya didorong oleh kebijakan kenaikan Harga Jual Eceran (HJE) komoditas rokok yang sudah mulai diterapkan pada awal tahun 2025. Lebih lanjut, komoditas kopi bubuk juga mengalami inflasi seiring kenaikan harga global. Kemudian, kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya diprakirakan meningkat didorong oleh prakiraan masih tingginya harga emas global ditengah ketidakpastian global yang masih berlanjut. Selanjutnya, kelompok penyediaan makanan dan minuman diprakirakan meningkat seiring dengan kenaikan harga komoditas nasi dengan lauk sejalan dengan peningkatan harga pada komoditas pangan strategis.


Lampiran
Kontak
​Contact Center BICARA: (62 21) 131
e-mail : bicara@bi.go.id
Jam operasional Senin s.d. Jumat Pkl. 08.00 s.d 16.00 WIB
Informasi Kantor Perwakilan BI ​Provinsi Kalimantan Selatan
Halaman ini terakhir diperbarui 9/8/2025 10:34 PM
Apakah halaman ini bermanfaat?
Terima Kasih! Apakah Anda ingin memberikan rincian lebih detail?

Baca Juga