Laporan Perekonomian Provinsi

BI Icon

​Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Selatan

6/9/2023 10:00 AM
Hits: 7131

Laporan Perekonomian Provinsi Kalimantan Selatan Mei 2023

Kalimantan Selatan
Triwulan

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO KALIMANTAN SELATAN

Pada triwulan I 2023, perekonomian Provinsi Kalimantan Selatan kembali tumbuh positif 5,12% (yoy), meski lebih rendah dibandingkan triwulan IV 2023 yang tumbuh sebesar 5,32% (yoy). Dari sisi penawaran, perlambatan pertumbuhan ekonomi terutama bersumber dari lapangan usaha (LU) Industri Pengolahan dan LU Konstruksi yang termoderasi sejalan dengan pola musiman di awal tahun. Dari sisi pengeluaran, perlambatan pertumbuhan ekonomi terutama bersumber dari investasi yang melambat seiring dengan realisasi belanja modal pemerintah yang lebih rendah untuk proyek yang masih dalam proses tender dan lelang.


KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH

Secara agregat, nominal realisasi pendapatan daerah Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota di Kalimantan Selatan pada triwulan I 2023 meningkat dibandingkan dengan realisasi triwulan I 2022, meskipun secara persentase terhadap pagu mengalami penurunan. Peningkatan terjadi pada Pendapatan Transfer, sementara Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan Lain-Lain Pendapatan yang Sah mengalami penurunan. Peningkatan realisasi pendapatan terutama terjadi pada level Kabupaten/Kota, sedangkan realisasi di level Provinsi sedikit tertahan akibat penurunan Pendapatan Asli Daerah (PAD).

Di sisi lain, realisasi Belanja Daerah Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota di Kalimantan Selatan pada triwulan I 2023 sebesar Rp4,83 triliun, meningkat dibandingkan dengan realisasi pada triwulan I 2022 sebesar Rp4,65 triliun. Realisasi belanja tercatat lebih baik di level Provinsi namun melambat pada level Kabupaten/Kota. Peningkatan yang terjadi pada realisasi belanja daerah sejalan dengan penyerapan belanja operasional, belanja modal, dan belanja tak terduga yang lebih tinggi dibandingkan dengan realisasi pada triwulan yang sama tahun sebelumnya.


PERKEMBANGAN INFLASI

Secara tahunan, inflasi gabungan kota IHK di Provinsi Kalimantan Selatan pada triwulan I 2023 tercatat sebesar 6,56% (yoy), lebih rendah dibandingkan triwulan IV 2022  sebesar 6,99% (yoy). Inflasi tersebut lebih tinggi dibandingkan inflasi nasional sebesar 4,97% (yoy) maupun rata-rata inflasi gabungan kota di Provinsi Kalimantan Selatan selama tiga tahun terakhir sebesar 2,83% (yoy). Adapun inflasi gabungan kota di Provinsi Kalimantan Selatan merupakan yang tertinggi dibandingkan dengan provinsi lain di wilayah Kalimantan.

Berdasarkan kelompok komoditas pengeluaran di Kalimantan Selatan, terjadinya inflasi pada triwulan I 2023 terutama didorong oleh kelompok makanan, minuman dan tembakau, kelompok transportasi, dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya. Adapun menurut komponen pengeluaran, kelompok informasi komunikasi dan jasa keuangan menjadi satu-satunya kelompok yang mengalami deflasi dengan andil sebesar -0,01%. Inflasi pada triwulan I 2023 terutama bersumber dari komoditas beras, bensin, angkutan udara, rokok kretek filter, tarif air minum PAM, telur ayam ras, mobil, mie keriting instant, bimbingan belajar dan sewa rumah.

Secara tahunan, inflasi triwulan II 2023 diprakirakan diprakirakan lebih rendah dibandingkan triwulan I 2023.  Normalisasi tekanan harga angkutan udara akibat kenaikan tarif yang sudah mencapai batas atas pada periode bulan Ramadan (Maret 2023). Sementara itu, penurunan indeks harga energi global diprakirakan akan terus berlanjut walaupun masih pada level yang tinggi, sehingga berdampak pada tarif angkutan udara dan bahan bakar rumah tangga yang berangsur menurun. Melandainya tekanan harga barang tersier komplementer seperti TV berwarna dan laptop juga diprakirakan masih berlanjut akibat menurunnya permintaan masyarakat di tengah peningkatan harga barang pokok.


PEMBIAYAAN DAERAH, SERTA PENGEMBANGAN AKSES KEUANGAN & USAHA MIKRO KECIL MENENGAH (UMKM)

Pertumbuhan perekonomian Kalimantan Selatan pada triwulan I 2023 yang positif turut mendorong peningkatan fungsi intermediasi perbankan. Kredit perbankan tumbuh 25.43% (yoy), meningkat dibandingkan dengan triwulan IV 2022 yang tumbuh 24,62% (yoy) diikuti dengan kualitas kredit yang juga meningkat. Peningkatan kinerja penyaluran kredit terutama bersumber dari peningkatan pertumbuhan kredit di LU utama seperti LU Pertambangan dan LU Industri Pengolahan. Berdasarkan penggunaan, peningkatan penyaluran kredit  terutama didorong oleh kredit investasi

non performing loan (NPL) sebesar 1,70% dan terjaga di bawah ambang batas (threshold) 5%.  Kredit korporasi tetap tumbuh positif sebesar 40,96% (yoy), meningkat dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 36,78% (yoy). Peningkatan terutama bersumber dari kredit LU Pertambangan dan LU Industri Pengolahan. Kualitas kredit  korporasi tetap baik, tercermin dari rasio non performing loan (NPL) sebesar 1,27%.

non performing loan (NPL) sebesar 3,69%. Bank Indonesia terus mendukung pengembangan UMKM baik dari sisi peningkatan produksi, pemasaran, dan akses keuangan, melalui penyelenggaraan berbagai program UMKM bekerja sama dengan stakeholders terkait.​


PENYELENGGARAAN SISTEM PEMBAYARAN DAN PENGELOLAAN UANG RUPIAH

Secara umum, perkembangan indikator sistem pembayaran di Kalimantan Selatan pada triwulan I 2023 membaik, baik pada transaksi tunai maupun non tunai. Pada transaksi non tunai, peningkatan tercermin dari transaksi melalui RTGS. Nominal transaksi RTGS pada triwulan I 2023 mencapai Rp30,34 triliun atau tumbuh 9,51% (yoy), meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya (-17,99%; yoy). Selain itu, transaksi belanja menggunakan kartu kredit pada triwulan laporan tumbuh 8,32% (yoy), meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 2,05% (yoy).

Sementara itu, peningkatan transaksi non tunai tertahan oleh transaksi SKNBI yang mencapai Rp4,89 triliun atau terkontraksi sebesar 27,19% (yoy), menurun dibandingkan triwulan sebelumnya yang terkontraksi sebesar 25,91% (yoy). Selain itu, transaksi pembayaran menggunakan ATM debit terkontraksi sebesar 13% (yoy), berbeda dengan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 4,77% (yoy).

Dari sisi transaksi tunai, aliran uang kartal melalui Bank Indonesia di Kalimantan Selatan pada triwulan I 2023 mengalami net intflow sebesar Rp2,60 triliun, berbeda arah dari triwulan lalu yang mengalami net outflow sebesar Rp0,80 triliun. Hal tersebut sejalan dengan penurunan kebutuhan uang tunai pascaperiode HBKN Natal dan tahun baru.

Lebih lanjut, perkembangan elektronifikasi dan digitalisasi meningkat, tercermin dari peningkatan merchant yang telah memiliki QRIS di Kalimantan Selatan yang tumbuh sebesar 6,39% (qtq) atau mencapai 260,35 ribu merchant.


KETENAGAKERJAAN DAN KESEJAHTERAAN

Pada triwulan I 2023, kondisi ketenagakerjaan di Provinsi Kalimantan Selatan mengalami perbaikan dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya, dengan indikator Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) yang menurun dan jumlah penduduk usia kerja pada Semester I (Februari 2023) yang naik dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu. Berdasarkan Lapangan Usaha (LU), sisi penyerapan lapangan pekerjaan di Provinsi Kalimantan Selatan pada semester I 2023 (Februari 2023) didominasi oleh LU Pertanian dengan pangsa sebesar 30,13%. Pada triwulan I 2023, Nilai Tukar Petani (NTP) Kalimantan Selatan tercatat sebesar 109,08; menurun dibandingkan dengan triwulan I 2022 sebesar 113,21. Penurunan tersebut terjadi akibat peningkatan indeks harga yang dibayar petani lebih tinggi dibandingkan dengan peningkatan indeks harga yang diterima petani. Sementara itu, pada tahun 2022, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Kalimantan Selatan tercatat sebesar 71,84 meningkat dari tahun 2021 sebesar 71,28. Peningkatan IPM Kalimantan Selatan bersumber dari peningkatan seluruh dimensi umur panjang dan hidup sehat (UHH) serta pengetahuan (HLS dan RLS) dan standar hidup layak (pengeluaran per kapita).


PROSPEK PEREKONOMIAN KALIMANTAN SELATAN

Perekonomian Provinsi Kalimantan Selatan pada 2023 diprakirakan melambat, lebih rendah dibandingkan 2022 sejalan dengan perlambatan perekonomian global yang berdampak terhadap permintaan domestik dan eksternal. Di sisi penawaran, perlambatan pertumbuhan ekonomi terutama didorong oleh penurunan kinerja LU Pertambangan dan LU PHR. Hal tersebut sejalan dengan peningkatan pertumbuhan produksi batubara yang diprakirakan lebih rendah seiring dengan melambatnya perekonomian negara mitra dagang utama. Di sisi permintaan, perlambatan ekonomi didorong oleh kinerja konsumsi RT, ekspor, dan impor yang lebih rendah. Hal tersebut sejalan dengan motif berjaga-jaga masyarakat di tengah potensi resesi perekonomian global. Sementara itu, penyerapan domestik yang meningkat untuk batubara dan CPO juga menahan kinerja ekspor. Selain itu, impor juga melambat seiring dengan menurunnya kinerja LU Pertambangan yang terutama berdampak pada impor barang modal seperti alat berat dan kapal.

Prospek inflasi gabungan kota IHK di Provinsi Kalimantan Selatan secara keseluruhan 2023 diperkirakan lebih rendah dibandingkan dengan tahun 2022 dan kembali berada dalam rentang sasaran 3%±1% (yoy). Kondisi tersebut dipengaruhi oleh permintaan domestik yang terkendali, menurunnya tekanan harga migas dunia, tekanan imported inflation yang menurun, pasokan yang memadai dalam merespons kenaikan permintaan barang dan jasa, perluasan KAD untuk mendukung ketersediaan pasokan, penguatan sinergi dan koordinasi kebijakan yang erat melalui TPID terutama dalam mengantisipasi risiko El-Nino, dan semakin masifnya implementasi Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) pada tahun 2023.​












Lampiran




Kontak
Contact Center BICARA: (62 21) 131, e-mail : bicara@bi.go.id
Jam operasional Senin s.d. Jumat Pkl. 08.00 s.d 16.00 WIB
Informasi Kantor Perwakilan BI ​Provinsi Kalimantan Selatan
Halaman ini terakhir diperbarui 6/9/2023 9:21 PM
Apakah halaman ini bermanfaat?
Terima Kasih! Apakah Anda ingin memberikan rincian lebih detail?

Baca Juga