EKONOMI MAKRO REGIONAL
Pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi pada triwulan II 2021 mengalami pertumbuhan sebesar 5,39% (yoy), membaik dibandingkan triwulan sebelumnya yang terkontraksi 0,33% (yoy). Pertumbuhan didukung oleh hampir seluruh kategori lapangan usaha. Pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Transportasi dan Pergudangan sebesar 18,65%, diikuti Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum sebesar 15,24%. Penerbangan maupun transportasi darat, serta hunian hotel dan penyediaan makan minum mulai bisa beroperasi mengikuti tatanan new normal. Selanjutnya, lapangan usaha Jasa Keuangan dan Asuransi tumbuh sebesar 12,31%. Hanya satu lapangan usaha yang mengalami kontraksi pertumbuhan, yaitu Pertambangan dan Penggalian sebesar -0,70%.
Lebih lanjut, lapangan usaha Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan menjadi sumber pertumbuhan tertinggi sebesar 1,60%, diikuti Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor sebesar 0,85%, dan Konstruksi sebesar 0,67%. Terdapat perubahan struktur PDRB Provinsi Jambi menurut Lapangan Usaha ADHB triwulan II 2021. Urutan lima besar sektor yang mendominasi PDRB Provinsi Jambi mengalami perubahan. Posisi pertama masih ditempati sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan yang menguasai perekonomian Jambi sebesar 32,24%. Selanjutnya perekonomian Provinsi Jambi didominasi lapangan usaha Perdagangan Besar-Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor (12,65%), Pertambangan dan Penggalian (12,52%), diikuti Industri Pengolahan (10,80%), serta Konstruksi (7,43%). Sektor Pertambangan dan Penggalian turun pada urutan ketiga pada triwulan ini. Hal ini disebabkan volume produksi pertambangan migas turun selama triwulan II 2021.
Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan ekonomi triwulan II 2021 meningkat terhadap triwulan II 2020 (yoy) terjadi pada semua komponen. Pertumbuhan tertinggi dialami oleh Komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) sebesar 10,33% (yoy). Diikuti Komponen Ekspor sebesar 9,53% (yoy) dan Pengeluaran Konsumsi Pemerintah (PK-P) sebesar 7,70% (yoy). Bila dilihat dari sumber pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi triwulan II 2021 (yoy) pada sisi pengeluaran, komponen Ekspor merupakan komponen dengan sumber pertumbuhan tertinggi, yakni sebesar 5,87%(yoy). Berikutnya adalah komponen Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga (PK-RT) sebesar 2,77% (yoy) dan komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto sebesar 2,12% (yoy). Pada periode ini, komponen Impor mengoreksi pertumbuhan sebesar 7,74% (yoy).
Selanjutnya, pertumbuhan triwulan III 2021 diprakirakan akan tumbuh melambat dibandingkan triwulan sebelumnya seiring dengan pemberlakuan PPKM akibat lonjakan kasus COVID-19. Namun demikian, pelaksanaan vaksinasi dinilai akan menekan risiko penyebaran COVID-19 sehingga mendorong peningkatan aktivitas ekonomi dan mobilitas. Secara sektoral, peningkatan akan bersumber dari perbaikan kinerja LU pertanian, LU pertambangan dan LU perdagangan. Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan ekonomi akan didorong oleh perbaikan kinerja ekspor dan konsumsi rumah tangga. Pertumbuhan investasi juga diprakirakan membaik seiring pandangan optimis pelaku usaha memasuki periode new normal.
KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH
Realisasi pendapatan Pemerintah Provinsi Jambi sampai dengan triwulan II 2021 terealisasi sebesar Rp1,30 triliun atau 30,22% dari target APBD 2021. Realisasi tersebut terkontraksi 31,29% (yoy) dibandingkan pendapatan triwulan II 2020 sebesar Rp1,89 triliun (45,72% dari target APBD 2020).
Sementara, belanja daerah dari sisi nominal dan persentase tercatat lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun 2020. Hingga triwulan II 2021, belanja pemerintah Provinsi Jambi mencapai Rp1,05 triliun atau terealisasi sebesar 23,18% dari target APBD 2021. Realisasi anggaran tersebut lebih rendah dibandingkan realisasi triwulan II 2020 sebesar Rp1,50 triliun dengan serapan 32,89% terhadap pagu tahun 2020.
PERKEMBANGAN INFLASI DAERAH
Laju inflasi triwulan II 2021 tercatat 2,43% (yoy), menurun dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 2,65% (yoy) namun lebih tinggi dibandingkan inflasi nasional 1,33% (yoy). Perkembangan IHK Provinsi Jambi merupakan komposit dari inflasi Kota Jambi sebesar 2,58% (yoy) dan Kab. Bungo sebesar 1,27% (yoy).
Tekanan inflasi Kota Jambi terutama dipengaruhi oleh peningkatan inflasi kelompok makanan, minuman dan tembakau dan kelompok Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya. Pada triwulan II 2021, kelompok ini mengalami inflasi 5,76% (yoy) didorong oleh inflasi sub kelompok makanan sebesar 6,15% (yoy). Lebih lanjut, inflasi didorong oleh kelompok rokok dan tembakau juga mengalami inflasi sebesar 4,73% (yoy). Meningkatnya harga rokok dan tembakau diakibatkan kenaikan tarif cukai tembakau yang ditetapkan oleh pemerintah sebesar 12,5%.
Sementara, inflasi Kab. Bungo pada triwulan II 2021 terutama disumbangkan oleh perawatan pribadi dan jasa lainnya yang mengalami inflasi sebesar 6,78% (yoy) dengan sumbangan 0,43%. Inflasi kelompok ini disebabkan kenaikan sub kelompok perawatan pribadi lainnya dan perawatan pribadi dengan inflasi masing-masing sebesar 11,53% (yoy) dan 3,14% (yoy). Inflasi pada sub kelompok perawatan pribadi lainnya ditopang oleh inflasi emas perhiasan (14,95% yoy) dan jam tangan (7,11% yoy). Kenaikan harga pada komoditas emas domestik sejalan dengan kenaikan harga emas global.
Selanjutnya, inflasi Provinsi Jambi pada triwulan III 2021 diprakirakan tumbuh melambat dibanding triwulan sebelumnya. pertumbuhan inflasi terutama dipengaruhi oleh tingginya permintaan barang dan jasa seiring membaiknya kondisi perekonomian nasional dan global dan meningkatnya keyakinan masyarakat seiring sentimen positif terhadap program vaksinasi COVID-19. Inflasi keseluruhan tahun 2021 diperkirakan lebih tinggi dibandingkan tahun 2020. Kondisi ini utamanya disebabkan oleh meningkatnya tekanan inflasi kelompok makanan, minuman, dan tembakau. Inflasi bahan pangan terutama meningkat tajam pada triwulan IV 2021 akibat potensi cuaca yang kurang kondusif dan pemangkasan produksi oleh produsen untuk menghindari kerugian, namun disisi lain permintaan meningkat karena momentum HBKN dan Tahun Baru 2022.
STABILITAS KEUANGAN DAERAH, PENGEMBANGAN AKSES KEUANGAN DAN UMKM
Kredit korporasi di Provinsi Jambi pada triwulan II 2021 tercatat sebesar Rp14,32 triliun atau terkontraksi dibandingkan triwulan sebelumnya 1,91% (yoy). Penurunan kredit korporasi disebabkan pandemi COVID-19 yang berdampak pada penurunan permintaan agregat sehingga menekan kegiatan usaha. Sektor ekonomi yang menyumbangkan penurunan kredit adalah sektor pertanian yang tercatat terkontraksi sebesar 10,51% (yoy) pada triwulan berjalan. Dari sisi risiko kredit, kredit korporasi menunjukan peningkatan NPL kredit korporasi yang tercatat 5,60% (gross) lebih tinggi dari triwulan sebelumnya sebesar 5,44% (gross). Adapun terdapat sektor yang menunjukan perbaikan Rasio NPL yaitu sektor perdagangan dan pertambangan yang tercatat 9,73% (gross) dan 8,32% (gross) pada triwulan laporan. Dari sisi penghimpunan dana, Pertumbuhan DPK perseorangan Jambi pada triwulan II 2021 mencapai 13,06% (yoy) atau melambat dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 10,19% (yoy).
PENYELENGGARAAN SISTEM PEMBAYARAN DAN PENGELOLAAN UANG RUPIAH
Perkembangan pembayaran tunai di Provinsi Jambi pada triwulan II 2021 menunjukan net outflow sebesar Rp1,51 triliun setelah triwulan sebelumnya mengalami net inflow sebesar Rp1,06 triliun. Net outflow didorong terutama oleh kebutuhan uang tunai selama periode bulan Ramadan dan libur Lebaran sesuai dengan pola siklikalnya. Sementara di sisi pembayaran non tunai, nilai dan volume kliring di Provinsi Jambi pada triwulan II 2021 terkontraksi masing-masing sebesar 8,85% (yoy) dan 19,90% (yoy). Secara triwulanan, nilai dan volume kliring pada triwulan I 2021 mengalami perubahan dibanding triwulan sebelumnya masing-masing sebesar 1,68% (qtq) dan -12,05% (qtq).
Selain penyelenggaraan sistem pembayaran tunai dan nontunai, KPwBI Provinsi Jambi juga melaksanakan edukasi Gerakan Nasional Nontunai (GNNT) secara berkala baik kepada pelajar/mahasiswa, Keluarga Penerima Manfaat (KPM) selaku penerima Program Keluarga Harapan (PKH) dan Program Sembako, serta berkoordinasi bersama dengan perbankan, insititusi lainnya dan Pemda dalam rangka pembentukan Tim Percepatan dan Perluasan Implementasi Daerah (TP2DD) dan memfasilitasi pelaksanaan elektronifikasi transaksi keuangan Pemda sebagai upaya mendorong masyarakat untuk melakukan transaksi nontunai yang mudah, aman, praktis, nyaman, dan efisien.
KETENAGAKERJAAN DAN KESEJAHTERAAN
Tingkat Pengangguran Terbuka naik dari 4,26% (yoy) pada Februari 2020 menjadi 4,76% (yoy) di Februari 2021. Hal ini sejalan dengan peningkatan jumlah pengangguran yang lebih tinggi dibandingkan peningkatan jumlah penduduk bekerja. Namun demikian, Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja tercatat meningkat menjadi 67,30% (yoy) dibandingkan Februari 2020 sebesar 67,28% (yoy).
Sementara, indeks Nilai Tukar Petani menunjukkan peningkatan pada triwulan II 2021 menjadi 123,49 dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 122,17. Perbaikan NTP disebabkan peningkatan indeks yang diterima petani lebih tinggi dibandingkan peningkatan indeks yang dibayar petani. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) pada triwulan II 2021 rata-rata 132,21, lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat 105,60.
Selain itu, jumlah penduduk miskin Provinsi Jambi pada Maret 2021 tercatat sebanyak 293,86 ribu orang atau meningkat 16,06 ribu orang dibandingkan Maret 2020 sebesar 277,80 ribu orang. Peningkatan angka penduduk miskin tersebut terutama disebabkan dampak pandemi COVID-19. Angka kemiskinan Provinsi Jambi pada Maret 2021 juga meningkat dibandingkan September 2020, dimana terjadi peningkatan baik dari sisi persentase maupun jumlah penduduk. Sementara itu, Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) juga menunjukkan pemburukan pada Maret 2021.
PROSPEK PEREKONOMIAN DAERAH
Pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi 2021 diperkirakan kembali tumbuh positif setelah terkontraksi cukup dalam pada 2020 sebagai dampak pandemi COVID-19. Perekonomian Provinsi Jambi diproyeksikan akan tumbuh pada rentang 2,71% - 3,51% (yoy) yang didukung oleh pemulihan permintaan domestik dan global, serta perbaikan kinerja sektor ekonomi utama yang terus berjalan secara gradual. Vakinasi yang menjadi game changer dalam pemulihan ekonomi mendorong peningkatan level of confidence masyarakat dan pelaku usaha. Berbagai stimulus kebijakan fiskal dan moneter pun terus berlanjut untuk mendukung proses pemulihan ekonomi.
Secara sektoral, peningkatan ekonomi daerah terutama akan bersumber dari perbaikan LU pertanian dan LU pertambangan. Kinerja LU pertanian didorong oleh membaiknya produktivitas tanaman perkebunan disertai peningkatan harga komoditas. Sementara, kinerja LU pertambangan akan didorong oleh meningkatnya produksi sejalan dengan membaiknya harga komoditas energi primer paska mulainya aktivitas ekonomi negara mitra dagang utama.
Dari sisi pengeluaran, perbaikan kinerja LU pertanian dan LU pertambangan akan menopang akselerasi ekspor dan konsumsi rumah tangga. Investasi juga diprakirakan meningkat terutama didorong optimisme pelaku usaha ditengah perbaikan kondisi ekonomi secara umum. Selain itu, rencana investasi yang tertunda pada tahun 2020 akibat COVID-19 akan direalisasikan pada tahun 2021.
Selanjutnya, tekanan inflasi Provinsi Jambi pada 2021 diprakirakan relatif stabil. Tekanan inflasi tahun 2021 terutama dipengaruhi oleh meredanya wabah COVID-19 yang berdampak terhadap normalisasi pola konsumsi masyarakat secara keseluruhan. Tekanan inflasi tahun 2021 terutama akan bersumber dari kenaikan harga kelompok makanan, minuman, dan tembakau. Terdapat beberapa risiko yang dapat menyebabkan tekanan inflasi lebih tinggi dari perkiraan. Kenaikan beberapa komoditas global serta harga komoditas energi primer dapat memengaruhi harga komoditas domestik serta pergeseran pola tanam serta periode HBKN yang berbeda dibandingkan tahun sebelumnya juga dapat menyebabkan inflasi bahan makanan karena adanya gap permintaan dan supply.