PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAERAH
Pertumbuhan ekonomi Provinsi Bengkulu mencatatkan pertumbuhan yang akseleratif pada triwulan IV 2023 jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Dari sisi pengeluaran, Konsumsi Rumah Tangga dan ekspor merupakan komponen yang memberikan andil pertumbuhan tertinggi bagi pertumbuhan ekonomi Provinsi Bengkulu. Namun demikian, penurunan Konsumsi Pemerintah dan Pembantukan Modal Tetap Bruto (PMTB) berdampak pada perlambatan pada pertumbuhan ekonomi. Dari sisi lapangan usaha, Lapangan Usaha (LU) Industri Pengolahan, LU Pertambangan dan Penggalian, serta LU Transportasi dan Pergudangan memberikan andil pertumbuhan tertinggi. Sementara itu, LU Pertanian LU Perdagangan Besar dan Eceran serta Reparasi Mobil yang terkontraksi menahan pertumbuhan ekonomi lebih tinggi.
KEUANGAN PEMERINTAH
Realisasi pendapatan APBD menunjukkan sedikit penurunan, khususnya pada Pendapatan Asli Daerah (PAD). Realisasi pendapatan Provinsi Bengkulu tahun 2023 tercatat sebesar Rp11.827,77 miliar atau sebesar 95,95% dari pagu. Realisasi tersebut tercatat terkontraksi sebesar 2,17% (yoy). Penurunan tersebut utamanya didorong oleh turunnya kinerja pemerintah dalam memperoleh PAD pada periode berjalan. Penurunan lebih dalam dapat tertahan oleh kinerja Pendapatan Perimbangan/Transfer yang tumbuh pada periode berjalan.
Realisasi belanja APBD Provinsi Bengkulu tahun 2023 sedikit mengalami penurunan jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Realisasi belanja Provinsi Bengkulu pada Tahun 2023 sebesar Rp11.778,40 atau 92,77% dari pagu. Realisasi di tahun 2023 terkontraksi 3,25% (yoy). Kontraksi tersebut didorong realisasi belanja modal dan belanja operasi yang tercatat kontraksi masing-masing sebesar 9,17% (yoy) dan 7,58% (yoy).
Realisasi belanja APBN Provinsi Bengkulu Tahun 2023 sebesar Rp15.728,76 miliar atau sebesar 98,34% dari pagu. Kinerja belanja APBN di Provinsi Bengkulu tumbuh 11,94% (yoy) yang ditopang oleh Transfer Ke Daerah dan Dana Desa (TKDD) dengan pangsa 67,03% dan tumbuh 6,68% (yoy). Pertumbuhan belanja APBN juga didorong oleh belanja Pemerintah Pusat dengan pangsa 32,97% dan tercatat meningkat 24,43% (yoy).
PERKEMBANGAN INFLASI DAERAH
Inflasi Provinsi Bengkulu pada triwulan IV 2023 meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya. Kenaikan tekanan inflasi triwulan ini disebabkan oleh meningkatnya konsumsi dan mobilitas masyarakat pada momen HBKN Natal dan tahun baru. Lebih lanjut, fenomena El Nino yang berlangsung mulai bulan Agustus 2023 juga berdampak pada penurunan produktivitas tanaman pangan hortikultura yang pada akhirnya turut mendorong peningkatan tekanan inflasi.
Tekanan inflasi pada triwulan IV 2023 meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya. Tekanan inflasi pada triwulan ini utamanya didorong oleh kelompok makanan, minuman, dan tembakau dan transportasi. Untuk kelompok makanan, minuman, dan tembakau, peningkatan tekanan inflasi disumbangkan oleh komoditas rokok kretek filter, cabai merah, minyak goreng, dan daging ayam ras. Sementara pada kelompok transportasi, peningkatan disumbangkan oleh komoditas angkutan udara, mobil, pemeliharaan/service, dan sepeda motor.
Pada triwulan I 2024, tekanan inflasi Provinsi Bengkulu diprakirakan menurun dibandingkan dengan triwulan IV 2023. Dorongan tekanan inflasi diprakirakan akibat adanya kondisi ketidakpastian global yang mendorong peningkatan tekanan inflasi pada komoditas pangan dan energi dunia, meningkatnya harga emas di tengah ketidakpastian kondisi global, dan peningkatan konsumsi dan mobilitas masyarakat pada momen bulan Ramadhan.
PEMBIAYAAN DAERAH, PENGEMBANGAN AKSES KEUANGAN DAN UMKM
Kondisi stabilitas sistem keuangan Provinsi Bengkulu pada periode triwulan IV 2023 masih menunjukkan kinerja yang baik dari sisi rumah tangga, pelaku usaha, dan perbankan. Pertumbuhan aset perbankan mengalami peningkatan pada periode laporan sejalan dengan penguatan pertumbuhan ekonomi Provinsi Bengkulu. Kondisi yang sama juga terjadi pada kinerja penyaluran kredit dan DPK secara bersamaan pada triwulan laporan. Kinerja perbankan syariah cenderung meningkat sejalan dengan peningkatan pertumbuhan pembiayaan secara umum disebabkan meningkatnya pembiayaan untuk modal kerja, konsumsi, dan investasi. Pangsa penyaluran kredit Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) tercatat meningkat dengan tingkat risiko yang masih terjaga. Dengan kondisi ini, stabilitas sistem keuangan di Provinsi Bengkulu relatif terjaga.
PENYELENGGARAAN SISTEM PEMBAYARAN DAN PENGELOLAAN UANG RUPIAH
Pada triwulan IV 2023 aktivitas transaksi tunai cenderung mengalami outflow di Provinsi Bengkulu. Transaksi non tunai SKNBI mengalami kontraksi, sedangkan APMK Debit dan Kredit, uang elektronik, dan QRIS menunjukkan tren peningkatan dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya.
Terjadi peningkatan aktivitas setoran uang tunai dari perbankan terlihat dari aktivitas peredaran uang kartal di Provinsi Bengkulu yang mengalami net outflow sebesar Rp1,06 triliun. Nilai transaksi melalui Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI) di Provinsi Bengkulu pada triwulan IV 2023 tercatat sebesar Rp149,97 miliar atau terkontraksi 22,63% dibandingkan triwulan IV tahun 2022.
Di sisi APMK, secara tahunan jumlah kartu kredit mengalami peningkatan Peningkatan yang terjadi sebesar 11,84% (yoy) diiringi kenaikan volume dan nominal transaksi, di sisi lain kartu debit mengalami peningkatan jumlah kartu sebesar 11.37% (yoy) dan mengalami penurunan volume sebesar 1,35% (yoy). Di sisi uang elektronik, nominal transaksi mengalami penurunan dan volume transaksi mengalami peningkatan.
Transaksi pembelian pada Kegiatan Usaha Penukaran Valuta Asing Bukan Bank (KUPVA BB) mengalami peningkatan pada triwulan IV 2023 sebesar 10,79% (yoy) sedangkan transaksi penjualan valas menurun sebesar 4,59% (yoy).
KETENAGAKERJAAN DAN KESEJAHTERAAN
Meneruskan tren pada periode sebelumnya, kondisi ketenagakerjaan dan kesejahteraan di Provinsi Bengkulu mengalami perbaikan. Kondisi ini tercermin dari adanya perbaikan pada kondisi Tingkat Penganggutan Terbuka (TPT), Nilai Tukar Petani (NTP) dan Persentase Kemiskinan. Perbaikan kondisi tersebut sejalan dengan tren positif pertumbuhan ekonomi Provinsi Bengkulu setelah pandemi Covid-19.
TPT Provinsi Bengkulu mengalami perbaikan kondisi dari periode yang sama di tahun sebelumnya. Angka TPT Provinsi membaik dari 3,59% pada Agustus 2022, menjadi 3.42% pada Agustus 2023.
Nilai Tukar Petani (NTP) melanjutkan tren perbaikan di periode sebelumnya. NTP Provinsi Bengkulu pada triwulan III 2023 tercatat sebesar 147,84, atau lebih rendah tinggi dari triwulan sebelumnya yang sebesar 141,05. Selanjutnya, pada Oktober 2023 NTP Provinsi Bengkulu juga kembali meningkat pada level 154,28.
Tingkat kemiskinan di Provinsi Bengkulu pada periode Maret 2023 berada pada angka 14,04%. Angka mengalami penurunan dibandingkan dengan kondisi pada Maret 2022 yang tercatat sebesar 14,62%.
PROSPEK PEREKONOMIAN DAERAH
Pada tahun 2024 pertumbuhan ekonomi Provinsi Bengkulu diprakirakan akan terakselerasi dibandingkan dengan tahun 2023. Kondisi tersebut terutama dipengaruhi oleh akselerasi pertumbuhan konsumsi pemerintah dan tercermin dari pertumbuhan lapangan usaha Pertanian, Kehutanan, Perikanan, dan lapangan usaha Perdagangan Besar dan Eceran. Namun demikian, pertumbuhan lebih lanjut tertahan oleh kinerja PMTB dan ekspor yang diprakirakan mengalami perlambatan.
Dari sisi pengeluaran, konsumsi pemerintah diprakirakan terakselerasi karena didorong oleh belanja pemerintah dalam rangka pelaksanaan pemilu tahun 2024. Selanjutnya, dari sisi konsumsi rumah tangga diprakirakan stabil namun terdapat potensi kehati-hatian masyarakat di tengah ketidakpastian global, serta perilaku wait and see pelaku usaha selama periode pemilu berlangsung. Di sisi lain, kinerja PMTB dan ekspor diperkirakan melambat sebagai dampak dari pemilu dan tren penurunan harga batu bara acuan yang diprakirakan masih berlangsung hingga pertengahan 2024. Dari sisi Lapangan Usaha (LU), akselerasi pertumbuhan ekonomi Bengkulu pada 2023 terjadi pada LU Pertanian dan Perdagangan.
Dari sisi tekanan harga, inflasi di Provinsi Bengkulu pada 2024 diprakirakan melambat dibandingkan tahun sebelumnya menuju range sasaran inflasi nasional 2,5±1%. Kondisi tersebut dipengaruhi oleh peningkatan produksi pangan di daerah nonsentra sejalan program urban farming, penurunan dampak lanjutan penyesuaian harga BBM, serta berbagai upaya Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) dan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) untuk mengendalikan inflasi, termasuk upaya dalam mengantisipasi fenomena El Nino. TPID Provinsi Bengkulu senantiasa mengupayakan beberapa langkah preventif dalam rangka menjaga laju tekanan inflasi agar tetap rendah dan stabil dengan memegang kerangka 4K (Ketersediaan Pasokan, Keterjangkauan Harga, Kelancaran Distribusi, dan Komunikasi Efektif).