PERTUMBUHAN EKONOMI TRIWULAN I 2023
Perekonomian Bali pada triwulan I 2023 tercatat masih tumbuh meskipun melandai dibandingkan triwulan sebelumnya. Ekonomi Provinsi Bali tercatat mengalami pertumbuhan sebesar 6,04% (yoy), melambat dibandingkan capaian triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 6,61% (yoy). Perlambatan ekonomi Bali dipengaruhi oleh normalisasi kunjungan wisatawan domestik pasca berlalunya periode HBKN Natal dan tahun baru 2023, libur sekolah akhir tahun, dan menurunnya kunjungan pelaku MICE event mancanegara. Sejalan dengan itu, penambahan pembangunan infrastruktur pada triwulan I 2023 relatif lebih rendah pasca pembangunan infrastruktur untuk mendukung KTT G20 yang menyerap anggaran dalam jumlah besar pada 2022. Meskipun demikian, semakin meningkatnya jumlah maskapai internasional yang membuka rute penerbangan langsung ke Bali turut menjaga pertumbuhan berbagai lapangan usaha (LU) terkait pariwisata tetap kuat. Perlambatan pertumbuhan ekonomi Bali tercermin dari perlambatan LU Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum (Akmamin), LU Transportasi dan Pergudangan, serta LU Perdagangan Besar dan Eceran. Sementara dari sisi pengeluaran, perlambatan terjadi pada Investasi dan Ekspor Luar Negeri (LN), namun justru terjadi peningkatan kinerja Konsumsi Rumah Tangga dan Konsumsi Pemerintah.
PERKEMBANGAN KEUANGAN PEMERINTAH
Perbaikan kinerja fiskal Provinsi Bali tercermin dari total realisasi belanja Pemerintah (total APBD dan APBN) yang mencapai Rp8,70 triliun atau tumbuh 39,04% (yoy) pada triwulan I 2023, lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya Rp6,26 triliun. Hal ini didorong oleh peningkatan pembiayaan program-program daerah di Provinsi Bali yang lebih banyak pada awal periode. Lebih lanjut, realisasi total pendapatan iskal di Provinsi Bali tercatat sebesar Rp9,87 triliun pada triwulan I 2023, meningkat sebesar 25,69% (yoy) dibandingkan triwulan tahun sebelumnya, dipengaruhi melajunya kinerja Pendapatan Asli Daerah (PAD) sepanjang triwulan laporan. Hal ini juga sejalan dengan upaya dan kolaborasi Pemerintah Daerah dalam mendorong optimalisasi pendapatan daerah melalui perluasan metode pembayaran pajak dan/atau retribusi, intensi ikasi pajak daerah, dan sebagainya.
PERKEMBANGAN INFLASIRealisasi inflasi gabungan dua kota di Provinsi Bali pada triwulan I 2023 tercatat sebesar 5,46% (yoy), lebih rendah dibandingkan triwulan IV 2022 sebesar 6,20% (yoy). Sebagian besar kelompok komoditas mengalami tekanan inflasi tahunan pada triwulan I 2023, dengan tekanan harga tertinggi berasal dari kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau, diikuti dengan kelompok Transportasi, serta Kelompok Perumahan, Air, Listrik, dan Bahan Bakar Rumah Tangga. Lebih lanjut, realisasi inflasi gabungan dua kota di Provinsi Bali pada triwulan I 2023 masih lebih tinggi dibandingkan realisasi inflasi Nasional yang tercatat sebesar 4,97% (yoy).
PERKEMBANGAN STABILITAS SISTEM KEUANGAN
Tingkat intermediasi perbankan provinsi Bali pada triwulan I 2023 terpantau tetap baik dibandingkan triwulan sebelumnya. Berlanjutnya pemulihan ekonomi Bali turut mendukung peningkatan kinerja penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) dan penyaluran kredit yang tetap tumbuh positif di Bali, dengan risiko kredit yang tetap terjaga. Kinerja pembiayaan UMKM dalam juga tetap kuat seiring dengan semakin pulihnya kunjungan wisatawan baik domestik maupun mancanegara yang mendorong pemulihan aktivitas dunia usaha. Perkembangan tersebut turut didukung berbagai program stimulus yang diberikan oleh pemerintah bagi pelaku usaha kategori kecil dan menengah.
PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN
Transaksi sistem pembayaran tunai di Provinsi Bali menunjukkan aliran uang kartal perbankan pada posisi inflow ke Bank Indonesia. Selanjutnya, transaksi sistem pembayaran non tunai di Provinsi Bali yakni RTGS, SKNBI, Kartu ATM/Debit, Kartu Kredit dan Uang Elektronik melanjutkan tren pertumbuhan sejalan dengan berlanjutnya pemulihan ekonomi Provinsi Bali hingga triwulan I 2023.
PERKEMBANGAN KETENAGAKERJAAN DAN KESEJAHTERAAN
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi Bali pada Februari 2023 semakin menurun, didukung oleh pembukaan kembali kegiatan usaha di tengah aktivitas pariwisata yang semakin membaik. Perbaikan TPT juga tercermin pada tren job vacancy index yang kian membaik. LU utama dengan pertumbuhan serapan tenaga kerja tertinggi adalah LU Pengadaan Air dan Pengelolaan Sampah, Transportasi dan Pergudangan, serta Akmamin, sementara LU dengan pangsa serapan tenaga kerja terbesar adalah Perdagangan, Pertanian, Industri Pengolahan, Akmamin, dan Konstruksi.
PROSPEK PEREKONOMIAN BALI TAHUN 2023
Perekonomian Bali pada tahun 2023 diprakirakan tumbuh pada kisaran 4,50% – 5,30% (yoy), berpotensi mengalami akselerasi dibandingkan tahun 2022 yang tumbuh 4,84% (yoy). Ekonomi Bali diproyeksikan tumbuh lebih tinggi sejalan dengan optimisme semakin meningkatnya kunjungan wisatawan ke Provinsi Bali. Dari sisi pengeluaran, meningkatnya Konsumsi RT dan Konsumsi Pemerintah, serta tetap terjaganya pertumbuhan Ekspor Jasa menjadi salah penggerak pertumbuhan ekonomi Bali pada tahun 2023. Sementara dari sisi lapangan usaha, LU Transportasi, LU Perdagangan, dan LU Pertanian diprakirakan mengalami akselerasi dan menjadi penggerak utama pertumbuhan ekonomi Bali pada tahun 2023.
Sejalan dengan hal di atas, tekanan inflasi Bali diproyeksikan menurun dibandingkan tahun sebelumnya dan terjaga dalam rentang sasaran inflasi nasional 3%±1% (yoy). Ke depan tetap diperlukan langkah-langkah antisipatif yang strategis serta kolaborasi antara pemerintah, lembaga, dan pelaku usaha, guna mencegah terjadinya lonjakan tekanan harga lebih lanjut sehingga kenaikan tekanan inflasi hingga akhir tahun dapat dikendalikan.