Perkembangan Ekonomi Daerah
Ekonomi Aceh pada triwulan I 2025 tumbuh 4,59% (yoy), lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya 4,15% (yoy). Meski demikian, pertumbuhan tersebut lebih rendah dibandingkan dengan angka pertumbuhan ekonomi wilayah Sumatera yang tumbuh 4,85% (yoy), maupun nasional sebesar 4,87% (yoy). Dari sisi pengeluaran, tetap kuatnya perekonomian Aceh ditopang oleh permintaan domestik maupun ekspor. Merespons sisi permintaan, kinerja sisi penawaran tumbuh meningkat terutama Lapangan Usaha (LU) Pertambangan dan Penggalian, LU Perdagangan Besar, serta LU Transportasi dan Pergudangan.
Perkembangan Keuangan Daerah
Realisasi agregat belanja dan pendapatan pemerintah daerah di Provinsi Aceh sampai dengan triwulan I 2025 menunjukkan penurunan dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun sebelumnya. Realisasi belanja pemerintah pada triwulan laporan mencapai Rp10,90 triliun (13,67%). Sementara itu, realisasi pendapatan pemerintah Provinsi Aceh pada Triwulan I 2025 sebesar Rp4,30 triliun (9,40%).
Perkembangan Inflasi Daerah
Inflasi Provinsi Aceh pada triwulan I 2025 tercatat sebesar 1,53% (yoy), lebih rendah dibandingkan capaian inflasi pada triwulan sebelumnya 2,17% (yoy). Menurunnya tekanan inflasi Provinsi Aceh pada triwulan I 2025, terutama bersumber dari kebijakan pemberian diskon tarif listrik yang ditetapkan oleh Pemerintah pada Januari dan Februari 2025. Dengan demikian, capaian inflasi Aceh masih sesuai dengan sasaran target nasional sebesar 2,5±1%.
Stabilitas Keuangan Daerah dan Pengembangan Akses Keuangan UMKM
Stabilitas Sistem Keuangan Provinsi Aceh pada triwulan I 2025 tetap terjaga, hal ini tercermin dari rendahnya Non Performing Financing (NPF). Sementara itu, kinerja pembiayaan tercatat tumbuh 12,49% (yoy). Lebih lanjut, Dana Pihak Ketiga (DPK) juga meningkat sebesar 4,67% (yoy). Di sisi lain, rasio pembiayaan untuk UMKM tercatat sebesar 27,94%.
Penyelenggaraan Sistem Pembayaran dan Pengelolaan Uang Rupiah
Pada triwulan I 2025, perkembangan sistem pembayaran secara konsisten berjalan lancar dalam mendorong perekonomian Provinsi Aceh. Sistem pembayaran tunai berjalan dengan baik, dimana terjadi net outflow pada triwulan laporan. Sistem pembayaran non-tunai nilai besar mengalami pertumbuhan. Di sisi lain, pengggunaan kartu debit, uang elektronik, dan QRIS terus menunjukkan tren pertumbuhan positif pada triwulan laporan.
Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) pada Februari 2025 mengalami penurunan dibandingkan periode sebelumnya. Hal ini sejalan dengan tingkat kemiskinan yang menunjukkan penurunan persentase. Namun demikian, dibandingkan dengan seluruh provinsi di Sumatera, TPT Aceh masih berada pada urutan ketiga tertinggi, sedangkan kemiskinan masih berada pada peringkat pertama.
Prospek Perekonomian
Kinerja perekonomian Provinsi Aceh pada tahun 2025 diprakirakan tumbuh pada kisaran 4,11%-4,51% (yoy) atau melambat dibandingkan angka tahun sebelumnya sebesar 4,66% (yoy). Perlambatan laju pertumbuhan diprakirakan sejalan dengan kondisi global di tengah perang dagang dan tensi geopolitik. Kendati demikian, perekonomian Indonesia diprakirakan tetap tumbuh resilien di tengah ketidakpastian global pada kisaran angka 4,6-5,4% (yoy).