Laporan Perekonomian Provinsi

BI Icon
​Biro Pusat Statistik
Biro Keuangan Provinsi NTT
Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi NTT
Kanwil Ditjen Perbendaharaan Negara
BKPMD Provinsi NTT
PT. Pertamina (Persero)
PT PLN Persero
PT Angkasa Pura
PT Pelindo III
Asosiasi Semen Indonesia
Bank Indonesia
11/21/2016 2:00 AM
Hits: 315

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Nusa Tenggara Timur November 2016

Nusa Tenggara Timur
Triwulan

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi NTT pada triwulan III-2016 mencapai Rp 21,98 triliun dengan pertumbuhan tahunan sebesar 5,14% (yoy), melambat dibandingkan triwulan II-2016 yang sebesar 5,36% (yoy), namun masih lebih tinggi dibandingkan nasional yang sebesar 5,02% (yoy). Perlambatan terutama berasal dari konsumsi pemerintah yang m seiring dengan adanya penghematan anggaran oleh pemerintah dan adanya penundaan realisasi Dana Alokasi Umum (DAU). Sementara itu pertumbuhan terutama didukung oleh peningkatan konsumsi rumah tangga seiring pendapatan masyarakat paska gaji ke-13 dan ke-14 di akhir bulan Juni, panen komoditas perkebunan, momen libur keagamaan dan liburan sekolah serta pertumbuhan investasi yang masih tercatat tumbuh positif. Sementara itu, pertumbuhan ekonomi Provinsi NTT pada triwulan-IV diperkirakan akan cukup stabil dengan kisaran 5-5,4% (yoy) dan pertumbuhan sepanjang tahun 2016 akan mengalami sedikit peningkatan dan berada pada rentang 5-5,4% (yoy).

Perkembangan realisasi pendapatan pemerintah di Provinsi NTT pada triwulan III-2016 mencapai Rp 18,41 triliun atau 74,39% dari pagu rencana pendapatan tahun 2016 sebesar Rp 24,75 triliun. Sementara itu, realisasi belanja pemerintah tercatat baru mencapai Rp 18,21 triliun atau 53,39% dari pagu belanja tahun 2016 sebesar Rp 34,11 triliun. Pangsa realisasi belanja masih didominasi oleh belanja pegawai sebesar 46,11% serta belanja barang dan jasa (19,59%), sementara belanja modal hanya sebesar 17,31%.

Inflasi Provinsi NTT pada triwulan III 2016 mengalami penurunan yaitu dari 5,02 (yoy) pada triwulan II 2016 menjadi sebesar 3,07% (yoy) di triwulan III 2016 atau relatif sama dengan inflasi nasional yang sebesar 3,07% (yoy). Pencapaian tersebut terutama didorong deflasi yang terjadi pada bulan Juli, Agustus dan September 2016 seiring menurunnya inflasi bahan makanan sebagai dampak peningkatan pasokan komoditas ikan segar, sayur-sayuran dan bumbu-bumbuan. Penurunan juga didukung oleh turunnya permintaan angkutan udara paska hari raya Idul Fitri dan libur sekolah. Hingga akhir tahun 2016, inflasi diperkirakan berada pada kisaran 2,4%-2,8% (yoy). Kondisi Stabilitas Sistem Keuangan (SSK) Daerah Provinsi NTT pada triwulan laporan tercatat mengalami penurunan terutama berasal dari beberapa indikator seperti kredit UMKM yang mengalami peningkatan Non Performing Loan (NPL) serta adanya penurunan pada kredit korporasi. Namun secara umum kondisi SSK masih cukup terjaga yang terlihat dari peningkatan indikator survei konsumen.

Transaksi sistem pembayaran tunai pada triwulan III 2016 mengalami perlambatan antara lain disebabkan oleh selain perlambatan aktivitas ekonomi paska pemotongan DAU di 5 pemda, juga disebabkan oleh tingginya pembayaran gaji ke-13 dan 14 serta tunjangan hari raya yang persiapan pembayarannya telah dilakukan pada triwulan sebelumnya. Sementara itu, transaksi pembayaran non tunai masih tumbuh cukup tinggi walaupun relatif melambat dibanding triwulan sebelumnya.

Perkembangan ketenagakerjaan dan kesejahteraan di Provinsi NTT menunjukkan angka perbaikan yang terlihat dari penurunan TPT dan indikator survei Badan Pusat Statistik (BPS) dan Bank Indonesia (BI) yang menunjukkan peningkatan. Berdasarkan data BPS, angka pengangguran pada bulan Agustus 2016 tercatat sebesar 76.580 orang menurun dibandingkan Februari 2016 yang sebesar 87.699 orang yang didukung oleh cukup tingginya penerapan tenaga kerja pada sektor industri dan jasa kemasyarakatan.

Sementara itu, Indikator kesejahteraan pada triwulan-III 2016 juga menunjukkan perbaikan melalui peningkatan Nilai Tukar Petani seiring kenaikan pendapatan pada sektor Tanaman Padi-Palawija serta Tanaman Perkebunan Rakyat. Kenaikan juga didukung hasil Survei Konsumen-BI yang menunjukkan peningkatan angka indeks penghasilan yang didapatkan masyarakat.

Pertumbuhan ekonomi NTT triwulan-I 2017 diperkirakan didorong oleh sektor perdagangan dan administrasi pemerintahan seiring kegiatan pilkada di daerah di Provinsi NTT pada bulan Februari 2017. Sementara itu, peningkatan pertumbuhan ekonomi pada tahun 2017 didukung oleh pertumbuhan positif pada sektor pertanian, serta peningkatan pertumbuhan pada sektor konstruksi, perdagangan besar dan eceran serta administrasi pemerintahan.

Dari sisi inflasi, trend harga yang cukup rendah pada tahun 2016 diperkirakan berdampak pada peningkatan harga komoditas bahan makanan. Selain itu, kondisi cuaca yang kurang baik di awal tahun juga dapat berpengaruh pada kondisi pasokan bahan makanan (sayur-sayuran dan ikan segar).

Lampiran
Halaman ini terakhir diperbarui 2/17/2021 7:05 PM
Apakah halaman ini bermanfaat?
Terima Kasih! Apakah Anda ingin memberikan rincian lebih detail?

Baca Juga