Produk Domestik Bruto (PDRB) NTT pada tahun 2015 sebesar Rp 76,43 triliun (harga berlaku) dengan tingkat pertumbuhan ekonomi NTT sebesar 5,02% (yoy) cenderung lebih tinggi dibandingkan nasional yang sebesar 4,79% (yoy). Pertumbuhan ekonomi NTT terutama didorong oleh Investasi/Pembentukan Modal Tetap Bruto sebesar 17,2% (yoy). Dari sisi sektoral, sektor Administrasi Pemerintahan menjadi pendorong pertumbuhan.Dari sisi penggunaan, pertumbuhan didorong konsumsi pemerintah yang ditopang peningkatan realisasi belanja pemerintah dan PMTB/Investasi pada triwulan-IV. Namun, tingginya impor daerah masih menjadi penghambat utama pertumbuhan yang lebih tinggi.
Inflasi Provinsi NTT pada triwulan IV 2015 mengalami kenaikan signifikan terutama disebabkan oleh tingginya inflasi bulan Desember yang mencapai 2,46%, lebih besar dibanding total inflasi NTT bulan Januari – November 2015 yang sebesar 2,40%. Tingginya inflasi terutama disebabkan oleh tingginya kenaikan harga bahan makanan seiring dengan tingginya permintaan pada saat hari raya Natal dan tahun baru serta tambahan permintaan selama puncak perayaan hari kesetiakawanan nasional dan natal bersama nasional yang dipusatkan di Kota Kupang.
Kinerja perbankan NTT pada triwulan IV 2015 menunjukkan perlambatan yang tercermin dari beberapa indikator perbankan, diantaranya Aset yang hanya tumbuh sebesar 11,90% (yoy) lebih rendah dari Triwulan III yang mencapai 20,90% (yoy). Penghimpunan Dana Pihak ketiga juga mengalami perlambatan dari 18,35 % (yoy) di menjadi 16,89% (yoy). Selain itu, indikator Kredit juga menunjukkan perlambatan sebesar 14,04% (yoy) dari triwulan sebelumnya yang mencapai 14,33% (yoy). Di sisi lain, Rasio kredit macet atau Non Performing Loan (NPL) Gross perbankan di Provinsi NTT pada Triwulan IV mengalami penurunan dari 2,00% (Tw III) menjadi 1,60%. Di sisi lain, perkembangan sistem pembayaran di Provinsi NTT pada Triwulan IV 2015 menunjukkan peningkatan yang signifikan.
Realisasi belanja pemerintah hingga akhir tahun 2015 mencapai 85,4% (Rp 29,47 triliun) dengan realisasi tertinggi pada Pemerintah Provinsi (95,4%). Di sisi lain, realisasi belanja modal mencapai 83,5% atau Rp 9,28 triliun dari total pagu sebesar Rp 11,1 triliun.
Kondisi kesejahteraan masyarakat NTT menunjukkan perbaikan yang terlihat dari adanya penurunan presentase penduduk miskin.
Pertumbuhan ekonomi NTT sepanjang tahun 2016 diperkirakan masih berada pada tingkat moderat dengan rentang antara 5,1-5,5% (yoy). Pertumbuhan investasi dan alokasi anggaran pemerintah diperkirakan masih menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi NTT. Sementara itu, kinerja perekonomian pada triwulan-I 2016 diperkirakan melambat pada rentang 4,5-4,9% (yoy) seiring perlambatan kegiatan pemerintah, belum tibanya musim panen padi, tekanan El Nino dan penurunan konsumsi masyarakat paska libur sekolah dan natal. Inflasi tahun 2016 diperkirakan sedikit menurun pada kisaran 4,3-4,7% (yoy) dan masih berada pada rentang target Bank Indonesia sebesar 4±1% (yoy).