Pada triwulan I 2023 ekonomi Bangka Belitung tetap tumbuh positif. Hal ini tercermin dari angka PDRB yang tumbuh 4,37% (yoy), meski melambat dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 4,44% (yoy). Lapangan Usaha (LU) Pertanian mengalami peningkatan kinerja dan menjadi penopang laju PDRB. Sementara itu LU Industri Pengolahan melanjutkan pertumbuhan meski tidak setinggi triwulan sebelumnya. LU Konstruksi dan Akomodasi & Makan Minum tumbuh signifikan dan menopang pertumbuhan ekonomi Bangka Belitung. Sementara dari sisi pengeluaran, seluruh komponen tumbuh tumbuh positif kecuali komponen ekspor barang dan jasa.
Pada triwulan I 2023, realisasi pendapatan di tingkat provinsi dan kabupaten/kota di wilayah Bangka Belitung mencapai 17,78% dari pagu, lebih rendah dibandingkan triwulan I 2022 sebesar 23,76% dari pagu. Hal ini sejalan dengan melambatnya komponen pendapatan asli daerah. Sementara itu, realisasi belanja APBD di tingkat provinsi dan kabupaten/kota baru mencapai 11,15% dari target, lebih tinggi dari periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai 10,02% dari target. Sementara itu, realisasi belanja APBN mencapai 19% dari target, lebih tinggi dari realisasi pada triwulan I 2022 sebesar 14,44% dari target.
Pada triwulan I 2023, gabungan dua kota IHK di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mengalami inflasi 5,00% (yoy), lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 5,38% (yoy). Inflasi didorong oleh kenaikan indeks harga pada kelompok transportasi sebesar 15,06% (yoy) dengan andil inflasi 1,95% serta kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 4,80% (yoy) dengan andil inflasi 1,67%. Seluruh kelompok pengeluaran, kecuali kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan, tercatat mengalami inflasi pada triwulan laporan. Secara spasial, kota Pangkalpinang mengalami inflasi 4,04% (yoy), sementara itu kota Tanjungpandan yang mengalami inflasi 6,71% (yoy).
Jumlah pembiayaan perbankan ke korporasi dan UMKM mengalami peningkatan pada triwulan I 2023, mencerminkan optimisme dunia usaha dan masyarakat terhadap kondisi ekonomi yang meningkat. Sementara itu, pembiayaan ke sektor Rumah Tangga (RT) juga tumbuh meskipun sedikit melambat dibandingkan triwulan sebelumnya, utamanya disebabkan oleh perlambatan pada kredit modal kerja dan investasi. Secara keseluruhan, rasio kredit bermasalah yang tercermin dari rasio Non Performing Loan (NPL) untuk rumah tangga maupun UMKM terjaga di bawah 5%. Demikian pula rasio kredit bermasalah (NPL) untuk kredit korporasi terus menunjukkan perbaikan.
Pada triwulan I 2023, transaksi nontunai membaik di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Hal ini tercermin dari nilai nominal transaksi kliring yang membaik dibandingkan triwulan sebelumnya meskipun masih terkontraksi.
Seiring dengan berlanjutnya pemulihan perekonomian domestik, kondisi ketenagakerjaan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung pada triwulan I 2023 mengalami peningkatan. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) meningkat disertai dengan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) yang menurun pada periode Februari 2023. Meskipun demikian, Nilai Tukar Petani (NTP) pada triwulan I 2023 mengalami penurunan dibandingkan triwulan sebelumnya. Sementara itu, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung tercatat memiliki gini ratio terendah dibandingkan provinsi lainnya di Indonesia.
Kinerja perekonomian Provinsi Kepulauan Bangka Belitung pada tahun 2023 diprakirakan masih tumbuh positif didorong oleh kuatnya permintaan domestik baik dari konsumsi rumah tangga, konsumsi pemerintah, dan investasi swasta. Sementara itu, tekanan inflasi pada tahun 2023 diproyeksikan lebih rendah dibandingkan tahun 2022 sejalan dengan stabilnya permintaan masyarakat di tengah jumlah pasokan kebutuhan masyararakat yang tetap terjaga.
