Laporan Perekonomian Provinsi

BI Icon

Bank Indonesia Provinsi Jawa Tengah​

3/1/2021 11:55 PM
Hits: 12819

Laporan Perekonomian Provinsi Jawa Tengah Februari 2021

Jawa Tengah
Triwulan

Perkembangan Ekonomi Makro Daerah

Pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah mengalami perbaikan pada triwulan IV 2020. Berdasarkan rilis Badan Pusat S​tatistik (BPS) pada 5 Februari 2021, perekonomian Jawa Tengah pada triwulan IV 2020 tumbuh -3,34% (yoy), lebih baik dari pencapaian triwulan III 2020 sebesar -3,79% (yoy). Me​ningkatnya mobilitas masyarakat mendorong peningkatan aktivitas ekonomi di Jawa Tengah. Kinerja perekonomian Jawa Tengah tersebut berada di bawah pertumbuhan ekonomi nasional yang sebesar -2,19% (yoy) dan kawasan Jawa (-2,60%; yoy). Sementara itu, secara triwulanan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Jawa Tengah tumbuh -1,89% (qtq), tumbuh lebih rendah dibandingkan 4,79% (qtq) pada triwulan sebelumnya.​​​​

Kondisi perbaikan pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah didorong peningkatan aktivitas investasi dan ekspor luar negeri. Perbaikan kinerja investasi didorong peningkatan pembangunan infrastruktur pemerintah. Sementara peningkatan permintaan mendorong perbaikan ekspor luar negeri nonmigas Jawa Tengah terutama komoditas kayu dan barang dari kayu. Meski pandemi COVID-19 masih melanda global, permintaan produk furnitur dari Jawa Tengah justru mengalami peningkatan. Selain dari pembeli yang lama, berbagai pelaku usaha mencatat adanya penambahan pembeli baru dari berbagai negara dari kawasan Eropa, Timur Tengah, hingga Australia.

Berdasarkan lapangan usaha utama, perbaikan perekonomian pada triwulan IV 2020 terjadi pada Pertanian, Industri, Konstruksi dan Perdagangan. Pertumbuhan lapangan usaha pertanian meningkat cukup pesat yaitu sebesar 7,56% (yoy). Peningkatan sektor primer tersebut disebabkan adanya peningkatan luas panen pada tanaman pangan. Namun, pertumbuhan subsektor peternakan masih belum membaik disebabkan permintaan hewan ternak yang masih rendah ditengah masih minimnya kegiatan yang melibatkan masyarakat. Sektor industri pengolahan, meskipun masih mengalami kontraksi, juga tercatat membaik seiring menguatnya permintaan luar negeri terhadap komoditas garmen, kayu olahan, dan alas kaki. Perbaikan perekonomian juga didorong oleh sektor informasi dan komunikasi, serta sektor jasa kesehatan yang mengalami peningkatan permintaan pada masa pandemi COVID-19.

Dengan perkembangan hingga triwulan IV 2020, perekonomian Jawa Tengah pada 2020 tumbuh -2,65% (yoy), atau lebih rendah dibanding tahun 2019 yang sebesar 5,40% (yoy). Sebagaimana perkiraan sebelumnya, wabah COVID-19 telah membuat seluruh elemen perekonomian mengalami pelemahan. Dari sisi pengeluaran, sumbangan terbesar pelemahan tersebut bersumber dari investasi dan konsumsi rumah tangga. Momen peningkatan investasi yang telah direncanakan di 2020 terhalang oleh pandemi COVID-19. Berbagai program strategis pemerintah yang dicanangkan di Jawa Tengah terpaksa ditunda dalam beberapa waktu. Investor pun menahan menanam modal ke Jawa Tengah tercermin dari penanaman modal asing (PMA) yang tumbuh -70,88% (yoy) dan penanaman modal dalam negeri (PMDN) tumbuh -33,12% (yoy), selama 2020. Relokasi pabrik tekstil dari wilayah lain ke Jawa Tengah yang direncanakan pada akhir triwulan II 2020, tertunda hingga periode yang belum dapat ditentukan.

Pada aspek lapangan usaha, industri pengolahan memiliki andil terbesar terhadap pelemahan ekonomi Jawa Tengah pada tahun 2020 diikuti sektor Perdagangan. Melemahnya permintaan, baik di dalam negeri maupun luar negeri, membuat produksi menjadi tidak optimal. Prompt Manufacturing Index (PMI) Jawa Tengah berada pada level kontraksi 35,80 selama tahun 2020 atau lebih rendah dari 53,57 pada 2019. Di sisi lain, sektor pertanian menjadi salah satu sektor yang mampu tumbuh positif pada 2020. Pertumbuhan Pertanian terutama didorong kondisi iklim yang mendukung panen secara optimal. Hal ini juga didukung oleh relatif stabilnya permintaan bahan pangan dibandingkan kebutuhan masyarakat lainnya seperti sandang, perlengkapan rumah tangga, maupun transportasi di masa pandemi.

Memasuki triwulan I 2021, perekonomian Jawa Tengah diperkirakan terus membaik. Dari sisi pengeluaran, peningkatan pertumbuhan pada triwulan I 2021 terutama didorong oleh peningkatan investasi dan ekspor luar negeri. Prospek investasi baru ke Jawa Tengah diperkirakan akan terealisasi pada periode ini. Selain itu, pembangunan proyek strategis nasional akan semakin intens dilakukan di awal tahun 2021, termasuk pengembangan kawasan industri terpadu Batang. Ekspor luar negeri akan semakin meningkat seiring permintaan global yang semakin baik. Sementara pada sisi lapangan usaha, peningkatan diperkirakan terjadi pada lapangan usaha industri pengolahan, konstruksi, dan perdagangan besar dan eceran; reparasi mobil dan sepeda motor.


Perkembangan Inflasi Daerah

Provinsi Jawa Tengah secara keseluruhan tahun 2020 mengalami penurunan tekanan inflasi dibandingkan tahun 2019. Inflasi Provinsi Jawa Tengah pada triwulan IV 2020 tercatat sebesar 1,55% (yoy), melanjutkan tren penurunan yang telah berlangsung sejak triwulan I 2020 (3,25%; yoy). Penurunan tekanan inflasi Jawa Tengah pada tahun 2020 mencerminkan penurunan permintaan konsumsi masyarakat, sejalan dengan kelesuan kinerja perekonomian pada masa pandemi. Hal ini terutama berlangsung pada komoditas-komoditas pada Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas Dan Bahan Bakar Lainnya, serta Kelompok Transportasi. Selanjutnya, Pemerintah juga berusaha menjaga ketahanan daya beli masyarakat melalui beberapa kebijakan tarif, khususnya tarif komoditas energi.

Sesuai dengan pola historisnya, pada triwulan IV 2020, Jawa Tengah mengalami peningkatan tekanan harga dengan mencatatkan inflasi sebesar 0,81% (qtq). Peningkatan tekanan harga secara triwulanan tersebut relatif masih lebih rendah dibandingkan tren historis 5 (lima) tahun terakhir. Namun demikian, inflasi tahunan secara khusus meningkat pada triwulan IV 2020, disebabkan oleh gangguan pasokan pada Kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau yang berlangsung pada triwulan IV 2020 terutama disebabkan gangguan produktivitas pertanian di dalam negeri, sebagai dampak fenomena iklim La Nina.

Pada triwulan I 2021 inflasi Provinsi Jawa Tengah diperkirakan akan meningkat secara moderat. Risiko peningkatan inflasi Kelompok Makanan, Minuman dan Tembakau diperkirakan akan terus berlanjut sejak awal tahun 2021 hingga pertengahan tahun 2021, didorong oleh penurunan pasokan produksi komoditas pangan utama sebagai dampak gangguan cuaca La Nina. Selanjutnya, inflasi kelompok Transportasi diperkirakan akan terjaga rendah di sisa tahun 2020, mempertimbangkan keputusan bisnis para pelaku usaha jasa transportasi yang berusaha menjaga tingkat permintaan masyarakat agar pulih ke tingkat potensialnya. Risiko peningkatan biaya produksinya diperkirakan juga akan relatif moderat, sejalan dengan komitmen Pemerintah untuk menunda kebijakan reformasi subsidi energi di tengah peningkatan harga minyak global.​


Prospek Perekonomian Daerah

Pemulihan ekonomi Jawa Tengah diperkirakan meningkat pada triwulan II 2021. Ditinjau dari sisi pengeluaran, peningkatan pertumbuhan pada triwulan II 2021 didorong oleh seluruh komponen pengeluaran. Konsumsi rumah tangga meningkat di tengah bulan puasa dan hari raya Idulfitri dan hari besar keagamaan lainnya. Prospek investasi pabrik baru yang mengarah ke kawasan industri, diperkirakan akan mulai dibangun pada periode ini. Selain itu, pembangunan proyek strategis nasional akan semakin intens dilakuka, demi mengejar target percepatan pembangunan. Ekspor luar negeri akan semakin meningkat seiring permintaan global yang semakin baik. Sementara pada sisi lapangan usaha, peningkatan diperkirakan terjadi pada lapangan usaha industri pengolahan, konstruksi, dan perdagangan besar dan eceran; reparasi mobil dan sepeda motor.​

Secara keseluruhan, perekonomian Provinsi Jawa Tengah pada 2021 diperkirakan akan lebih baik dibanding 2020. Peningkatan tersebut didorong oleh membaiknya perekonomian global serta akselerasi realisasi anggaran Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, kemajuan dalam program restrukturisasi kredit, serta berlanjutnya stimulus moneter Bank Indonesia. Daya beli konsumen terjaga ditopang oleh bantuan sosial dan kenaikan Upah Minimum Kota/Kabupaten (UMK) 2021. Perbaikan perekonomian global yang diperkirakan berlanjut pada negara tujuan ekspor Jawa Tengah, mendorong perbaikan ekspor. Optimisme peningkatan ekspor tersebut sejalan dengan karakteristik komoditas ekspor Jawa Tengah yang memenuhi kebutuhan dasar manusia seperti sandang, furnitur, hingga makanan.

Inflasi tahunan Jawa Tengah pada triwulan II 2021 diperkirakan mengalami peningkatan. Yang didorong oleh laju inflasi Kelompok Makanan, Minuman, Dan Tembakau; Kelompok Transportasi; serta Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar Lainnya. Inflasi Kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau diperkirakan akan meningkat lebih tinggi pada tahun depan, khususnya pada semester pertama tahun 2021. Dari sisi penawaran, faktor yang mendorong peningkatan inflasi adalah adanya risiko penurunan pasokan produksi pertania​n. Selanjutnya, risiko peningkatan inflasi Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar Lainnya pada tahun 2021, diperkirakan berlangsung sebagai dampak pulihnya aktivitas produksi dan investasi masyarakat dan pelaku usaha, khususnya pada komponen pembangunan fisik.


Lampiran
Kontak
​Contact Center BICARA: (62 21) 131, e-mail : bicara@bi.go.id
Jam operasional Senin s.d. Jumat Pkl. 08.00 s.d 16.00 WIB
Informasi Kantor Perwakilan BI ​Provinsi Jawa Tengah
Halaman ini terakhir diperbarui 3/8/2021 11:01 PM
Apakah halaman ini bermanfaat?
Terima Kasih! Apakah Anda ingin memberikan rincian lebih detail?

Baca Juga