ASESMEN MAKRO EKONOMI REGIONAL
Perekonomian Sumatera Utara pada triwulan I 2024 tumbuh sebesar 4,88% (yoy), melambat dari 5,02% (yoy) pada triwulan IV 2023. Perlambatan ini disebabkan oleh konsumsi pemerintah dan investasi yang menurun akibat sikap wait and see investor dan fokus pemerintah pada Pemilu 2024. Meski demikian, konsumsi rumah tangga meningkat berkat perayaan Tahun Baru Imlek dan pemulihan ekspor impor. Lapangan Usaha (LU) Konstruksi melambat karena sektor swasta wait and see dan Proyek Strategis Nasional Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) mendekati tahap akhir. LU Perdagangan serta Transportasi dan Pergudangan juga melambat, sementara LU Pertanian dan LU Industri Pengolahan tumbuh berkat peningkatan produksi padi dan stabilnya harga pupuk.
ASESMEN KEUANGAN PEMERINTAH
Realisasi dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Provinsi Sumatera Utara pada triwulan I 2024 meningkat dari sisi pendapatan menjadi 20,44% dari pagu, lebih tinggi dari triwulan I 2023 sebesar 19,29%, didorong oleh Pendapatan Transfer. Namun, belanja APBD menurun terutama pada Belanja Modal karena fokus pemerintah pada Pemilu dan penggunaan fasilitas eksisting untuk PON XIII Aceh-Sumut 2024. Pagu APBN ke Sumatera Utara menurun -1,82% (yoy), namun realisasi belanja meningkat menjadi 22,45% dari pagu.
ASESMEN INFLASI
Inflasi Sumatera Utara pada triwulan I 2024 meningkat menjadi 3,67% (yoy), di atas sasaran inflasi 2,5±1,0% (yoy). Inflasi ini lebih tinggi dari triwulan sebelumnya sebesar 2,25% (yoy) dan inflasi nasional sebesar 3,05% (yoy). Tekanan inflasi terutama berasal dari Kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau, serta Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya. Kenaikan harga beras, cabai merah, daging ayam ras, telur ayam ras, dan Sigaret Kretek Mesin (SKM) menjadi penyebab utama. Program Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) membantu menahan inflasi lebih tinggi.
ASESMEN PEMBIAYAAN DAERAH DAN PENGEMBANGAN AKSES KEUANGAN, SERTA UMKM
Penyaluran kredit di Sumatera Utara tumbuh menguat sebesar 5,06% (yoy), didukung oleh kredit Konsumsi dan Modal Kerja, serta kredit UMKM yang tetap solid. Kredit Rumah Tangga tumbuh berkat perayaan Imlek dan insentif makroprudensial. Kredit korporasi di sektor konstruksi, industri, dan perdagangan juga tumbuh kuat. Meski demikian, kredit di sektor pertanian tertahan karena dana internal sektor swasta yang memadai. Risiko kredit stabil dengan LDR 81,7%.
ASESMEN PENYELENGGARAAN SISTEM PEMBAYARAN DAN PENGELOLAAN UANG RUPIAH
Transaksi sistem pembayaran nontunai terus meningkat pada triwulan I 2024, seperti kartu kredit tumbuh 18,60% (yoy) dan uang elektronik 16,38% (yoy). Transaksi antar negara juga meningkat seiring dengan mobilitas masyarakat. Upaya perluasan implementasi nontunai terus dilakukan melalui program kolaborasi dengan Pemerintah Daerah dan Penyelenggara Jasa Pembayaran.
ASESMEN KETENAGAKERJAAN DAN KESEJAHTERAAN
Kondisi ketenagakerjaan dan kesejahteraan di Sumatera Utara membaik dengan menurunnya Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) menjadi 5,10% pada Februari 2024. Angka kemiskinan turun menjadi 8,15% pada Maret 2023, dan ketimpangan pendapatan membaik, meski ketimpangan di wilayah perkotaan masih perlu perhatian.
PROSPEK PEREKONOMIAN DAERAH
Ekonomi Sumatera Utara diperkirakan tumbuh 4,5-5,3% (yoy) pada 2024, didukung oleh pemulihan konsumsi rumah tangga, konsumsi pemerintah, dan investasi PMTB. Risiko dari konflik geopolitik dan ketidakpastian global dapat mempengaruhi kinerja ekspor. Akselerasi kinerja LU Pertanian, Industri Pengolahan, dan Perdagangan diperkirakan menopang pertumbuhan ekonomi. Stabilitas inflasi diharapkan terjaga dalam target 2,5±1% (yoy) melalui sinergi kebijakan antara Pemerintah dan Bank Indonesia.
