Perekonomian Provinsi Kepulauan Bangka Belitung pada triwulan IV 2024 tumbuh positif, lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan triwulan sebelumnya. Pertumbuhan ekonomi pada triwulan IV 2024 utamanya ditopang oleh lapangan usaha (LU) Pertanian, Kehutanan dan Perikanan seiring dengan meningkatnya produksi perikanan. Selain itu, pertumbuhan ekonomi turut didukung LU Jasa Pendidikan; LU Pertambangan dan Penggalian; serta LU Administrasi Pemerintahan. Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan ekonomi Provinsi Kepulauan Bangka Belitung utamanya disumbang oleh komponen Konsumsi Rumah Tangga, serta Ekspor Barang dan Jasa. Capaian tersebut didukung oleh tetap kuatnya konsumsi domestik sejalan dengan perayaan HBKN Natal dan Tahun Baru, diiringi dengan peningkatan produksi komoditas ekspor.
Sampai dengan triwulan IV 2024, realisasi pendapatan daerah tingkat provinsi dan kabupaten/kota di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mencapai Rp9,17 triliun atau turun 5,27% (yoy) dibandingkan realisasi tahun 2023. Realisasi tersebut setara dengan 96,85% dari pagu. Sedangkan realisasi belanja daerah tingkat provinsi dan kabupaten/kota sebesar Rp9,60 triliun atau setara dengan 93,12% dari pagu. Secara tahunan, realisasi belanja daerah tersebut terkontraksi 11,66% (yoy). Sementara realisasi belanja APBN Kementerian/Lembaga di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mencapai Rp3,54 triliun atau setara dengan 95,67% dari pagu.
Pada triwulan IV 2024, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mengalami inflasi 0,75% (yoy), meningkat dibandingkan inflasi triwulan sebelumnya sebesar 0,49% (yoy). Laju inflasi Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang terus terjaga pada triwulan IV 2024 dipengaruhi oleh terkendalinya harga komoditas utama pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau, ditengah telah usainya periode panen holtikultura. Secara spasial, Kota Pangkalpinang mengalami inflasi 0,76% (yoy), Kota Tanjungpandan mengalami inflasi 1,68% (yoy), Kabupaten Bangka Barat mengalami deflasi 0,30% (yoy), serta Kabupaten Belitung Timur mengalami inflasi 1,38% (yoy). Dengan demikian, capaian inflasi tahunan Provinsi serta 4 Kabupaten/Kota IHK Kepulauan Bangka Belitung tercatat masih berada di bawah sasaran 2,5 ± 1%.
Kondisi stabilitas sistem keuangan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung triwulan IV 2024 secara umum masih tetap berdaya tahan. Kualitas kredit yang tecermin pada rasio Non-Performing Loan (NPL) terus membaik ditengah perlambatan kinerja penyaluran kredit. Di sisi lain, kinerja penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) masih mengalami perlambatan sehingga berdampak pada peningkatan Loan to Deposit Ratio (LDR). Perlambatan kinerja penyaluran kredit terjadi dari pembiayaan korporasi, rumah tangga dan UMKM yang tetap tumbuh positif namun lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya.
Pada triwulan IV 2024, volume transaksi nontunai di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung tercatat tumbuh sejalan dengan momentum HBKN Natal dan Tahun Baru (Nataru). Pertumbuhan tercatat pada transaksi RTGS. Meskipun terkontraksi, nominal transaksi SKNBI dan transaksi QRIS membaik dibandingkan triwulan sebelumnya. Di sisi lain, transaksi tunai di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mengalami net outflow. Hal ini disebabkan tingginya kebutuhan uang tunai dalam menghadapi momen Nataru, pembagian insentif akhir tahun pegawai dan realisasi penyaluran bantuan sosial yang berdampak pada peningkatan kebutuhan uang tunai kartal.
Indikator ketenagakerjaan dan kesejahteraan masyarakat Provinsi Kepulauan Bangka Belitung pada triwulan IV tetap baik. Hal tersebut sejalan dengan jumlah tenaga kerja dan rasio Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) yang meningkat, diiringi dengan Nilai Tukar Petani (NTP) yang juga tercatat lebih baik dibandingkan triwulan sebelumnya. Adapun perbaikan kesejahteraan lebih lanjut, tertahan oleh Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) yang meningkat pada triwulan laporan.
Secara keseluruhan tahun 2025, perekonomian Provinsi Kepulauan Bangka Belitung diprakirakan tumbuh lebih tinggi dibandingkan tahun 2024. Dari sisi Lapangan Usaha (LU), perekonomian diprakirakan ditopang oleh LU Pertambangan, LU Industri Pengolahan, serta LU Perdagangan. Dari sisi pengeluaran, akselerasi kinerja perekonomian diprakirakan berasal dari komponen Konsumsi Rumah Tangga, serta Ekspor dan Impor Barang dan Jasa. Sementara itu, tekanan inflasi pada tahun 2025 diprakirakan lebih tinggi dibandingkan tahun 2024, dan berada dalam rentang sasaran nasional 2,5±1% (yoy).
