Perkembangan Ekonomi Daerah
Ekonomi Aceh pada triwulan IV 2024 tumbuh 4,15% (yoy), melambat dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 5,17% (yoy). Angka pertumbuhan tersebut sedikit lebih rendah dibandingkan dengan angka pertumbuhan ekonomi wilayah Sumatera yang tercatat tumbuh sebesar 4,60% (yoy), maupun angka pertumbuhan nasional sebesar 4,95% (yoy). Melambatnya angka pertumbuhan tersebut tercermin pada melambatnya beberapa Lapangan Usaha (LU) utama di Provinsi Aceh seperti LU Perdagangan Besar, LU Konstruksi, dan LU Industri Pengolahan.
Perkembangan Keuangan Daerah
Realisasi agregat belanja dan pendapatan pemerintah daerah di Provinsi Aceh sampai dengan triwulan III 2024 kembali menunjukkan perbaikan dibandingkan realisasi pada periode yang sama tahun sebelumnya. Realisasi Belanja Daerah yang membaik adalah Belanja Operasi dan Belanja Transfer yang memiliki pertumbuhan masing-masing sebesar 28,96% dan 17,26%. Sedangkan, Pendapatan Daerah tumbuh membaik di semua komponen dengan komponen pertumbuhan tertinggi pada komponen Pendapatan Transfer yang tumbuh sebesar 9,10%.
Perkembangan Inflasi Daerah
Inflasi Provinsi Aceh pada triwulan IV 2024 tercatat sebesar 2,17% (yoy), lebih tinggi dibandingkan capaian inflasi pada triwulan sebelumnya 1,50% (yoy). Meningkatnya tekanan inflasi Provinsi Aceh pada triwulan IV 2024, terutama bersumber dari inflasi komoditas perikanan yang meningkat di tengah cuaca buruk pada akhir tahun serta komoditas pangan lain (daging ayam ras, telur ayam ras, dan minyak goreng) akibat penurunan pasokan selama Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Natal dan Tahun Baru 2025. Namun demikian, capaian inflasi Aceh masih sesuai dengan sasaran target nasional sebesar 2,5±1%.
Stabilitas Keuangan Daerah dan Pengembangan Akses Keuangan UMKM
Stabilitas Sistem Keuangan Provinsi Aceh pada triwulan IV 2024 tetap terjaga, hal ini tercermin dari rendahnya Non-Performing Financing (NPF). Sementara itu, kinerja pembiayaan tercatat tumbuh 14,04% (yoy). Lebih lanjut, Dana Pihak Ketiga (DPK) juga meningkat sebesar 8,92% (yoy). Di sisi lain, rasio pembiayaan untuk UMKM tercatat sebesar 28,27%.
Penyelenggaraan Sistem Pembayaran dan Pengelolaan Uang Rupiah
Pada triwulan IV 2024, perkembangan sistem pembayaran secara konsisten berjalan lancar dalam mendorong perekonomian Provinsi Aceh. Sistem pembayaran tunai berjalan dengan baik, dimana terjadi net outflow pada triwulan laporan. Sistem pembayaran non tunai nilai besar mengalami pertumbuhan. Di sisi lain, penggunaan kartu debit, uang elektronik, dan QRIS terus menunjukkan tren pertumbuhan positif pada triwulan laporan.
Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) periode berjalan mengalami penurunan dibandingkan periode sebelumnya. Hal ini sejalan dengan tingkat kemiskinan yang menunjukkan penurunan persentase. Namun demikian, dibandingkan dengan seluruh provinsi di Sumatera, TPT Aceh masih berada pada urutan ketiga tertinggi, sedangkan kemiskinan masih berada pada peringkat pertama.
Prospek Perekonomian
Kinerja perekonomian Provinsi Aceh pada tahun 2025 diprakirakan tumbuh pada kisaran 3,8%-4,2% (yoy) atau melambat dibandingkan angka tahun sebelumnya sebesar 4,66% (yoy). Melambatnya laju pertumbuhan ekonomi tersebut seiring dengan meningkatnya ketidakpastian pada ekonomi global. Hal ini utamanya terkait berlanjutnya perang dagang akibat kebijakan baru pemerintah Amerika Serikat, serta tingginya potensi konflik geopolitik berkelanjutan. Kendati demikian, perekonomian Indonesia diprakirakan akan tetap tumbuh tinggi di tengah ketidakpastian global pada kisaran 4,6-5,8% (yoy).
