Organisasi

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Utara

Andry Prasmuko

Direktur – Kepala Perwakilan BI Provinsi Sulawesi Utara

​Andry Prasmuko lahir di Malang pada tahun 1967. Menyelesaikan pendidikan sarjana di Bidang Akuntansi Universitas Brawijaya pada tahun 1990. Andry melanjutkan Pendidikan di Macquarie University dan mendapatkan gelar Master di Bidang Economics pada tahun 2000. 

Memulai kariernya di Bank Indonesia sejak tahun 1993, saat ini Andry menjabat sebagai Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Utara sejak tahun 2022. Sebelumnya, Andry menjabat sebagai Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Semarang (2020-2022), Kepala Grup Kantor Perwakilan Bank Indonesia Semarang (2020-2020), Kepala Grup Departemen Audit Intern (2019-2020).

​​Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN)​
​​Unduh LHKPNInformasi Publik​ Formulir Permohonan Informasi dan Keberatan

Peta

Kontak

​Jl. 17 Agustus No. 56
​Manado, ​95117
Telp: (0431) 866933
Fax: (0431) 868102

​Secara geografis wilayah darat Provinsi Sulawesi Utara terletak antara 0°15’–5°34’ Lintang Utara dan 123°07-27°10’ Bujur Timur, yang berbatasan dengan Republik Filipina di sebelah utara dan Laut Maluku di sebelah timur, serta berbatasan dengan Provinsi Gorontalo di sebelah barat dan Teluk Tomini di sebelah selatan. Provinsi ini merupakan provinsi kepulauan yang terdiri dari 287 pulau dengan 59 pulau yang berpenduduk dan 228 tidak berpenduduk.

Provinsi yang beribukota di Kota Manado ini terdiri dari 4 kota dan 11 kabupaten dengan luas wilayah 15.271Km2 dan jumlah populasi sebesar 2.461.028 jiwa (Sumber: BPS, 2017).

Provinsi ini memiliki 1.664 desa/kelurahan, yang terdiri dari 627 desa pesisir & 1.037 desa bukan pesisir. Kabupaten Bolaang Mongondow sebagai kabupaten terluas, yaitu 3.547,49km2 atau 23,22%. Luas wilayah hanya sebesar 0,72% dari luas wilayah Indonesia. Secara fisiografis, wilayahnya dapat dikelompokkan dalam dua zona yaitu zona selatan dan zona utara. Pada zona selatan yaitu dari Bolaang hingga Minahasa Utara berupa dataran rendah dan dataran tinggi dengan karakteristik tanah yang cukup subur, sedangkan pada zona utara yaitu dari Pulau Miangas, Sangihe, hingga Pulau Siau berupa kepulauan. Wilayah Sulawesi Utara seluas 15.376,99Km2, dengan luas laut (ZEE) 190.000Km2. Luas Perairan teritorial 161.540Km2 dengan panjang pantai 2.395,99km dan luas hutan 701.885 ha. Terbentang rangkaian pegunungan berapi di Provinsi Sulawesi Utara yaitu di Minahasa Tenggara terdapat Gunung Soputan, di Kota Tomohon tedapat Gunung Lokon, di Pulau Siau tedapat

Gunung Karangetang. Sedangkan di Minahasa Utara terdapat gunung tertinggi, yaitu Gunung Klabat di Kota Airmadidi yang memiliki danau kecil di puncaknya namun gunung tersebut sudah lama tidak aktif. Provinsi ini merupakan salah satu perbatasan antar negara dengan memiliki 11 pulau kecil terluar sebagai Kawasan Strategis Nasional (KSN). Selain itu, terdapat KSN lainnya yaitu DAS Tondano dan Kapet Manado Bitung serta dua Kota Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN) yaitu Melonguane dan Tahuna. Potensi yang dimiliki oleh Provinsi Sulawesi Utara ialah berupa kekayaan sumber daya alam yaitu pertanian dan perikanan serta potensi wisata. Di samping memiliki potensi alam, wilayah ini merupakan daerah rawan bencana. Provinsi Sulawesi Utara memiliki dua WPS, yaitu WPS 24 (Bitung-Manado – Amurang -  Kotamobagu), WPS 25 (Gorontalo – Bolmong - Kotamobagu) WPS 35 (Pulau-Pulau Kecil Terluar). Iklim daerah Sulawesi Utara termasuk tropis yang dipengaruhi oleh angin muson. Pada bulan-bulan November sampai dengan April bertiup angin barat yang membawa hujan di pantai utara, sedangkan dalam Bulan Mei sampai Oktober terjadi perubahan angin selatan yang kering. Curah hujan tidak merata. Suhu udara berada pada setiap tingkat ketinggian makin ke atas makin sejuk seperti daerah kota Kota Tomohon, Langowan di Minahasa, Modoinding di Kabupaten Minahasa Selatan, Kota Kotamobagu, Modayag dan Pasi di Kabupaten Bolaang Mongondow. Daerah yang paling banyak menerima curah hujan adalah daerah Minahasa. Suhu atau temperatur dipengaruhi pula oleh ketinggian tempat di atas permukaan laut. Semakin tinggi letaknya, maka semakin rendah pula suhunya, dengan perhitungan setiap kenaikan 100 meter dapat menurunkan suhu sekitar 0,6 °C.

​Adapun sektor unggulan Sulawesi Utara adalah sektor pertanian, kehutanan, perikanan, dan pariwisata. Selanjutnya pembangunan komoditas yang dilakukan di bidang pertanian dan peternakan difokuskan pada upaya peningkatan produksi dan produktivitas komoditas unggulan seperti padi, jagung, kedelai, bawang merah, cabai, dan ternak ayam.

​Provinsi Sulawesi Utara merupakan salah satu daerah di Pulau Sulawesi yang berpotensi untuk mengembangkan pariwisata di daerahnya. Di Provinsi Sulawesi Utara terdapat 4 musem, 51 situs purbakala, 52 bangunan bersejarah, dan 28 makan bersejarah. Hingga saat ini, Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara secara intensif terus melakukan terobosan dalam membuat mapping icon pariwisata di Sulawesi Utara untuk menarik minat wisatawan berkunjung.

Pariwisata Sulawesi Utara yang paling dikenal dan paling sering dikunjungi oleh wisatawan lokal maupun mancanegara meliputi  alam pegunungan, danau, kebudayaan lokal, wisata kuliner, museum, taman kota, keindahan alam bawah laut dan keunikan flora, fauna. Tempat wisata unggulan Sulawesi Utara seperti Taman Laut Bunaken, Pulau Siladen, Pulau Nain, Pulau Lembeh, Gunung Soputan, Gunung Mahawu, Gunung Lokon, Danau Linow, Danau Tondano, Danau Moat, Bukit Kasih Kanonang, Wisata Kota Bunga Tomohon, Monumen Tuhan Yesus Memberkati, serta tempat wisata kuliner Wakeke dan Kawasan Boulevard Manado. 

Sejak dihapuskannya pembatasan wilayah operasi De Javasche Bank (DJB) berdasarkan Octrooi Gubernur Jenderal Hindia Belanda (tanggal 1 April 1860) yang sebelumnya hanya sebatas "Pulau Jawa", sesuai nama DJB, maka terbuka peluang bagi DJB untuk melakukan ekspansi di luar wilayah Jawa. Nampaknya pemerintah Hindia Belanda memandang perlu untuk mendukung "Politik Guldenisasi" dengan meluaskan jaringan DJB, selain atas dasar pertimbangan kelayakan usaha.

Keberadaan Kantor Bank Indonesia Manado tidak dapat dipisahkan dari sejarah DJB. Cikal bakalnya berasal dari kantor cabang DJB di Manado yang didirikan pada tanggal 9 September 1910. Kantor cabang DJB Manado merupakan kantor kedua untuk Sulawesi, setelah kantor cabang DJB Makassar yang didirikan pada tanggal 21 Desember 1904. Nampaknya rempah-rempah dan kekayaan alam "Bumi Nyiur Melambai" cukup menarik bagi DJB. Dengan dinasionalisasikannya DJB pada tanggal 15 Desember 1952 maka DJB beserta seluruh kantor cabangnya dalam masa peralihan fungsi sebagai bank sentral. 

Berdirinya BANK INDONESIA dimulai sejak 1 Juli 1953 berdasarkan Undang-undang Bank Sentral. Sejak 9 September 1910 telah terjadi beberapa kali pergantian Pemimpin Cabang, baik masa DJB maupun setelah beralih menjadi Bank Indonesia (catatan yang dapat ditemukan terbatas menggambarkan data sejak Juni 1947).

Saat ini dalam menjalankan perannya sebagai “Strategic Advisor” dan kepanjangan tangan Kantor Pusat Bank Indonesia di Jakarta, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Sulawesi Utara berkomitmen untuk menjadi mitra strategis pemerintah dalam mencapai dan memelihara stabilitas nilai Rupiah di daerah untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkualitas. ​

Baca Juga