Organisasi

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara

Doni Septadijaya

Deputi Direktur - Kepala Perwakilan BI Provinsi Sulawesi Tenggara

​​​​Doni Septadijaya lahir di Samarinda pada tahun 1979. Doni menyelesaikan pendidikan sarjana di Bidang Hukum Universitas Sebelas Maret pada tahun 2001. 

Doni mengawali karier di Bank Indonesia pada tahun 2007. Pada tahun 2018, pernah menjabat sebagai Kepala Tim di Divisi Relasi Media dan Opinion Maker, Departemen Komunikasi, dilanjutkan menjadi Staf Gubernur Bank Indonesia. Tahun 2022, Doni dilantik menjadi Kepala Perwakilan BI Provinsi Sulawesi Tenggara.


Peta

Kontak

Jl. Haluoleo Kelurahan Mokoau, Kecamatan Kambu, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara

​​93122
Telp: (0401) 3122718
Fax: (0401) 312655

Sulawesi Tenggara diresmikan sebagai Provinsi pada tanggal 27 April 1964 berdasarkan Undang-Undang Nomor 13/1964 dengan Ibukota Kendari. Sebagai Provinsi yang baru berusia ± 3 (tiga) tahun, Sulawesi Tenggara saat itu adalah suatu Provinsi baru yang dinilai mutlak memerlukan pembangunan di segala bidang untuk mengisi hak dan kepentingan otonomi daerahnya. 

Provinsi Sulawesi Tenggara terletak di tenggara jazirah Sulawesi. Sebagian besar wilayahnya merupakan perairan atau laut dengan luas 110.000km2 atau 74,25% dari luas wilayah keseluruhan. Wilayah daratan mencakup jazirah tenggara Pulau Sulawesi dan beberapa pulau dengan luas 38.067,7km2 (25,75%).
Provinsi Sulawesi Tenggara memiliki 17 (tujuh belas) wilayah Kabupaten/Kota yaitu Kabupaten Kolaka, Konawe, Muna, Buton, Konawe Selatan, Bombana, Wakatobi, Kolaka Utara, Konawe Utara, Buton Utara, Kolaka Timur, Konawe Kepulauan, Muna Barat, Buton Tengah, Buton Selatan dan Kota Kendari serta Kota BauBau. 

Dari keseluruhan kabupaten dan kota tersebut Kabupaten Konawe Selatan merupakan daerah dengan luas wilayah terbesar sementara Kota Bau-Bau merupakan daerah dengan luas wilayah terkecil.
Batas wilayah Provinsi Sulawesi Tenggara yakni Provinsi Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tengah di sisi Utara, Teluk Bone di sisi Barat, Laut Banda di sisi Timur dan Laut Flores di sisi Selatan. 
Sulawesi Tenggara memiliki kekayaan alam yang melimpah terutama yang berasal dari sektor pertanian, perikanan, serta pertambangan. Di sektor pertanian, kakao merupakan komoditas unggulan yang juga merupakan produk ekspor Provinsi Sulawesi Tenggara. Di sektor perikanan, ikan segar, cumi-cumi, gurita, udang serta rumput laut merupakan komoditas unggulan Provinsi Sulawesi Tenggara. Sedangkan di sektor pertambangan, bijih nikel merupakan hasil tambang utama di Sulawesi Tenggara selain aspal dan emas.
Komoditas-komoditas unggulan tersebut memiliki kontribusi besar bagi pertumbuhan ekonomi Provinsi Sulawesi Tenggara yang tercermin dari tingginya sumbangan lapangan usaha Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan serta lapangan usaha Pertambangan dan Penggalian pada PDRB Sulawesi Tenggara. 

Pertumbuhan ekonomi Sulawesi Tenggara sangat dipengaruhi oleh kinerja lapangan usaha pertambangan dan penggalian yang tercermin dari korelasi yang sangat tinggi antara pertumbuhan ekonomi Sulawesi Tenggara dengan pertumbuhan lapangan usaha pertambangan dan penggalian.

Di sisi inflasi, berdasarkan survei biaya hidup yang dilakukan oleh BPS, Sulawesi Tenggara memiliki 2 kota yang dijadikan sebagai sampel penghitungan inflasi nasional, yaitu Kota Kendari dan Kota BauBau. Secara historis, penyumbang inflasi terbesar Provinsi Sulawesi Tenggara berasal dari beras, ikan segar dan sayur-sayuran serta tarif angkutan udara.
Selain kekayaan alam yang berlimpah, Provinsi Sulawesi Tenggara juga dikaruniai dengan bentangan pesisir yang indah, hamparan perbukitan yang asri dan budaya yang memukau. Beberapa obyek wisata unggulan Sulawesi Tenggara antara lain adalah Wakatobi, Labengki, Bokori, Toronipa, Ahuawali, dan Benteng Keraton Baubau:

Wakatobi adalah singkatan dari nama empat pulau utama yaitu Wangi-Wangi, Kaledupa, Tomia dan Binongko. Wakatobi merupakan salah satu taman laut yang terkenal di dunia. Selain untuk keperluan wisata, Wakatobi sering kali menjadi lokasi penelitian di bidang maritim, karena Wakatobi memiliki 750 spesies koral dari 850 spesies koral yang ada di dunia. Selain wisata bahari, Wakatobi memiliki wisata kampung di Desa Mola Selatan yang didiami oleh suku Bajo dengan pemukiman penduduk dibangun di atas laut. Untuk mencapai Wakatobi, diperlukan perjalanan melalui laut atau udara menuju Pulau Wangi-Wangi.

Pulau Labengki terletak di Kabupaten Konawe Utara, berjarak 70km dari pusat kota Kendari. Untuk mencapai Pulau Labengki dibutuhkan 3 jam perjalanan via laut. Pulau ini terdiri dari beberapa gugusan pulau karang besar serta pulau karang kecil. Di pulau ini terdapat banyak titik penyelaman. Selain itu beberapa pantai di pulau ini memiliki hamparan pasir berwarna putih. Yang menarik adalah Labengki merupakan habitat salah satu spesies Kima terbesar di dunia yakni Kimaboe. Kima merupakan sejenis kerang yang berukuran cukup besar (hingga 50cm).

Bokori merupakan destinasi wisata bahari baru yang berada di Kabupaten Konawe. Hanya membutuhkan 45 menit menggunakan jalur laut dari Kota Kendari menuju Bokori. Bokori merupakan salah satu alternatif wisata laut yang menawarkan pemandangan pantai pasir putih alami. 

Pantai Toronipa merupakan salah satu Pantai yang cukup populer di Kendari dan hanya berjarak 30-40 menit dari pusat kota Kendari. Toronipa memiliki garis pantai cukup panjang, dangkal, serta tersedianya berbagai wahana watersport. Saat ini Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara sedang gencar mengembangkan Pantai Toronipa sebagai hub bagi destinasi wisata lain di Sultra.

Ahuawali yang berjarak 3 jam dari pusat Kota Kendari merupakan salah satu spot wisata pegunungan di Sulawesi Tenggara. Ahuawali berada dalam gugusan savana Taman Nasional Rawa Aopa dengan ketinggian 750 meter di atas permukaan laut. Pemandangan awan yang menyelimuti bukit membuat Puncak Ahuawali juga dikenal sebagai negeri di atas awan.

Benteng Keraton Buton adalah bekas peninggalan Kesultanan Wolio/Buton yang biasa disebut Benteng Keraton Wolio. Benteng Keraton ini masuk dalam Guiness Book of Record tahun 2006 dan rekor MURI sebagai benteng terluas di dunia. Panjang keliling benteng tersebut 3km dengan tinggi rata-rata 4 meter dan lebar (tebal) 2 meter.
Keberadaan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara tidak terlepas dari keinginan Pemda Sulawesi Tenggara di bawah kepemimpinan Kol. (Inf.) Edi Sabara agar Bank Indonesia mendirikan cabang di Sulawesi Tenggara. Hal tersebut ditelusuri dari Surat Gubernur Sulawesi Tenggara, tertanggal 24 Mei 1967. Dalam surat tersebut diungkapkan bahwa sangat disayangkan setelah tiga tahun Sulawesi Tenggara diresmikan menjadi Provinsi (27 April 1964), namun belum diperlengkapi dengan aparatur pemerintah yang sangat besar peranannya di bidang ekonomi dan moneter, khususnya pembangunan ekonomi daerah, dalam hal ini Bank Indonesia yang menjalankan fungsinya sebagai bank sentral.

Setelah melalui masa persiapan sejak tahun 1967, akhirnya Kantor Bank Indonesia Cabang Kendari atau yang dulu masih bernama Bank Negara Indonesia Unit I Cabang Kendari diresmikan berdiri pada tanggal 9 Agustus 1968, tepat pukul 10.00 WITA. Peresmian pembukaan Kantor Cabang Kendari dilakukan oleh Gubernur Bank Sentral Republik Indonesia, Radius Prawiro. Acara peresmian pembukaan Kantor Cabang Kendari dihadiri pula oleh Menteri Perindustrian Mayjen TNI M. Yusuf, Ketua Muspida Sulselra/Panglima Kodam XIV Hasanuddin Brigjen Solichin, Gubernur Kepala Daerah Sulawesi Tenggara Kol. Inf. Sabara, Ketua DPRGR Sulawesi Tenggara, Pemimpin Bank Indonesia Cabang Kendari, M. Jakile.

Sejalan dengan makin pesatnya perkembangan kegiatan dan tugas yang dilakukan oleh Kantor Bank Indonesia Kendari maka dibutuhkan sarana gedung perkantoran yang lebih luas dan memadai untuk memudahkan pelaksanaan tugas sehari-hari. Oleh karena itu pada awal tahun 1969 dimulai pembangunan gedung baru Kantor Bank Indonesia Kendari yang berlokasi di Jl. Sultan Hasanuddin Kendari. Pada tanggal 2 September 1972 Kantor Bank Indonesia Kendari secara resmi menempati gedung baru. Peresmian dilakukan oleh Gubernur Bank Indonesia Bpk. Radius Prawiro dengan Pemimpin Cabang saat itu Bpk. P.H.K. Intama dan dihadiri oleh Gubernur Sulawesi Tenggara beserta pejabat di lingkungan Muspida dan Pemerintah Daerah Sulawesi Tenggara serta instansi lainnya. Saat ini KPw Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara sedang membangun gedung kantor baru yang berada di dekat komplek perkantoran pemerintahan.

Wilayah kerja KPw Bank Indonesia Sulawesi Tenggara mencakup seluruh wilayah Provinsi Sulawesi Tenggara yang terdiri dari 17 wilayah kabupaten/kota dan selalu berupaya memberikan layanan di seluruh wilayah.​

Baca Juga