Terdapat beberapa spot wisata di Sulawesi Barat yang dapat dijadikan opsi untuk menghabiskan masa liburan baik wisata perairan maupun daratan seperti:
a. Pulau Karampuang
Salah satu objek wisata favorit yang terdapat di Kabupaten Mamuju yang terkenal akan keindahan lautnya. Pulau ini memiliki luas sekitar 6,21km2 atau kurang lebih 3,88% dari luas Kabupaten Mamuju. Pulau Karampuang terletak 3km dari kota Mamuju hanya sekitar 15-20 menit dari pelabuhan Mamuju dengan menggunakan perahu motor atau katinting.
Selain itu wisatawan juga dapat melakukan penyelaman untuk melihat terumbu karang di sekitar pulau. Kawasan terumbu karang ini masih sangat alami sehingga para penyelam bisa menikmati keindahan bawah laut pulau Karampuang. Di bagian selatan pulau terdapat tiga sumur yang mempunyai tiga rasa yang berbeda yaitu asin, tawar, dan payau. Di pulau ini juga dapat ditemui Gua Lidah yang mendapatkan namanya karena bentuk gua ini yang mirip seperti lidah. Disediakan tangga untuk pengunjang yang ingin menyusuri gua hingga dalam.
b. Pantai Lombang-lombang
Terletak sekitar 30km dari Kota Mamuju. Pantai ini selalu ramai dikunjungi oleh wisatawan lokal dan bisa leluasa bermain di hamparan pasir putih sepanjang kurang lebih 5km. Ombak di pantai ini tidak begitu besar dan airnya pun sangat bersih untuk berenang dan snorkeling. Dari Kota Mamuju, wisatawan bisa menggunakan angkutan umum atau mobil sewa dengan waktu tempuh sekitar 30 menit perjalanan.
c. Air Terjun Tamasapi
Air terjun dengan ketinggian 70m memiliki panorama alam yang sangat indah, berudara segar pegunungan dengan percikan air bening nan alami. Lokasi air terjun Tamasapi ini posisinya sangat strategis karena hanya beberapa menit saja para wisatawan bisa sampai di tujuan yang berjarak sekitar 7km dari Kota Mamuju. Bagi wisatawan yang ingin mengunjungi tempat ini bisa naik ke atas puncak dengan menikmati panorama alam dan bisa memandang indahnya lautan yang menawan sehingga sangat ideal untuk menjadi pilihan para wisatawan mengunjungi tempat itu.
d. Taman Wisata Bukit Jati Gentungan
Terletak di Kecamatan Kalukku sekiar 25km dari Kota Mamuju dengan luas areal seluas 4Ha. Destinasi wisata ini dikelilingi panorama alam lembah yang indah dengan suasana pegunungan yang sangat sejuk. Fasilitas yang disediakan berupa tempat pendidikan dan pelatihan dengan kapasitas 100 orang yang dilengkapi sarana olahraga, kolam renang, gazebo, permandian anak-anak water boom, karaoke, lapangan bulu tangkis, restoran, tempat ibadah dengan kapasitas untuk 80 orang, serta kolam ikan untuk pengunjung yang hobi mancing. Sarana penginapan yang tersedia antara lain empat villa, dua cottage, dan satu asrama.
e. Pantai Rangas
Pantai dengan latar belakang perbukitan yang lokasinya tidak jauh dari Pulau Karampuang. Pantai Rangas merupakan salah satu objek wisata Mamuju yang patut dijaga dan dikembangkan. Keindahan pantainya dengan barisan pohon kelapa dan hamparan rumput di dekat garis pantai seakan mengundang kesejukan. Hamparan rumput hijau yang terpasak beberapa pohon kelapa yg berbaris rapi berpadu dengan birunya laut dengan sedikit bebatuan yang jadi penanda garis pantai.
f. Hutan Mangrove
Hutan mangrove terletak di Desa Ampalas, Kelurahan Bebanga Kecamatan Kalukku Kabupaten Mamuju, sekitar 30km atau 1 jam perjalanan dari Mamuju, searah perjalanan ke bandara Tampa Padang. Akses cukup mudah karena kondisi jalan mulus beraspal. Wisata hutan mangrove lebih dikenal rumah pohon atau beberapa bangunan semi permanen yang dibuat oleh pengelola objek wisata dengan konsep sederhana. Atapnya terbuat dari daun nipa (rumbia) dengan dinding seadanya. Bangunan-bangunan ini dihubungkan dengan jembatan yang disanggah oleh kayu yang diambil dari hutan bakau, dengan alas melangkah terbuat dari kumpulan bambu yang diikat dan dijadikan satu. Lokasi berada di pesisir pantai, jauh dari keramaian kota, membuat tempat ini nyaman sebagai rekreasi keluarga. Plus fasilitas memancing dan pembakaran ikan dengan harga terjangkau.
Selain itu juga terdapat beberapa event pariwisata yang dilaksanakan secara rutin tahunan dan bahkan telah terdaftar dalam Calender of Event kementerian Pariwisata, seperti:
A. Sandeq Race Festival
Sandeq merupakan perahu tradisional Suku Mandar yang dianggap sebagai kapal tercepat di dunia tanpa menggunakan mesin. Oleh para leluhur, dulunya kapal ini dioperasikan untuk melaut dan menangkap ikan. Untuk meneruskan semangat tersebut, Pemerintah Sulawesi Barat rutin menggelar festival Sandeq Race sebagai wadah pelestarian budaya dan media hiburan bagi para penggemar setianya. Tidak main-main, Sandeq race digelar dalam rute yang sangat panjang dengan beberapa etape pemberhentian. Bertolak dari perairan Polewali Mandar, menyusuri hamparan laut Kota Majene dan bersandar di Ibukota Mamuju. Uniknya, melalui festival Sandeq Race ini, kita akan menyaksikan nelayan bertelanjang kaki di kano cadik bambu, tanpa teknologi, mesin, atau navigasi, mencoba melaju lebih cepat satu sama lain. Kini, Sandeq Race telah terdaftar sebagai agenda nasional bertajuk “Top 100 Wonderful Indonesia Events” sehingga menjadikannya lebih meriah dan menarik jutaan pasang mata untuk menjadi saksi. “The Hardest, The Longest and The Fastest”.
B. PIFAF
Sebagai provinsi yang menjunjung tinggi nilai leluhur, Sulawesi Barat menyimpan segudang kekayaan seni, budaya dan adat yang patut dilestarikan, baik tarian, nyanyian hingga upacara adat lainnya. Untuk menggaungkan kekayaan tersebut, pemerintah secara rutin menggelar festival berskala internasional, yang dikenal dengan nama Polewali Mandar International Folk and Art Festival (PIFAF). Prinsipnya, kegiatan ini merupakan ajang pertukaran budaya dan kesenian tradisional antar bangsa yang menarik minat turis mancanegara, sebut saja dari Korea Selatan, Ekuador, Ceko, India, Slovakia, dan Timur Leste. Tidak hanya sebatas kegiatan seremonial, pada kesempatan ini, wisatawan internasional akan berinteraksi langsung dengan kehidupan harian masyarakat Mandar. Kini, PIFAF telah menjadi salah satu agenda yang paling dinanti dan telah terdaftar pada kalender event kementerian pariwisata.
C. KUDA PATTUDU
Melihat orang menari, tentu adalah hal yang biasa. Tapi apa jadinya kalau yang menari ternyata adalah seekor kuda? Tentu hal yang luar biasa. Hal ini dapat ditemukan di Polewali Mandar, Sulawesi Barat. Dikenal dengan sebutan sayyang pattudu, tradisi kuda menari adalah salah satu warisan langka dari leluhur tanah Mandar yang harus dilestarikan. Tradisi Kuda Pattudu sering dipertontonkan pada saat upacara adat, kegiatan keagamaan maupun event besar lainnya. Seekor kuda ditunggangi gadis cantik, berlenggak-lenggok mengikuti irama tabuhan rebana dan perintah tuannya. Karnaval kuda penari ini menarik perhatian tak hanya dari warga setempat dan wisatawan lokal, tetapi juga wisatawan asing.
D. TRADISI BUDAYA MANGARO
Mangaro adalah salah satu ritual atau upacara dalam proses kematian, dimana orang yang sudah meninggal dua atau tiga tahun sebelumnya, kemudian dikeluarkan dari dalam kuburan untuk dibungkus kembali oleh keluarga yang masih hidup atau keturunannya. Menurut kepercayaan masyarakat setempat, pada umumnya kewajiban bagi manusia yang masih hidup untuk menghormati atau menghargai dan mengasihi keluarga yang sudah meninggal. Sehingga, keluarga yang masih hidup tetap melakukan ritual-ritual atau upacara kematian. Kepercayaan yang mendasari dari setiap pelaksanaan ritual tersebut bahwa dengan menghormati atau menghargai dan mengasihi orang yang sudah meninggal, akan membuat arwah orang tersebut tenang dan memberikan berkat dan perlindungan bagi keluarga yang masih hidup. Tradisi ini biasanya dilakukan pada bulan Agustus atau setelah melewati masa panen raya dan dilaksanakan di Kecamatan Nosu, Kabupaten Mamasa.