Jauh sebelum kedatangan bangsa Barat, para pedagang Nusantara telah memperdagangkan rempah-rempah dari Banda, Maluku, ke pelabuhan-pelabuhan di sepanjang Nusantara, bahkan sampai ke India dan Afrika. Asia Tenggara pada waktu itu adalah wilayah perdagangan yang sangat ramai. Beragam komoditas diperdagangkan di sini - mulai rempah-rempah, porselen, sutra, sampai budak-budak zanggi dari Afrika.
Dari Nusantara, berbagai komoditas tersebut menyebar di Asia Tenggara dan kemudian tersebar ke Cina, Jazirah Arab, Eropa, bahkan Afrika. Sebelum uang, yang digunakan sebagai alat tukar adalah kerang, manik-manik, moko atau genderang, dan belincung atau cangkul bermata dua.
Pada Abad Ke-9 sampai ke-16, beberapa Kerajaan Nusantara mengeluarkan uang logam dari emas, timah, perak, serta tembaga. Maraknya perdagangan bisa diketahui dari banyaknya peredaran uang tembaga kasha yang dibawa oleh pedagang Cina di Nusantara.
Rempah-rempahlah yang kemudian menjadi komoditas utama perdagangan di Nusantara. Bahkan, rempah-rempah pula yang menjadi penarik bangsa Eropa datang ke Nusantara.