No. 17/51/DKom
Bank Indonesia
melonggarkan kebijakan Makroprudensial dalam bentuk peningkatan Rasio
Loan to Value (LTV) atau Rasio Financing to Value (FTV) untuk kredit properti
dan penurunan uang muka untuk kredit kendaraan bermotor. Kebijakan tersebut dilakukan sebagai upaya menjaga
momentum pertumbuhan ekonomi.
Pokok-pokok perubahan
mengenai kebijakan LTV/FTV dan Uang Muka meliputi beberapa hal, antara lain perubahan
besaran rasio LTV untuk Kredit Properti (KP) dan
rasio FTV untuk Kredit Properti (KP) Syariah. Peningkatan besaran rasio LTV/FTV mencapai 10%, dan berlaku pada Rumah
Tapak (RT), Rumah Susun (RS) maupun Rumah Toko/ Rumah Kantor (Ruko/Rukan),
mulai tipe 21 ke bawah hingga tipe 70 ke atas. Sementara perubahan
terhadap ketentuan uang muka untuk
kredit atau pembiayaan kendaraan bermotor
(KKB dan KKB Syariah) berlaku untuk kendaraan roda 2 dan roda 3 ke atas. Kewajiban persentase uang muka ini diturunkan hingga 5%.
Bank Indonesia juga mengatur mengenai tata cara dan persyaratan bagi bank, jika
ingin menerapkan rasio LTV/FTV serta besaran uang muka sesuai ketentuan yang
baru.
Selain pelonggaran
rasio LTV/FTV dan uang muka, pelonggaran juga dilakukan terhadap jaminan yang
diserahkan pengembang kepada bank dalam pemberian kredit/pembiayaan properti
melalui mekanisme inden. Jaminan tersebut dapat berupa aset tetap, aset
bergerak, bank guarantee, standby letter of credit dan/ atau dana
yang dititipkan dan/ atau disimpan dalam escrow account di bank pemberi
kredit/ pembiayaan. Nilai jaminan yang diberikan setidaknya sebesar selisih
antara komitmen kredit/ pembiayaan dengan pencairan kredit/ pembiayaan yang
telah dilakukan oleh bank. Sementara itu, jaminan yang diberikan oleh pihak
lain dapat berbentuk corporate guarantee, stand by letter of credit
atau bank guarantee.
Di sisi lain, Bank
Indonesia menentukan bahwa penerapan ketentuan LTV/FTV dan uang muka yang baru
akan dikaitkan
dengan kinerja bank dalam mengelola kredit/pembiayaan bermasalah. Hal ini dilakukan sebagai upaya mitigasi risiko, agar pelonggaran
yang diberikan tidak serta merta meningkatkan
potensi risiko kredit/pembiayaan. Dengan ini, diharapkan agar penyaluran kredit kepada
masyarakat dapat berjalan lebih luas namun tetap memperhatikan prinsip
kehati-hatian, baik bagi masyarakat maupun bank.
Secara lengkap, perubahan kebijakan LTV/FTV dan ketentuan
uang muka kredit KKB dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 1. Perubahan LTV/FTV untuk KP Konvensional dan KP
Syariah Akad Murabahah dan Istishna
Tipe Properti (m2)
|
Fasilitas Kredit Ke-1
|
Fasilitas Kredit Ke-2
|
Fasilitas Kredit Ke-3
|
Sebelumnya
|
Perubahan
|
Sebelumnya
|
Perubahan
|
Sebelumnya
|
Perubahan
|
Rumah
Tapak (RT)
|
Tipe
> 70
|
70%
|
80%
|
60%
|
70%
|
50%
|
60%
|
Tipe
22-70
|
-
|
-
|
70%
|
80%
|
60%
|
70%
|
Tipe
sd. 21
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
Rumah
Susun (RS)
|
Tipe
> 70
|
70%
|
80%
|
60%
|
70%
|
50%
|
60%
|
Tipe
22-70
|
80%
|
90%
|
70%
|
80%
|
60%
|
70%
|
Tipe
sd. 21
|
-
|
-
|
70%
|
80%
|
60%
|
70%
|
Ruko/
Rukan
|
|
-
|
-
|
70%
|
80%
|
60%
|
70%
|
Tabel 2. Perubahan LTV/FTV untuk KP Syariah Akad MMQ dan
IMBT
Tipe Properti (m2)
|
Fasilitas Kredit Ke-1
|
Fasilitas Kredit Ke-2
|
Fasilitas Kredit Ke-3
|
Sebelumnya
|
Perubahan
|
Sebelumnya
|
Perubahan
|
Sebelumnya
|
Perubahan
|
Rumah
Tapak (RT)
|
Tipe
> 70
|
80%
|
85%
|
70%
|
75%
|
60%
|
65%
|
Tipe
22-70
|
-
|
-
|
80%
|
80%
|
70%
|
70&
|
Tipe
sd. 21
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
|
Rumah
Susun (RS)
|
Tipe
> 70
|
80%
|
85%
|
70%
|
75%
|
60%
|
65%
|
Tipe
22-70
|
90%
|
90%
|
80%
|
80%
|
70%
|
70&
|
Tipe
sd. 21
|
-
|
-
|
80%
|
80%
|
70%
|
70&
|
Ruko/
Rukan
|
|
-
|
-
|
80%
|
80%
|
70%
|
70&
|
Tabel 3. Perubahan Uang Muka Kredit Kendaraan Bermotor
(KKB)
Jenis Kendaraan
|
Bank Konvensional dan Bank Syariah
|
Sebelumnya
|
Perubahan
|
Roda 2
|
25%
|
20%
|
Roda 3
atau lebih nonproduktif
|
30%
|
25%
|
Roda 3
atau lebih produktif
|
20%
|
20%
|
Jakarta, 23 Juni 2015
Departemen Komunikasi
Tirta Segara
Direktur Eksekutif