Cerita BI

BI Icon
Departemen Komunikasi​
6/3/2025 9:00 AM
Hits: 289

Kolaborasi Kuat Jaga Pangan Balinusra via GNPIP 2025

GNPIP BALINUSRA 2025

Halo, Sobat Rupiah!

Pernah nggak sih, lagi enak-enak mau masak, eh harga cabai atau bawang tiba-tiba melambung tinggi? Atau pas lagi butuh banget stoknya malah langka? Pasti bikin pusing kepala, ya! Nah, menjaga agar harga kebutuhan pokok terutama pangan tetap stabil dan pasokannya aman itu penting banget buat kita semua. 


Untungnya, ada kabar baik dari wilayah Bali dan Nusa Tenggara (Balinusra)! Bank Indonesia (BI) bersama Tim Pengendali Inflasi Pusat dan Daerah (TPIP–TPID), plus berbagai kementerian dan lembaga terkait lainnya, baru saja menggelar Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) Wilayah Balinusra 2025 pada 23 Mei lalu di Denpasar. Ini bukan sekadar acara biasa, tapi sebuah "jurus jitu" hasil kolaborasi untuk menjaga stabilitas harga dan ketahanan pangan kita secara berkelanjutan. 


Temanya saja sudah keren: "Sinergi dan Inovasi Peningkatan Produksi dan Penguatan Ketahanan Pangan Guna Mendukung Asta Cita Nasional serta Pengendalian Inflasi di Wilayah Balinusra". Intinya, kerja bareng dan cari cara baru biar urusan perut kita semua aman! 


Tantangan Unik di Pulau Dewata dan Tetangganya 

Kenapa sih Balinusra (Bali, NTB, NTT) butuh perhatian khusus? Sobat Rupiah pasti tahu dong, wilayah ini kan primadona pariwisata Indonesia! Jutaan turis datang silih berganti. Nah, ini jadi tantangan tersendiri. Kebutuhan pangannya jadi berlipat ganda, bukan cuma untuk penduduk lokal, tapi juga untuk para wisatawan. Belum lagi kalau ada upacara adat atau perayaan keagamaan, permintaan bahan pangan tertentu bisa melonjak drastis.


Di sisi lain, ada juga tantangan internal. Infrastruktur seperti pelabuhan dan transportasi antar pulau, khususnya di NTB dan NTT, masih perlu ditingkatkan agar distribusi pangan lancar. Di Bali, lahan pertanian kabarnya makin menyempit. Mencari generasi penerus petani juga jadi PR tersendiri. Ditambah lagi, peran pasar induk sebagai pusat distribusi pangan belum semaksimal yang diharapkan. Wah, kompleks juga ya?


GNPIP Balinusra Beraksi: Sinergi dan Inovasi Jawabannya!​
Nah, di sinilah GNPIP Balinusra 2025 hadir sebagai solusi. Kuncinya ada dua: Sinergi dan Inovasi. 

Kerja Bareng Itu Keren (Sinergi)

Sebagai bagian dari TPIP-TPID Bank Indonesia turut berkontribusi bersama dengan  pemerintah daerah, sampai pihak swasta, semua bahu-membahu. Ibu Aida S. Budiman, Deputi Gubernur Bank Indonesia, sampai memberikan apresiasi khusus lho atas kerja keras ini. Pak Dewa Made Indra, Sekda Provinsi Bali, juga menekankan pentingnya Kerja Sama Antar Daerah (KAD). Bukan cuma antar pemerintah (G2G), tapi juga antar pelaku usaha (B2B). Contoh suksesnya? Di Bali, Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Pangan sudah bekerjasama langsung dengan hotel dan restoran (lewat PHRI). Hasilnya? Rantai pasok makin pendek, produk petani lokal makin laris!

Terobosan Cerdas (Inovasi & Peningkatan Produksi)

Biar hasil panen makin melimpah, berbagai upaya dilakukan. Mulai dari bantuan sarana produksi pertanian (saprodi) sampai perluasan area tanam. Upaya ini juga diselaraskan untuk mendukung program nasional yang lagi hits, yaitu Makan Bergizi Gratis (MBG). Jadi, pasokan pangannya aman, gizinya pun terjamin! 

Distribusi Lancar, Harga Aman

Logistik yang efisien itu krusial. Pak Ferry Irawan dari Kemenko Perekonomian menekankan hal ini dalam Rapat Koordinasi. Upaya terus dilakukan untuk mengatasi kendala infrastruktur dan memaksimalkan peran pasar induk agar distribusi pangan makin lancar jaya. 


Hasilnya Gimana? Kerja keras ini membuahkan hasil nyata, Sobat Rupiah! Buktinya, inflasi di wilayah Balinusra pada April 2025 tercatat cukup terkendali di angka 2,06% (year-on-year). Padahal, saat itu permintaan lagi tinggi-tingginya karena momen Lebaran dan musim liburan turis. Ini menunjukkan kalau strategi yang dijalankan sudah di jalur yang benar! 


Langkah Strategis ke Depan 

Perjuangan belum selesai, tentunya. Dalam Rapat Koordinasi TPIP dan TPID Balinusra, dirumuskan beberapa langkah strategis ke depan:

  • Melindungi lahan pertanian yang ada dan memanfaatkan lahan 'tidur' agar lebih produktif
  • Menciptakan petani-petani muda yang inovatif.​
  • Memanfaatkan teknologi pertanian pintar untuk mengurangi risiko gagal panen.
  • Memperkuat peran pasar induk sebagai pusat distribusi.
  • Mendorong kemitraan yang saling menguntungkan antara petani/produsen dengan penyedia gizi untuk mendukung kelancaran program MBG.
Yuk, Jadi Bagian dari Solusi! 

Sobat Rupiah, menjaga stabilitas harga dan memastikan ketersediaan pangan itu bukan cuma tugas pemerintah atau BI saja, lho. Ini adalah tanggung jawab kita bersama. Kita semua bisa ikut berkontribusi! 

Gimana caranya? Gampang kok! Mulai dari hal-hal kecil di sekitar kita. Misalnya, dengan lebih memilih dan bangga menggunakan produk pangan lokal hasil petani kita. Bisa juga dengan mengurangi kebiasaan membuang-buang makanan. Atau, kalau punya

kesempatan, dukung langsung para petani dan UMKM pangan di daerahmu. 


Setiap langkah kecil kita, kalau dilakukan bersama-sama, dampaknya bisa besar banget untuk menjaga ketahanan pangan Indonesia, khususnya di wilayah Balinusra yang kita cintai ini. Yuk, kita buktikan kalau kolaborasi kuat memang bisa jaga pangan kita!




Lampiran
Kontak

​Contact Center Bank Indonesia Bicara: (62 21) 131

e-mail : bicara@bi.go.id

Jam operasional Senin s.d. Jumat Pkl. 08.00 s.d 16.00 WIB​​

Halaman ini terakhir diperbarui 6/3/2025 10:09 AM
Apakah halaman ini bermanfaat?
Terima Kasih! Apakah Anda ingin memberikan rincian lebih detail?
Tag :

Baca Juga