No.25/68/DKom
Berdasarkan kondisi perekonomian global dan domestik terkini, Bank Indonesia menyampaikan perkembangan indikator stabilitas nilai Rupiah, sebagai berikut:
Perkembangan Nilai Tukar 13 – 17 Maret 2023
Pada akhir hari Kamis, 16 Maret 2023
- Rupiah ditutup pada level (bid) Rp15.375 per dolar AS.
- Yield SBN (Surat Berharga Negara) 10 tahun turun ke 6,85%.
- DXY[1] melemah ke level 104,42.
- Yield UST (US Treasury) Note[2] 10 tahun turun ke level 3,577%.
Pada pagi hari Jumat, 17 Maret 2023
- Rupiah dibuka pada level (bid) Rp15.375 per dolar AS.
- Yield SBN 10 tahun naik ke 6,93%.
Aliran Modal Asing (Minggu I Maret 2023)
- Premi CDS Indonesia 5 tahun naik ke 103,48 bps per 16 Maret 2023 dari 98,22 bps per 10 Maret 2023.
- Berdasarkan data transaksi 13 – 16 Maret 2023, nonresiden di pasar keuangan domestik beli neto Rp9,59 triliun terdiri dari beli neto Rp10,31 triliun di pasar SBN dan jual neto Rp0,73 triliun di pasar saham.
- Selama tahun 2023, berdasarkan data setelmen s.d. 16 Maret 2023, nonresiden beli neto Rp39,67 triliun di pasar SBN dan jual neto Rp0,52 triliun di pasar saham.
Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan guna mendukung pemulihan ekonomi lebih lanjut.
Jakarta, 17 Maret 2023
Departemen Komunikasi
Erwin Haryono
Direktur Eksekutif
Informasi tentang Bank Indonesia
Tel.021-131, email : bicara@bi.go.id
[1] DXY atau Indeks Dolar adalah indeks yang menunjukkan pergerakan dolar terhadap 6 mata uang negara utama lainnya (EUR, JPY, GBP, CAD, SEK, CHF).
[2] UST atau US Treasury Note merupakan surat utang negara yang dikeluarkan pemerintah AS dengan tenor 1-10 tahun.