No.23/341/DKom
Mencermati kondisi perekonomian Indonesia khususnya sebagai dampak penyebaran Covid-19, Bank Indonesia menyampaikan perkembangan indikator stabilitas nilai Rupiah secara periodik. Indikator dimaksud adalah nilai tukar dan inflasi, sebagai berikut :
A. Perkembangan Nilai Tukar 27 -31 Desember 2021
Pada akhir hari Kamis, 30 Desember 2021
- Rupiah ditutup pada level (bid) Rp14.265 per dolar AS.
- Yield SBN (Surat Berharga Negara) 10 tahun naik ke level 6,35%.
- DXY[1] melemah ke level 95,97.
- Yield UST (US Treasury) Note[2] 10 tahun naik ke level 1,51%.
Pada pagi hari Jumat, 31 Desember 2021
- Rupiah dibuka pada level (bid) Rp14.265 per dolar AS.
- Yield SBN 10 tahun turun pada level 6,33%.
Aliran Modal Asing (Minggu V Desember 2021)
- Premi CDS Indonesia 5 tahun turun ke level 73,24 bps per 30 Desember 2021 dari 74,40 bps per 24 Desember 2021.
- Berdasarkan data transaksi 27-30 Desember 2021, nonresiden di pasar keuangan domestik jual neto Rp2,01 triliun terdiri dari jual neto di pasar SBN sebesar Rp2,51 triliun dan beli neto di pasar saham sebesar Rp0,50 triliun.
- Berdasarkan data setelmen s.d 30 Desember 2021 (ytd), nonresiden jual neto Rp80,92 triliun di pasar SBN dan beli neto Rp38,09 triliun di pasar saham.
B. Inflasi berada pada level yang rendah dan terkendali
- Berdasarkan Survei Pemantauan Harga pada minggu V Desember 2021, perkembangan harga pada Desember 2021 tetap terkendali dan diperkirakan inflasi sebesar 0,60% (mtm). Dengan perkembangan tersebut, perkiraan inflasi 2021 sebesar 1,90%.
- Penyumbang utama inflasi Desember 2021 sampai dengan minggu V yaitu komoditas cabai rawit sebesar 0,14% (mtm), minyak goreng sebesar 0,07% (mtm), daging ayam ras dan telur ayam ras masing-masing sebesar 0,06% (mtm), cabai merah sebesar 0,04% (mtm), bawang merah, beras, detergen bubuk, semen, tarif angkutan udara dan bahan bakar rumah tangga masing-masing sebesar 0,01% (mtm). Sementara itu, komoditas yang mengalami deflasi yaitu daging sapi sebesar -0,01% (mtm).
Bank Indonesia akan terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait untuk memonitor secara cermat dinamika penyebaran Covid-19 dan dampaknya terhadap perekonomian Indonesia dari waktu ke waktu, serta langkah-langkah koordinasi kebijakan lanjutan yang perlu ditempuh untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan, serta menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap baik dan berdaya tahan.
Jakarta, 31 Desember 2021
Kepala Departemen Komunikasi
Erwin Haryono
Direktur Eksekutif
Informasi tentang Bank Indonesia
Tel.021-131, email : bicara@bi.go.id
[1] DXY atau Indeks Dolar adalah indeks yang menunjukkan pergerakan dolar terhadap 6 mata uang negara utama lainnya (EUR, JPY, GBP, CAD, SEK, CHF).
[2] UST atau US Treasury Note merupakan surat utang negara yang dikeluarkan pemerintah AS dengan tenor 1-10 tahun.