Mencermati
kondisi perekonomian Indonesia khususnya sebagai dampak penyebaran COVID-19,
Bank Indonesia menyampaikan perkembangan indikator stabilitas nilai Rupiah
secara periodik. Indikator dimaksud adalah nilai tukar dan inflasi, sebagai
berikut :
A. Perkembangan Nilai Tukar 2-5 November 2020
Pada akhir hari Kamis, 5 November
2020
1. Rupiah ditutup pada
level (bid) Rp14.370 per dolar AS.
2. Yield
SBN (Surat Berharga Negara) 10 tahun turun
ke level 6,54%.
3. DXY[1]
melemah ke level 92,53.
4. Yield
UST (US Treasury) Note[2]
10 tahun turun ke level 0,763%.
Pada pagi hari Jumat, 6 November 2020
1. Rupiah
dibuka pada level (bid) Rp14.250 per dolar AS.
2. Yield
SBN 10 tahun stabil
pada 6,39%.
Aliran
Modal Asing (Minggu I November 2020)
1. Premi
CDS (Credit Default Swaps)[3] Indonesia 5 tahun turun di 82,64 bps
per 5 November 2020 dari 97,96 bps per 30 Oktober 2020.
2. Berdasarkan data
transaksi 2-5 November 2020, nonresiden di pasar keuangan domestik beli neto
Rp3,81 triliun, dengan beli neto di pasar SBN sebesar Rp3,87 triliun dan jual
neto di pasar saham sebesar Rp0,06 triliun.
3. Berdasarkan data
setelmen selama 2020 (ytd), nonresiden di pasar keuangan domestik jual neto
sebesar Rp161,24 triliun.
B. Inflasi berada pada
level yang rendah dan terkendali
1.
Berdasarkan Survei Pemantauan Harga pada minggu I November 2020, perkembangan
harga pada bulan November 2020 diperkirakan inflasi sebesar 0,18% (mtm).
Dengan perkembangan tersebut, perkiraan inflasi November 2020 secara tahun
kalender sebesar 1,14% (ytd), dan secara tahunan sebesar 1,50% (yoy).
2.
Penyumbang utama inflasi yaitu daging ayam ras sebesar 0,08% (mtm), cabai merah
sebesar 0,03% (mtm), telur ayam ras dan bawang merah masing-masing
sebesar 0,02% (mtm), serta cabai rawit dan minyak goreng masing-masing sebesar
0,01% (mtm). Sementara itu, komoditas yang menyumbang deflasi pada periode
laporan berasal dari komoditas tarif angkutan udara sebesar -0.02% (mtm) dan
emas perhiasan sebesar -0,01% (mtm).
Bank Indonesia akan terus memperkuat
koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait untuk memonitor secara cermat
dinamika penyebaran COVID-19 dan dampaknya terhadap perekonomian Indonesia dari
waktu ke waktu, serta langkah-langkah koordinasi kebijakan lanjutan yang perlu
ditempuh untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan, serta
menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap baik dan berdaya tahan.
Jakarta,
6 November 2020
Kepala Departemen Komunikasi
Onny Widjanarko
Direktur Eksekutif
Informasi tentang Bank Indonesia
Telp. 021-131, Email : bicara@bi.go.id
[1] DXY atau Indeks Dolar adalah indeks
yang menunjukkan pergerakan dolar terhadap 6 mata uang negara utama lainnya
(EUR, JPY, GBP, CAD, SEK, CHF).
[2] UST atau US Treasury Note merupakan
surat utang negara yang dikeluarkan pemerintah AS dengan tenor 1-10 tahun.
[3] CDS atau Credit Default Swaps
merupakan indikator yang sering digunakan dalam mengukur risiko suatu negara.