Mencermati
kondisi perekonomian Indonesia khususnya sebagai dampak penyebaran COVID-19,
Bank Indonesia menyampaikan perkembangan indikator stabilitas nilai Rupiah
secara periodik. Indikator dimaksud adalah nilai tukar dan inflasi, sebagai
berikut :
A. Perkembangan
Nilai Tukar 16 - 19 November 2020
Pada akhir hari Kamis, 19
November 2020
1. Rupiah
ditutup pada level (bid) Rp14.040 per dolar AS.
2. Yield SBN
(Surat Berharga Negara) 10 tahun turun ke level 6,15%.
3. DXY melemah
ke level 92,29.
4. Yield UST (US
Treasury) Note[2] 10 tahun turun ke level 0,851%.
Pada pagi hari Jumat, 20 November
2020
1. Rupiah dibuka pada level (bid) Rp14.140 per dolar AS.
2. Yield SBN 10
tahun naik
menjadi 6,16%.
Aliran Modal Asing (Minggu III
November 2020)
1. Premi
CDS (Credit Default Swaps)
Indonesia 5 tahun naik ke 75,10
bps per 19 November 2020 dari 74,16 bps per 13 November 2020.
2. Berdasarkan
data transaksi 16 – 19 November 2020, nonresiden di pasar keuangan domestik
beli neto Rp8,53 triliun, dengan beli neto di pasar SBN sebesar Rp7,04 triliun
dan beli neto di pasar saham sebesar Rp1,49 triliun.
3. Berdasarkan
data setelmen selama 2020 (ytd), nonresiden di pasar keuangan domestik jual
neto sebesar Rp145,54 triliun.
B. Inflasi
berada pada level yang rendah dan
terkendali
1. Berdasarkan
Survei Pemantauan Harga pada minggu III November 2020, perkembangan harga pada
bulan November 2020 diperkirakan inflasi sebesar 0,23% (mtm). Dengan
perkembangan tersebut, perkiraan inflasi November 2020 secara tahun kalender
sebesar 1,19% (ytd), dan secara tahunan sebesar 1,55% (yoy).
2.
Penyumbang utama inflasi, yaitu daging ayam ras
sebesar 0,09% (mtm), telur ayam ras sebesar 0,04% (mtm), bawang merah sebesar
0,03% (mtm), cabai merah dan cabai rawit masing-masing sebesar 0,02% (mtm),
serta minyak goreng, tomat, bawang putih, dan jeruk masing-masing sebesar 0,01%
(mtm). Sementara itu, komoditas yang menyumbang deflasi pada periode laporan
berasal dari komoditas emas perhiasan sebesar -0,02% (mtm) dan tarif angkutan
udara sebesar -0,01% (mtm).
Bank
Indonesia akan terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas
terkait untuk memonitor secara cermat dinamika penyebaran COVID-19 dan
dampaknya terhadap perekonomian Indonesia dari waktu ke waktu, serta
langkah-langkah koordinasi kebijakan lanjutan yang perlu ditempuh untuk menjaga
stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan, serta menopang pertumbuhan ekonomi
Indonesia tetap baik dan berdaya tahan.
Jakarta,
20 November 2020
Kepala Departemen
Komunikasi
Onny Widjanarko
Direktur Eksekutif
Informasi tentang Bank Indonesia
UST atau US Treasury Note
merupakan surat utang negara yang dikeluarkan pemerintah AS dengan tenor 1-10
tahun. CDS atau Credit Default Swaps
merupakan indikator yang sering digunakan dalam mengukur risiko suatu negara.