Mencermati
kondisi perekonomian Indonesia khususnya sebagai dampak penyebaran COVID-19,
Bank Indonesia menyampaikan perkembangan indikator stabilitas nilai Rupiah
secara periodik. Indikator dimaksud adalah nilai tukar dan inflasi, sebagai
berikut :
A. Perkembangan
Nilai Tukar 14-17 Desember 2020
Pada akhir hari Kamis, 17
Desember 2020
1. Rupiah
ditutup pada level (bid) Rp14.085 per dolar AS.
2. Yield SBN
(Surat Berharga Negara) 10 tahun turun ke level 5,94%.
3. DXY melemah ke level 89,82.
4. Yield
UST (US Treasury) Note
10 tahun naik ke level 0,933%.
Pada
pagi hari Jumat, 18 Desember 2020
1. Rupiah
dibuka pada level (bid) Rp14.085 per dolar AS.
2. Yield
SBN 10 tahun turun di 5,92%.
Aliran
Modal Asing (Minggu III Desember 2020)
1. Premi
CDS (Credit Default Swaps)
Indonesia 5 tahun turun di 65,75
bps per 17 Desember 2020 dari 67,91 bps per 11 Desember 2020.
2. Berdasarkan
data transaksi 14-17 Desember 2020, nonresiden di pasar keuangan domestik beli
neto Rp3,86 triliun, dengan beli neto di pasar SBN sebesar Rp2,04 triliun dan
beli neto di pasar saham sebesar Rp1,82 triliun.
3. Berdasarkan
data setelmen selama 2020 (ytd), nonresiden di pasar keuangan domestik jual
neto sebesar Rp140,01 triliun.
B. Inflasi
berada pada level yang rendah dan
terkendali
1. Berdasarkan
Survei Pemantauan Harga pada minggu III Desember 2020, perkembangan harga pada
bulan Desember 2020 diperkirakan inflasi sebesar 0,36% (mtm). Dengan
perkembangan tersebut, perkiraan inflasi 2020 sebesar 1,60%(yoy).
2. Penyumbang
utama inflasi yaitu cabai merah sebesar 0,08% (mtm), telur ayam ras sebesar
0,06% (mtm), cabai rawit sebesar 0,04% (mtm), tomat sebesar 0,03% (mtm), daging
ayam ras sebesar 0,02% (mtm), minyak goreng, jeruk, wortel, dan tarif angkutan
udara masing-masing sebesar 0,01% (mtm). Sementara itu, komoditas yang
menyumbang deflasi pada periode laporan berasal dari komoditas emas perhiasan
sebesar -0,05% (mtm) dan bawang merah sebesar -0,01% (mtm).
Bank
Indonesia akan terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas
terkait untuk memonitor secara cermat dinamika penyebaran COVID-19 dan
dampaknya terhadap perekonomian Indonesia dari waktu ke waktu, serta
langkah-langkah koordinasi kebijakan lanjutan yang perlu ditempuh untuk menjaga
stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan, serta menopang pertumbuhan ekonomi
Indonesia tetap baik dan berdaya tahan.
Jakarta, 18 Desember 2020
Kepala Departemen Komunikasi
Erwin Haryono
Direktur Eksekutif
[1] DXY atau Indeks Dolar adalah indeks yang menunjukkan pergerakan dolar terhadap 6 mata uang negara utama lainnya (EUR, JPY, GBP, CAD, SEK, CHF).
[2] UST atau US Treasury Note merupakan surat utang negara yang dikeluarkan pemerintah AS dengan tenor 1-10 tahun.
[3] CDS atau Credit Default Swaps merupakan indikator yang sering digunakan dalam mengukur risiko suatu negara.