Mencermati kondisi
perekonomian Indonesia khususnya sebagai dampak penyebaran COVID-19, BI
menyampaikan perkembangan indikator stabilitas nilai Rupiah secara periodik.
Indikator dimaksud adalah nilai tukar dan inflasi, sebagai berikut :
A.
Perkembangan Nilai Tukar 30 Maret - 2
April 2020
Pada akhir hari Kamis, 2 April 2020
1.
Rupiah ditutup
melemah di Rp16.470.
2.
Yield SBN 10 tahun
naik ke 8,00%.
3.
DXY menguat ke level
100,18.
4.
Yield UST (US
Treasury Note) 10 tahun turun ke level
0,583%.
Pada pagi hari Jumat, 3 April 2020:
1. Rupiah dibuka menguat di level di Rp16.450.
2. Yield SBN 10 tahun naik ke 8,08%.
Aliran Modal Asing (Minggu I April 2020)
1. Premi
CDS (Currency Default Swap) Indonesia 5 tahun naik ke 235,64 bps per 2
April 2020 dari 200,11 bps per 27 Maret 2020 dipicu oleh kekhawatiran resesi
ekonomi global seiring berlanjutnya penyebaran kasus COVID-19.
2. Berdasarkan
data transaksi 30 Maret – 2 April 2020, nonresiden di pasar keuangan domestik
net beli Rp3,28 triliun dengan net beli di pasar SBN sebesar Rp4,09 triliun,
sementara net jual di pasar saham sebesar Rp0,82 triliun.
3. Berdasarkan
data setelmen 30 Maret – 2 April 2020, nonresiden di pasar keuangan domestik
net beli Rp0,77 triliun. Selama 2020 (ytd), nonresiden di pasar keuangan
domestik tercatat net jual Rp143,99 triliun.
B.
Inflasi 2019 Terkendali dan Berada pada
Sasaran Inflasi
1. Berdasarkan
Survei Pemantauan Harga pada minggu I April 2020, inflasi April 2020 sampai
dengan minggu pertama diperkirakan sebesar 0,20% (mtm), lebih tinggi dari bulan
sebelumnya. Sehingga secara tahun kalender sebesar 0,96% (ytd), dan secara
tahunan sebesar 2,80% (yoy).
2. Penyumbang
inflasi pada periode laporan antara lain berasal dari komoditas bawang merah
(0,08%), emas perhiasan (0,07%), jeruk (0,05%), gula pasir (0,02%), tahu
mentah, kangkung, tempe, bayam, beras, cabai rawit, air minum kemasan dan rokok
kretek filter masing-masing sebesar 0,01% (mtm). Sementara itu, komoditas utama
yang menyumbang deflasi yaitu cabai merah (-0,09%), daging ayam ras (-0,03%)
dan angkutan udara (-0,01%).
BI akan
terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan OJK untuk memonitor secara
cermat dinamika penyebaran COVID-19 dan dampaknya terhadap perekonomian
Indonesia dari waktu ke waktu, serta langkah-langkah koordinasi kebijakan
lanjutan yang perlu ditempuh untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem
keuangan, serta menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap baik dan berdaya
tahan.
Pesan Editor:
1. DXY
atau Indeks Dolar adalah index yang menunjukkan pergerakan dolar terhadap 6
mata uang negara utama lainnya (EUR, JPY, GBP, CAD, SEK, CHF).
2. UST
atau US Treasury Note merupakan surat utang negara yang dikeluarkan pemerintah
US dengan tenor 1-10 tahun.
3. CDS
atau Currency Default Swap merupakan indikator kerentanan pasar uang yang
menggambarkan kondisi nilai tukar Rupiah terhadap mata uang negara lain.