Cerita BI

BI Icon

Departemen Komunikasi

10/9/2025 7:00 PM
Hits: 26

Dari Dapur Nusantara ke Meja Dunia

dari dapur nusantara ke meja dunia

Pernah nggak kamu mencium aroma masakan yang langsung bikin perut lapar? Begitulah kuliner Indonesia. Wangi rempahnya bisa membuat siapa pun jatuh cinta sejak suapan pertama.

Faktanya, lima makanan Indonesia masuk daftar 100 Best Dishes in the World versi TasteAtlas Awards 24/25: rawon yang hitam gurih, pempek yang kenyal berpadu cuko pedas, nasi goreng ayam yang khas, gulai dengan bumbu kaya rempah, dan rendang yang mendunia.

Dari dapur sederhana di Nusantara, aroma itu kini menyebar ke penjuru dunia, membawa cerita tentang rasa, budaya, dan cinta. Karena sejatinya, setiap hidangan bukan hanya soal bumbu dan rasa, tapi tentang bagaimana makanan bisa menyatukan hati yang berbeda.

Dari sinilah, kuliner Nusantara mulai dikenal bukan hanya sebagai hidangan lezat, tapi juga sebagai bahasa universal yang bisa menyatukan banyak bangsa. Inilah yang kemudian disebut sebagai Gastronomi Diplomasi.

Ketika Rasa Menjadi Bahasa Diplomasi

Gastronomi diplomasi adalah cara sebuah negara memperkenalkan budayanya melalui makanan. Bukan lewat pidato atau perjanjian resmi, tapi lewat aroma, rasa yang tersaji di meja makan. 

Melalui kuliner, hubungan antarbangsa bisa terjalin lebih hangat, karena makanan memiliki bahasa universal yang mudah diterima siapa pun. Ia bisa menembus batas agama, bahasa, dan geografis membangun kedekatan tanpa harus banyak bicara.

Kuliner halal Indonesia bukan hanya soal cita rasa yang kaya, tapi juga tentang niat baik di balik prosesnya. Dari tangan yang memasak dengan hati, lahirlah rasa yang membawa pesan damai dan tulus. Nilai-nilai inilah yang membuat kuliner kita menjadi jembatan yang kuat dalam diplomasi budaya.

Tujuannya sederhana namun bermakna: menciptakan kedekatan tanpa batas bahasa atau budaya. Namun di balik cita rasa itu, gastronomi diplomasi membawa misi yang lebih luas bagi Indonesia.

Pertama, memperkuat ekonomi kreatif dan rantai nilai halal agar para pelaku UMKM kuliner memiliki ruang untuk tumbuh, berinovasi, dan menembus pasar global.

Kedua, mempertegas identitas Indonesia di mata dunia — bangsa yang ramah, menjunjung nilai kejujuran, serta menghadirkan keberkahan dalam setiap proses memasak hingga penyajian.

Ketiga, menjadi sarana untuk mendorong inovasi pangan berkelanjutan, menjaga agar tradisi kuliner Nusantara tetap hidup seiring perkembangan zaman tanpa kehilangan jati dirinya.

Dengan begitu, gastronomi diplomasi tak lagi berhenti pada meja makan semata, tetapi bergerak menjadi jembatan nyata yang menghubungkan budaya, ekonomi, dan masa depan bangsa.

Langkah Nyata Membawa Rasa ke Dunia

Setelah pesan damai kuliner halal Indonesia terbangun di meja makan, kini saatnya melangkah lebih jauh membawanya menembus batas negara. Diplomasi rasa ini tak cukup hanya dirasakan, tapi juga perlu dihadirkan secara nyata di panggung dunia.

Karena itu, berbagai inisiatif hadir untuk membuka jalan bagi pelaku kuliner halal agar bisa berkembang secara global. Melalui fasilitasi Bank Indonesia, para UMKM mendapat kesempatan untuk berpartisipasi dalam pameran internasional, festival, dan ajang kolaborasi lintas negara. Dari sinilah, kekayaan rasa Nusantara semakin dikenal dunia, sekaligus memperkuat ekosistem halal yang inklusif dan berkelanjutan.

Salah satu langkah strategisnya diwujudkan melalui Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) ajang yang mempertemukan pelaku industri halal dengan pasar global. Dalam ekosistem ini, Bank Indonesia juga membuka akses bagi UMKM terpilih, termasuk yang tergabung dalam Industri Kreatif Syariah (IKRA) Indonesia, wadah prestisius yang menaungi pelaku kreatif unggulan di sektor halal.

Masuk ke dalam IKRA bukan sekadar pengakuan, tapi menjadi modal kuat bagi UMKM untuk meningkatkan kredibilitas, memperluas jejaring bisnis, dan menembus pasar ekspor. Melalui program ini, pelaku usaha mendapat pendampingan, kurasi, hingga kesempatan untuk mengikuti business matching dengan mitra luar negeri.

Pertemuan bisnis semacam ini bukan hanya tentang jual-beli, tapi tentang membangun kepercayaan dan memperkenalkan rasa Indonesia sebagai bahasa universal yang menyatukan. Dari ruang-ruang seperti ISEF dan jejaring IKRA, cita rasa Nusantara perlahan melangkah dari dapur sederhana menuju meja dunia, membawa pesan kebaikan dan kehangatan khas Indonesia. 

​​​Contoh Nyata Gastronomi Diplomasi

Gastronomi diplomasi memang terdengar seperti konsep, tapi sebenarnya ia bisa terlihat dan dirasakan nyata. Salah satu contohnya adalah Indonesia Spice Up The World, yang melalui ISEF diperkuat agar kuliner halal Indonesia tidak hanya tersaji di meja, tapi juga mampu menyentuh hati orang di berbagai belahan dunia.

Bayangkan aroma rempah Nusantara yang bergerak dari petani hingga distributor, sampai ke meja di luar negeri. Setiap cita rasa otentik menjadi jembatan, membangun kepercayaan, dan memperkenalkan budaya Indonesia secara hangat dan penuh makna.

Inilah bukti bahwa gastronomi diplomasi bukan sekadar teori, tapi praktik nyata yang menempatkan budaya Indonesia di panggung global, satu aroma, satu rasa dan satu suapan pada satu waktu.

Masa Depan yang Terhidang dari Dapur Nusantara

Dari setiap aroma rempah yang semerbak, setiap suapan yang dinikmati, kuliner halal Indonesia menyimpan pesan yang lebih dari sekadar rasa. Ia adalah jembatan penghubung hati dan budaya antarbangsa.

Dengan setiap kuliner halal Indonesia yang dikenal dunia, Indonesia menunjukkan bahwa kerja sama bisa dimulai dari meja makan. Sederhana, tapi penuh makna.

Kini giliran kita. Dari dapur rumah, dari festival kecil di kota, hingga jamuan besar di luar negeri, kita bisa ikut menyebarkan cita rasa dan semangat kebaikan itu. Karena di balik setiap hidangan halal Indonesia, tersimpan harapan agar dunia bisa saling memahami tanpa banyak kata.

Ke depan, semangat ini akan terus tumbuh. Indonesia ingin menjadikan kekuatan kuliner halalnya bukan hanya sebagai kebanggaan budaya, tetapi juga sebagai diplomasi yang membawa manfaat nyata—membuka peluang kerja sama, memperkuat UMKM, dan memperkenalkan cita rasa Nusantara sebagai identitas bangsa di kancah dunia. Dari dapur lokal, lahir rasa yang mendunia.

Dan pada akhirnya, diplomasi itu bisa dimulai dari kita sendiri. Kalau kamu diberi kesempatan memperkenalkan satu hidangan halal Indonesia ke dunia, hidangan apa yang akan kamu pilih?




Lampiran
Kontak

Contact Center Bank Indonesia Bicara: (62 21) 131

e-mail : bicara@bi.go.id
​Jam operasional Senin s.d. Jumat Pkl. 08.00 s.d 16.00 WIB
Halaman ini terakhir diperbarui 10/10/2025 9:58 AM
Apakah halaman ini bermanfaat?
Terima Kasih! Apakah Anda ingin memberikan rincian lebih detail?
Tag :

Baca Juga