No. 23/92/DKom
Mencermati
kondisi perekonomian Indonesia khususnya sebagai dampak penyebaran
Covid-19, Bank Indonesia menyampaikan perkembangan indikator stabilitas
nilai Rupiah secara periodik. Indikator dimaksud adalah nilai tukar dan
inflasi, sebagai berikut :
A. Perkembangan Nilai Tukar 5 – 9 April 2021
Pada akhir hari Kamis, 8 April 2021
1. Rupiah ditutup pada level (bid) Rp14.530 per dolar AS.
2. Yield SBN (Surat Berharga Negara) 10 tahun turun ke level 6,43%.
3. DXY[1] melemah ke level 92,06.
4. Yield UST (US Treasury) Note[2] 10 tahun turun ke level 1,619%.
Pada pagi hari Jumat, 9 April 2021
1. Rupiah dibuka pada level (bid) Rp14.530 per dolar AS.
2. Yield SBN 10 tahun turun ke level 6,39%.
Aliran Modal Asing (Minggu II April 2021)
1. Premi CDS Indonesia 5 tahun naik ke 84,07 bps per 8 April 2021 dari 82,73 bps per 2 April 2021.
2. Berdasarkan data transaksi 5 – 8 April 2021, nonresiden di pasar keuangan domestik beli neto Rp2,34 triliun dengan beli neto di pasar SBN sebesar Rp4,15 triliun, dan jual neto di pasar saham sebesar Rp1,81 triliun.
3. Berdasarkan data setelmen selama 2021 (ytd), nonresiden jual neto Rp9,68 triliun.
B. Inflasi berada pada level yang rendah dan terkendali
1. Berdasarkan
Survei Pemantauan Harga pada minggu II April 2021, perkembangan harga
pada bulan April 2021 diperkirakan inflasi sebesar 0,08% (mtm). Dengan
perkembangan tersebut, perkiraan inflasi April 2021 secara tahun
kalender sebesar 0,53% (ytd), dan secara tahunan sebesar 1,37% (yoy).
2. Penyumbang utama inflasi April 2021 sampai dengan minggu kedua yaitu komoditas
daging ayam ras sebesar 0,05% (mtm), jeruk dan cabai merah
masing-masing sebesar 0,02% (mtm) dan minyak goreng sebesar 0,01% (mtm).
Sementara itu, komoditas yang menyumbang deflasi pada periode laporan
berasal dari komoditas telur ayam ras sebesar -0,04% (mtm), cabai rawit
sebesar -0,03% (mtm), kangkung, bawang merah, bayam dan beras
masing-masing sebesar -0,01% (mtm).
Bank
Indonesia akan terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan
otoritas terkait untuk memonitor secara cermat dinamika penyebaran
Covid-19 dan dampaknya terhadap perekonomian Indonesia dari waktu ke
waktu, serta langkah-langkah koordinasi kebijakan lanjutan yang perlu
ditempuh untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan,
serta menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap baik dan berdaya
tahan.
Jakarta, 9 April 2021
Kepala Departemen Komunikasi
Erwin Haryono
Direktur Eksekutif
Informasi tentang Bank Indonesia
Telp. 021-131, Email : bicara@bi.go.id
[1]
DXY atau Indeks Dolar adalah indeks yang menunjukkan pergerakan dolar
terhadap 6 mata uang negara utama lainnya (EUR, JPY, GBP, CAD, SEK,
CHF).
[2] UST atau US Treasury Note merupakan surat utang negara yang dikeluarkan pemerintah AS dengan tenor 1-10 tahun.