No. 23/51/DKom
Mencermati kondisi perekonomian Indonesia khususnya sebagai dampak penyebaran Covid-19, Bank Indonesia menyampaikan perkembangan indikator stabilitas nilai Rupiah secara periodik. Indikator dimaksud adalah nilai tukar dan inflasi, sebagai berikut:
A. Perkembangan Nilai Tukar 22 - 26 Februari 2021
Pada akhir hari Kamis, 25 Februari 2021
- Rupiah ditutup pada level (bid) Rp14.080 per dolar AS.
- Yield SBN (Surat Berharga Negara) 10 tahun turun ke level 6,52%.
- DXY[1] melemah ke level 90,13.
- Yield UST (US Treasury) Note[2] 10 tahun naik ke level 1,520%
Pada pagi hari Jumat, 26 Februari 2021
- Rupiah dibuka pada level (bid) Rp14.090 per dolar AS.
- Yield SBN 10 tahun naik ke level 6,71%.
Aliran Modal Asing (Minggu IV Februari 2021)
- Premi CDS Indonesia 5 tahun naik ke 70,55 bps per 25 Februari 2021 dari 66,48 bps per 19 Februari 2021.
- Berdasarkan data transaksi 22 – 25 Februari 2021, nonresiden di pasar keuangan domestik jual neto Rp18,27 triliun, dengan jual neto di pasar SBN sebesar Rp19,50 triliun dan beli neto di pasar saham sebesar Rp1,23 triliun.
- Berdasarkan data setelmen selama 2021 (ytd), nonresiden di pasar keuangan domestik beli neto sebesar Rp14,68 triliun.
B. Inflasi berada pada level yang rendah dan terkendali
1. Berdasarkan Survei Pemantauan Harga pada minggu IV Februari 2021, perkembangan harga pada bulan Februari 2021 diperkirakan inflasi sebesar 0,08% (mtm). Dengan perkembangan tersebut, perkiraan inflasi Februari 2021 secara tahun kalender sebesar 0,34% (ytd), dan secara tahunan sebesar 1,35% (yoy).
2. Penyumbang utama inflasi Februari 2021 sampai dengan minggu keempat yaitu komoditas cabai rawit, cabai merah dan kangkung masing-masing sebesar 0,02% (mtm), bawang merah, bayam, daging sapi, besi beton dan rokok kretek filter masing-masing sebesar 0,01% (mtm). Sementara itu, beberapa komoditas mengalami deflasi, antara lain emas perhiasan sebesar -0,03% (mtm), daging ayam ras dan telur ayam ras masing-masing sebesar -0,02% (mtm), tomat, air kemasan dan angkutan antarkota masing-masing sebesar -0,01% (mtm).
Bank Indonesia akan terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait untuk memonitor secara cermat dinamika penyebaran Covid-19 dan dampaknya terhadap perekonomian Indonesia dari waktu ke waktu, serta langkah-langkah koordinasi kebijakan lanjutan yang perlu ditempuh untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan, serta menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap baik dan berdaya tahan.
Jakarta, 26 Februari 2021
Kepala Departemen Komunikasi
Erwin Haryono
Direktur Eksekutif
Informasi tentang Bank Indonesia
Telp. 021-131, Email : bicara@bi.go.id
[1] DXY atau Indeks Dolar adalah indeks yang menunjukkan pergerakan dolar terhadap 6 mata uang negara utama lainnya (EUR, JPY, GBP, CAD, SEK, CHF).
[2] UST atau US Treasury Note merupakan surat utang negara yang dikeluarkan pemerintah AS dengan tenor 1-10 tahun.
