No.23/32/DKom
Mencermati kondisi perekonomian Indonesia khususnya sebagai dampak penyebaran Covid-19, Bank Indonesia menyampaikan perkembangan indikator stabilitas nilai Rupiah secara periodik. Indikator dimaksud adalah nilai tukar dan inflasi, sebagai berikut :
A.
Perkembangan Nilai
Tukar 1 – 5 Februari 2021
Pada akhir hari Kamis, 4 Februari 2021
- Rupiah dibuka pada level (bid) Rp14.010 per dolar AS.
-
Yield SBN (Surat Berharga Negara) 10 tahun turun ke level 6,12%.
- DXY[1] menguat ke level 92,53.
-
Yield UST (US Treasury) Note[2] 10 tahun naik ke level 1,139%
Pada pagi hari Jumat,
5 Februari 2021
- Rupiah dibuka pada level (bid) Rp14.010 per dolar AS.
-
Yield SBN 10 tahun naik ke level 6,13%.
Aliran Modal Asing (Minggu I Februari 2021)
- Premi CDS (Credit Default Swaps)[3] Indonesia 5 tahun turun ke 68,4 bps per 4 Februari 2021 dari 74,5 bps per 29 Januari 2021.
- Berdasarkan data transaksi 1- 5 Februari 2021, nonresiden di pasar keuangan domestik beli neto Rp12,12 triliun, dengan beli neto di pasar SBN sebesar Rp7,91 triliun dan beli neto di pasar saham sebesar Rp4,21 triliun.
- Berdasarkan data setelmen selama 2021 (ytd), nonresiden di pasar keuangan domestik beli neto sebesar Rp30,22 triliun.
B.
Inflasi
berada pada level yang rendah dan terkendali
- Berdasarkan Survei Pemantauan Harga pada minggu I Februari 2021, perkembangan harga pada bulan Februari 2021 diperkirakan deflasi sebesar 0,01% (mtm). Dengan perkembangan tersebut, perkiraan inflasi Februari 2021 secara tahun kalender sebesar 0,25% (ytd), dan secara tahunan sebesar 1,26% (yoy).
- Penyumbang utama deflasi yaitu telur ayam ras sebesar -0,05% (mtm), daging ayam ras sebesar -0,03% (mtm), bawang merah, tomat, air kemasan dan emas perhiasan masing-masing sebesar -0,01% (mtm). Sementara itu, komoditas yang menyumbang inflasi pada periode laporan berasal dari komoditas daging sapi, cabai merah dan cabai rawit masing-masing sebesar 0,01% (mtm).
Bank Indonesia akan terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait untuk memonitor secara cermat dinamika penyebaran Covid-19 dan dampaknya terhadap perekonomian Indonesia dari waktu ke waktu, serta langkah-langkah koordinasi kebijakan lanjutan yang perlu ditempuh untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan, serta menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap baik dan berdaya tahan.
Jakarta, 5 Februari 2021
Kepala Departemen Komunikasi
Erwin Haryono
Direktur Eksekutif
Informasi tentang Bank Indonesia
Telp. 021-131, Email :
bicara@bi.go.id
[1] DXY atau Indeks Dolar adalah indeks yang menunjukkan pergerakan dolar terhadap 6 mata uang negara utama lainnya (EUR, JPY, GBP, CAD, SEK, CHF).
[2] UST atau US Treasury Note merupakan surat utang negara yang dikeluarkan pemerintah AS dengan tenor 1-10 tahun.
[3] CDS atau Credit Default Swaps merupakan indikator yang sering digunakan dalam mengukur risiko suatu negara.