No. 23/111/DKom
Mencermati
kondisi perekonomian Indonesia khususnya sebagai dampak penyebaran
Covid-19, Bank Indonesia menyampaikan perkembangan indikator stabilitas
nilai Rupiah secara periodik. Indikator dimaksud adalah nilai tukar dan
inflasi, sebagai berikut :
A. Perkembangan Nilai Tukar 19 - 23 April 2021
Pada akhir hari Kamis, 22 April 2021
1. Rupiah ditutup pada level (bid) Rp14.515 per dolar AS.
2. Yield SBN (Surat Berharga Negara) 10 tahun turun ke level 6,40%.
3. DXY[1] melemah ke level 91,33.
4. Yield UST (US Treasury) Note[2] 10 tahun turun ke level 1,538%.
Pada pagi hari Jumat, 23 April 2021
1. Rupiah dibuka pada level (bid) Rp14.510 per dolar AS.
2. Yield SBN 10 tahun naik ke level 6,41%.
Aliran Modal Asing (Minggu IV April 2021)
1. Premi CDS Indonesia 5 tahun naik ke 78,90 bps per 22 April 2021 dari 78,37 bps per 16 April 2021.
2. Berdasarkan
data transaksi 19 – 22 April 2021, nonresiden di pasar keuangan beli
neto Rp3,88 triliun terdiri dari beli neto di pasar SBN sebesar Rp4,68
triliun, dan jual neto di pasar saham sebesar Rp0,80 triliun.
3. Berdasarkan data setelmen selama 2021 (ytd), nonresiden jual neto Rp6,82 triliun.
B. Inflasi berada pada level yang rendah dan terkendali
1. Berdasarkan
Survei Pemantauan Harga pada minggu IV April 2021, perkembangan harga
pada bulan April 2021 diperkirakan inflasi sebesar 0,18% (mtm). Dengan
perkembangan tersebut, perkiraan inflasi April 2021 secara tahun
kalender sebesar 0,63% (ytd), dan secara tahunan sebesar 1,47% (yoy).
2. Penyumbang utama inflasi April 2021 sampai dengan minggu keempat yaitu komoditas komoditas daging ayam ras sebesar
0,10% (mtm), jeruk sebesar 0,05% (mtm), cabai merah, daging sapi,
minyak goreng dan emas perhiasan masing-masing sebesar 0,01% (mtm).
Sementara itu, komoditas yang menyumbang deflasi pada periode laporan
berasal dari komoditas cabai rawit sebesar -0,04% (mtm), kangkung, bawang merah, bayam, beras dan telur ayam ras masing-masing sebesar -0,01% (mtm).
Bank
Indonesia akan terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan
otoritas terkait untuk memonitor secara cermat dinamika penyebaran
Covid-19 dan dampaknya terhadap perekonomian Indonesia dari waktu ke
waktu, serta langkah-langkah koordinasi kebijakan lanjutan yang perlu
ditempuh untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan,
serta menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap baik dan berdaya
tahan.
Jakarta, 23 April 2021
Kepala Departemen Komunikasi
Erwin Haryono
Direktur Eksekutif
Informasi tentang Bank Indonesia
Telp. 021-131, Email : bicara@bi.go.id
[1]
DXY atau Indeks Dolar adalah indeks yang menunjukkan pergerakan dolar
terhadap 6 mata uang negara utama lainnya (EUR, JPY, GBP, CAD, SEK,
CHF).
[2] UST atau US Treasury Note merupakan surat utang negara yang dikeluarkan pemerintah AS dengan tenor 1-10 tahun.
