Mencermati kondisi
perekonomian Indonesia khususnya sebagai dampak penyebaran COVID-19, Bank
Indonesia menyampaikan perkembangan indikator stabilitas nilai Rupiah secara
periodik. Indikator dimaksud adalah nilai tukar dan inflasi, sebagai berikut :
A. Perkembangan Nilai Tukar 4-6 Mei 2020
Pada
akhir hari Rabu, 6 Mei 2020
1. Rupiah ditutup pada level Rp14.980.
2. Yield SBN
(Surat Berharga Negara) 10 tahun naik ke 8,07%.
3. DXY naik
ke level 99,89.
4. Yield UST (US
Treasury Note) 10 tahun naik ke level
0,641%.
Pada pagi hari Jumat, 8 Mei 2020
1. Rupiah dibuka pada level Rp15.000.
2. Yield SBN 10
tahun stabil pada 8,06%.
Aliran Modal Asing (Minggu 2 Mei 2020)
1. Premi CDS (Credit Default Swaps) Indonesia 5 tahun turun ke 204,05 bps
per 7 Mei 2020 dari 210,08 bps per 1 Mei 2020.
2. Berdasarkan data transaksi 4-6 Mei 2020, nonresiden di
pasar keuangan domestik jual neto Rp6,95 triliun, dengan jual neto di pasar
saham sebesar Rp0,84 triliun, sementara di pasar SBN jual neto sebesar
Rp6,11triliun.
3. Berdasarkan data setelmen 4-6 Mei 2020, nonresiden di
pasar keuangan domestik jual neto Rp2,01 triliun dan selama 2020 (ytd),
tercatat jual neto Rp162,18 triliun.
B. Inflasi 2020 Terkendali dan Berada pada Sasaran Inflasi
1. Berdasarkan Survei Pemantauan Harga pada minggu I Mei
2020, perkembangan harga-harga pada bulan Mei 2020 diperkirakan mengalami
deflasi sebesar -0,10% (mtm), lebih rendah dari bulan sebelumnya. Sehingga
inflasi secara tahun kalender sebesar 0,74% (ytd), dan secara tahunan sebesar
2,02% (yoy).
2. Penyumbang utama deflasi pada periode laporan antara lain
berasal dari komoditas telur ayam ras (-0,08%), bawang putih (-0,04%), cabai
merah (-0,03%), cabai rawit (-0,03%), kangkung, bayam dan emas perhiasan
masing-masing sebesar -0,01% (mtm). Sementara itu, komoditas utama yang
menyumbang inflasi yaitu bawang merah (0,03%), daging ayam ras (0,02%), jeruk
dan air minum kemasan masing-masing sebesar 0,01% (mtm).
BI akan terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan
otoritas terkait untuk memonitor secara cermat dinamika penyebaran COVID-19 dan
dampaknya terhadap perekonomian Indonesia dari waktu ke waktu, serta
langkah-langkah koordinasi kebijakan lanjutan yang perlu ditempuh untuk menjaga
stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan, serta menopang pertumbuhan ekonomi
Indonesia tetap baik dan berdaya tahan.
Kepala
Departemen Komunikasi
Onny
Widjanarko
Direktur Eksekutif
Informasi tentang
Bank Indonesia
DXY atau Indeks Dolar adalah
indeks yang menunjukkan pergerakan dolar terhadap 6 mata uang negara utama
lainnya (EUR, JPY, GBP, CAD, SEK, CHF).
UST atau US Treasury Note
merupakan surat utang negara yang dikeluarkan pemerintah AS dengan tenor 1-10
tahun.
CDS atau Credit Default Swaps
merupakan indikator yang sering digunakan dalam mengukur risiko suatu negara.