Berita Terkini (Siaran Pers)

BI Icon
​​Departemen Komunikasi
9/4/2020 7:00 AM
Hits: 2926

Perkembangan Indikator Stabilitas Nilai Rupiah (4 September 2020)

Info Terbaru
 
 

Mencermati kondisi perekonomian Indonesia khususnya sebagai dampak penyebaran COVID-19, Bank Indonesia menyampaikan perkembangan indikator stabilitas nilai Rupiah secara periodik. Indikator dimaksud adalah nilai tukar dan inflasi, sebagai berikut :
A.   Perkembangan Nilai Tukar 31 Agustus – 3 September 2020
Pada akhir hari Kamis, 3 September 2020 
1.    Rupiah ditutup pada level (bid) Rp14.760 per dolar AS.
2.    Yield SBN (Surat Berharga Negara) 10 tahun naik ke level 6,92%.
3.    DXY[1] menguat ke level 92.74.
4.    Yield UST (US Treasury) Note[2] 10 tahun turun ke level 0,635%.
Pada pagi hari Jumat, 4 September 2020
1.    Rupiah dibuka pada level (bid) Rp14.700 per dolar AS.
2.    Yield SBN 10 tahun naik menjadi 6,91%.
Aliran Modal Asing (Minggu I September 2020)
1.    Premi CDS (Credit Default Swaps)[3] Indonesia 5 tahun turun ke 85,72 bps per 3 September 2020 dari 93,41 bps per 28 Agustus 2020.
2.    Berdasarkan data transaksi 31 Agustus – 3 September 2020, nonresiden di pasar keuangan domestik jual neto Rp2,56 triliun, dengan beli neto di pasar SBN sebesar Rp1,57 triliun dan jual neto di pasar saham sebesar Rp4,13 triliun.
3.    Berdasarkan data setelmen selama 2020 (ytd), nonresiden di pasar keuangan domestik jual neto Rp149,19 triliun.
B.   Inflasi berada pada level yang rendah dan terkendali
1.    Berdasarkan Survei Pemantauan Harga pada minggu I September 2020, perkembangan harga pada bulan September 2020 diperkirakan deflasi sebesar 0,01% (mtm).  Dengan perkembangan tersebut, perkiraan inflasi September 2020 secara tahun kalender sebesar 0,92% (ytd), dan secara tahunan sebesar 1,46% (yoy).
2.    Penyumbang utama deflasi pada periode laporan antara lain berasal dari komoditas daging ayam ras sebesar -0,05% (mtm), bawang merah sebesar -0,03% (mtm), cabai merah dan telur ayam ras masing-masing sebesar -0,02% (mtm),  serta cabai rawit, jeruk, dan emas perhiasaan masing-masing sebesar -0,01% (mtm). Sementara itu, komoditas penyumbang inflasi yaitu bawang putih dan minyak goreng masing-masing sebesar 0,01% (mtm).
 
Bank Indonesia akan terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait untuk memonitor secara cermat dinamika penyebaran COVID-19 dan dampaknya terhadap perekonomian Indonesia dari waktu ke waktu, serta langkah-langkah koordinasi kebijakan lanjutan yang perlu ditempuh untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan, serta menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap baik dan berdaya tahan.
 
Jakarta, 4 September  2020
Kepala Departemen Komunikasi
Onny Widjanarko
Direktur Eksekutif
 
Informasi tentang Bank Indonesia
Telp. 021-131, Email : bicara@bi.go.id
 
 
 
 
[1] DXY atau Indeks Dolar adalah indeks yang menunjukkan pergerakan dolar terhadap 6 mata uang negara utama lainnya (EUR, JPY, GBP, CAD, SEK, CHF).
[2] UST atau US Treasury Note merupakan surat utang negara yang dikeluarkan pemerintah AS dengan tenor 1-10 tahun.
[3] CDS atau Credit Default Swaps merupakan indikator yang sering digunakan dalam mengukur risiko suatu negara.
 

Lampiran
Kontak
​​​Contact Center BICARA : (62 21) 131 e-mail : bicara@bi.go.id
Jam operasional Senin s.d. Jumat Pkl. 08.00 s.d 16.00 WIB
Halaman ini terakhir diperbarui 9/13/2020 12:43 AM
Apakah halaman ini bermanfaat?
Terima Kasih! Apakah Anda ingin memberikan rincian lebih detail?
Tag :

Baca Juga