Perbaikan ekonomi diperkirakan terus berlangsung di berbagai daerah. Permintaan
eksternal yang terus meningkat pada triwulan I 2021, terutama dari Tiongkok dan
Amerika Serikat, dengan disertai harga yang meningkat mendukung perbaikan kinerja
ekspor daerah. Lebih lanjut perkembangan ekspor yang positif tersebut menopang
perbaikan kinerja Lapangan Usaha (LU) tradable di berbagai daerah,
seperti Pertambangan di Sulampua, Industri Pengolahan di Jawa, serta Industri Pengolahan
berbasis sumber daya alam (SDA) di Sumatera dan Kalimantan. Sementara itu,
perbaikan konsumsi dometik diperkirakan berlanjut secara gradual sejalan dengan
mobilitas masyarakat yang membaik, meskipun masih terbatas karena penerapan
Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di sejumlah daerah. Demikian
halnya dengan konsumsi pemerintah yang ditopang stimulus fiskal Pemerintah
Pusat di tengah masih terbatasnya realisasi fiskal Pemerintah Daerah. Dengan
perkembangan terkini dinamika perekonomian di berbagai daerah tersebut,
pertumbuhan ekonomi Indonesia secara keseluruhan pada 2021 diperkirakan berada
pada kisaran 4,1%-5,1%.
Inflasi di seluruh
wilayah pada triwulan I 2021 tetap rendah sejalan perbaikan permintaan yang
masih terbatas dan pasokan yang memadai. Secara nasional, inflasi IHK pada
triwulan I 2021 tercatat 1,37% (yoy), lebih rendah dari triwulan IV 2020 yang
sebesar 1,68% (yoy). Realisasi inflasi tersebut dipengaruhi oleh tetap
rendahnya tekanan kenaikan harga di seluruh komponen disagregasi inflasi, yaitu
inflasi inti, administered prices (AP), dan volatile food (VF).
Rendahnya realiasi inflasi tersebut dipengaruhi oleh melambatnya tekanan
inflasi di wilayah Jawa, Sumatera, dan Kalimantan, di tengah meningkatnya,
tekanan inflasi di Sulampua dan Balinusra karena kenaikan inflasi kelompok volatile
food (VF). Meskipun demikian, secara keseluruhan realisasi inflasi di
seluruh wilayah tercatat tetap rendah dan berada di bawah batas bawah sasaran
inflasi nasional. Ke depan, inflasi tahun 2021 diprakirakan tetap terkendali
dalam rentang sasaran inflasi nasional 3,0%±1%. Perkiraan ini sejalan dengan
prospek permintaan yang membaik seiring dengan berlanjutnya vaksinasi nasional
dan program perbaikan ekonomi nasional (PEN).
Publikasi Laporan
Nusantara edisi kali ini juga mengangkat isu strategis mengenai “Percepatan
Implementasi Elektronifikasi dalam Mendorong Ekonomi dan Keuangan Digital serta
Pertumbuhan Ekonomi Nasional”. Upaya untuk mempercepat dan memperluas
elektronifikasi terus ditempuh oleh Bank Indonesia guna mengoptimalkan pesatnya
arus digitalisasi dan perkembangan teknologi, dalam rangka mendorong
pertumbuhan ekonomi yang kuat, seimbang, inklusif dan berkelanjutan melalui
integrasi ekonomi dan keuangan digital.