Kinerja perekonomian di berbagai daerah pada triwulan II 2023 diprakirakan meningkat di tengah masih tingginya ketidakpastian ekonomi global. Perbaikan ekonomi Indonesia diprakirakan terus berlanjut pada triwulan II 2023 dan lebih baik dari prakiraan sebelumnya, ditopang meningkatnya aktivitas ekonomi. Peningkatan tersebut didukung oleh permintaan domestik seiring pencabutan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) sejak akhir 2022 dan perayaan Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN). Konsumsi swasta diprakirakan meningkat didukung keyakinan konsumen dan ekspektasi penghasilan yang tetap kuat, termasuk stimulus fiskal di daerah. Kinerja investasi masih kuat seiring berlanjutnya penyelesaian Proyek Strategis Nasional (PSN) di sejumlah wilayah, termasuk pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) di Kalimantan. Di tengah perkembangan tersebut, dinamika ekonomi global memengaruhi kinerja ekspor di berbagai wilayah. Dengan perkembangan tersebut, pertumbuhan ekonomi nasional pada 2023 diprakirakan tetap berada dalam kisaran proyeksi 4,5-5,3%.
Inflasi gabungan kota IHK di seluruh wilayah pada triwulan II 2023 kembali ke dalam sasaran dan diprakirakan mendukung pencapaian sasaran inflasi 2023. Inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) secara nasional sebesar 3,52% (yoy) pada triwulan II 2023, menurun dari 4,97% (yoy) pada triwulan I 2023. Perkembangan tersebut mendukung IHK kembali ke dalam rentang sasaran inflasi nasional pada 2023 sebesar 3,0%±1%. Penurunan tekanan inflasi pada periode laporan terjadi di seluruh wilayah, disumbang oleh seluruh kelompok disagregasi inflasi yakni inti, administered prices (AP) dan volatile food (VF). Perkembangan ini sejalan dengan ekspektasi inflasi yang tetap terkendali didukung oleh berbagai kebijakan pengendalian inflasi, penurunan tekanan harga komoditas global, kebijakan penyesuaian harga Bahan Bakar Minyak (BBM) nonsubsidi dan penurunan tarif angkutan udara (AU), serta terjaganya pasokan pangan strategis didukung oleh sinergi pengendalian inflasi pangan. Respons kebijakan moneter Bank Indonesia yang pre-emptive dan forward looking, secara konsisten mendukung pengendalian inflasi yang stabil dalam rentang sasaran. Bank Indonesia bersama Pemerintah (Pusat dan Daerah), serta Tim Pengendalian Inflasi Pusat dan Daerah (TPIP dan TPID) didukung program Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) terus berkomitmen untuk mengendalikan inflasi VF. Ke depan, Bank Indonesia meyakini inflasi tetap terkendali pada sasaran 3,0%±1% pada sisa tahun 2023.
Publikasi Laporan Nusantara edisi ini secara khusus mengangkat isu strategis mengenai “Strategi Daya Ungkit Mendorong Perekonomian Nasional". Upaya struktural untuk mengakselerasi kecepatan pemulihan ekonomi di tengah tantangan perekonomian global perlu dilanjutkan, antara lain melalui hilirisasi pangan dan penguatan sektor perumahan. Hilirisasi pangan diarahkan untuk turut menjaga stabilitas inflasi, menjaga stabilitas eksternal, sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi lebih inklusif. Sementara itu, penguatan kinerja sektor properti sebagai daya ungkit perekonomian nasional memerlukan dukungan sinergi kebijakan bersama Pemerintah dan Kementerian/Lembaga (K/L) terkait.