Perbaikan ekonomi di berbagai daerah diperkirakan terus berlanjut meski tidak setinggi prakiraan sebelumnya. Hingga triwulan II 2021, berlanjutnya perbaikan kinerja perekonomian di berbagai daerah terutama ditopang oleh ekspor. Perkembangan ini selanjutnya mendorong kinerja berbagai Lapangan Usaha (LU) berorientasi ekspor di sebagian besar daerah, seperti industri pengolahan berbasis sumber daya alam (SDA) di Sumatera dan Kalimantan, pertambangan di Sulampua, serta industri pengolahan di Jawa. Namun, pertumbuhan ekonomi di berbagai daerah pada triwulan III 2021 diprakirakan lebih rendah. Hal ini terutama dipengaruhi oleh permintaan domestik yang menurun dengan kebijakan pembatasan mobilitas di sejumlah daerah yang harus ditempuh Pemerintah untuk mengendalikan penyebaran kasus COVID-19. Kendati demikian, pertumbuhan ekonomi diprakirakan kembali meningkat pada triwulan IV 2021 didorong peningkatan mobilitas sejalan dengan akselerasi vaksinasi, berlanjutnya stimulus kebijakan, dan terus meningkatnya kinerja ekspor. Dengan perkembangan tersebut, pertumbuhan ekonomi secara nasional pada tahun 2021 diprakirakan menjadi lebih rendah yakni berada pada kisaran 3,5%-4,3% dari proyeksi sebelumnya 4,1%-5,1%.
Inflasi di seluruh wilayah pada triwulan II 2021 tetap rendah. Secara nasional, inflasi IHK pada triwulan II 2021 tercatat 1,33% (yoy), lebih rendah dari triwulan I 2021 yang sebesar 1,37% (yoy). Rendahnya realisasi inflasi tersebut terutama dipengaruhi oleh melambatnya inflasi volatile food (VF) dan administered prices (AP), di tengah inflasi inti yang masih terjaga rendah. Masih rendahnya tekanan inflasi pada triwulan II 2021 terutama dipengaruhi oleh melambatnya tekanan inflasi di Jawa dan Sulampua, seiring menurunnya tekanan inflasi VF, sementara inflasi VF di Sumatera, Kalimantan, dan Balinusra mengalami sedikit peningkatan. Secara keseluruhan, realisasi inflasi di seluruh wilayah tetap tercatat rendah dan berada di bawah batas bawah sasaran inflasi nasional. Ke depan, inflasi tahun 2021 diprakirakan tetap terkendali dalam rentang sasaran inflasi nasional 3,0%±1%. Prakiraan ini sejalan dengan perbaikan permintaan domestik, meski tidak setinggi perkiraan sebelumnya dengan pengetatan pembatasan mobilitas masyarakat untuk menekan penyebaran COVID-19 terutama pada awal triwulan III 2021. Di sisi lain, pasokan pangan domestik diperkirakan tetap terjaga didukung minimalnya kendala produksi dan distribusi.
Publikasi Laporan Nusantara edisi kali ini juga mengangkat isu strategis mengenai “Mempercepat Pemulihan dan Penguatan Struktur Industri Manufaktur melalui Implementasi Paket Kebijakan dan Peningkatan Iklim Usaha, untuk Mendorong Pertumbuhan Ekonomi dan Perbaikan Transaksi Berjalan”. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkelanjutan menjadi syarat utama transformasi Indonesia menuju negara maju. Hal ini perlu didukung oleh struktur neraca transaksi berjalan yang kuat antara lain melalui peningkatan kinerja sektor manufaktur. Dalam kaitan ini, maka strategi untuk memperkuat industri manufaktur perlu terus diperkuat, termasuk melalui implementasi kebijakan untuk mendukung percepatan pemulihan industri manufaktur terdampak Covid-19; serta kebijakan penguatan struktur industri manufaktur guna mendukung pertumbuhan ekonomi dan perbaikan transaksi berjalan, sekaligus mendukung berkembangnya industri ramah lingkungan