Pertumbuhan ekonomi di seluruh wilayah diprakirakan tetap terjaga pada triwulan IV 2023 ditopang permintaan domestik, di tengah tekanan global. Kondisi tersebut tecermin dari sejumlah indikator dini ekonomi daerah yang tetap baik. Keyakinan konsumen masih berada pada level optimis di seluruh wilayah. Ekspektasi penghasilan ke depan meningkat di sebagian besar wilayah sejalan dengan perbaikan penjualan ritel yang ditopang oleh Jawa, Kalimantan, dan Balinusra. Konsumsi yang meningkat di mayoritas wilayah didukung oleh peningkatan mobilitas seiring berbagai event akhir tahun, libur natal dan tahun baru (Nataru), serta belanja terkait Pemilu. Sementara itu, kinerja investasi daerah diprakirakan tetap kuat, khususnya ditopang investasi bangunan. Perkembangan tersebut juga terlihat dari proses perbaikan sisi Lapangan Usaha (LU) pada triwulan IV 2023 yang diprakirakan berlanjut di berbagai wilayah
Prospek perekonomian di mayoritas daerah untuk keseluruhan 2023 diprakirakan tetap kuat sesuai prakiraan sebelumnya didukung permintaan domestik yang terjaga. Pertumbuhan ekonomi ditopang konsumsi swasta dan investasi di berbagai wilayah seiring perbaikan mobilitas. Konsumsi domestik turut didukung keyakinan konsumen yang kuat dan daya beli yang terjaga seiring tekanan inflasi yang menurun dan berada pada kisaran sasaran 3±1% di 2023. Namun demikian, pelemahan ekspor yang turut berdampak pada pendapatan masyarakat, terutama di wilayah eksportir SDA perlu mendapat perhatian. Belanja daerah turut menopang perekonomian wilayah didukung perbaikan penyaluran Transfer ke Daerah (TKD), belanja Pemerintah Daerah dalam rangka persiapan Pemilu, dan berbagai proyek strategis. Sementara itu, net ekspor tertahan di sebagian wilayah, kecuali Jawa, Sumatera, dan Sulampua yang tetap terjaga. Prospek investasi diprakirakan sesuai prakiraan sebelumnya sejalan dengan berlanjutnya penyelesaian proyek konstruksi di Jawa, Sumatera, dan Sulampua serta pembangunan Ibukota Negara (IKN) di Kalimantan.
Prospek perekonomian wilayah di tahun 2024 diprakirakan meningkat di hampir seluruh wilayah, terutama di Jawa dan Sumatera, ditopang oleh permintaan domestik. Konsumsi domestik masih tetap kuat di berbagai wilayah, didukung perbaikan pendapatan serta dukungan belanja terkait Pemilu. Hal ini tecermin dari kinerja konsumsi swasta yang diprakirakan lebih tinggi dibandingkan 2023 di berbagai wilayah. Kinerja investasi diprakirakan turut menopang perekonomian. Prakiraan tersebut didukung penyelesaian PSN, di tengah perilaku wait and see pelaku usaha menjelang Pemilu 2024, khususnya di Jawa dan Sumatera. Sementara itu, kendati tekanan permintaan global berlanjut, prospek perbaikan perekonomian India diprakirakan menahan penurunan ekspor lebih dalam. Ke depan, sejumlah risiko global masih perlu dicermati, khususnya potensi perlambatan ekonomi global lebih dalam akibat peningkatan ketegangan geopolitik. Pertumbuhan ekonomi nasional pada 2024 diprakirakan tetap berada dalam kisaran proyeksi 4,7-5,5%.
Pertumbuhan ekonomi daerah yang tetap solid didukung oleh tingkat inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) gabungan kota di seluruh wilayah yang menurun dan terkendali dalam kisaran sasaran. Secara nasional, inflasi IHK menurun menjadi 2,61% (yoy) pada 2023, dari 5,51% (yoy) pada tahun sebelumnya, sehingga berada dalam rentang sasaran inflasi IHK nasional 2023 sebesar 3,0±1%. Penurunan tekanan inflasi selama 2023 terjadi di seluruh wilayah, disumbang terutama oleh kelompok inti dan administered prices (AP) yang menurun di seluruh wilayah sejalan dengan nilai tukar yang terjaga, penurunan harga global, terjaganya ekspektasi inflasi perbaikan permintaan domestik yang berlangsung gradual, serta minimnya kebijakan penyesuaian harga energi. Penurunan inflasi lebih lanjut tertahan oleh peningkatan kelompok volatile food (VF) dari tahun sebelumnya, didorong oleh keterbatasan pasokan akibat fenomena cuaca El Nino yang mengganggu produksi serta realisasi impor pangan yang belum optimal.
Publikasi Laporan Nusantara edisi ini secara khusus mengangkat isu strategis mengenai “Penguatan Hilirisasi Pangan untuk Menjaga Stabilitas dan Mendukung Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan". Pendalaman isu strategis tersebut sebagai upaya menjaga inflasi dan mendukung pertumbuhan ekonomi yang lebih inklusif. Upaya tersebut dilakukan melalui penguatan strategi stabilisasi harga dan peningkatan nilai tambah manufaktur melalui hilirisasi SDA. Hilirisasi mineral telah berjalan dan telah memberikan dampak positif pada perekonomian. Sementara itu, hilirisasi pangan dapat dilakukan melalui pertanian, perkebunan, dan perikanan untuk memperkuat ketahanan pangan nasional. Strategi hilirisasi pangan mengacu pada pendekatan three-pronged approach downstream strategy. Strategi tersebut menekankan tiga aspek utama, yaitu (i) menjaga stabilitas inflasi; (ii) meningkatkan daya saing; serta (iii) mendukung pertumbuhan ekonomi lebih inklusif. Dalam kaitan ini, strategi operasionalisasi hilirisasi pangan dapat difokuskan pada pengembangan kelembagaan, optimalisasi teknologi produksi, dan akses pembiayaan.