Presidensi G20 Indonesia 2022

Start;Home;bukan default.aspx



G20_banner_v2.png

Mengenal G20​ dan Presidensi Indonesia, dengan pengalaman 3​60°!



FMCGB_4th_banner.jpg
G20 Chairs Summary-4th FMCBG (12-13 O​ct 2022)

​​

Apa itu G20?

G20 adalah forum kerja sama multilateral yang terdiri dari 19 negara utama dan Uni Eropa (EU). G20  merepresentasikan lebih dari 60% populasi bumi, 75% perdagangan global, dan 80% PDB dunia. Anggota G20 terdiri dari Afrika Selatan, Amerika Serikat, Arab Saudi, Argentina, Australia, Brasil, India, Indonesia, Inggris, Italia, Jepang, Jerman, Kanada, Meksiko, Republik Korea, Rusia, Perancis, Tiongkok, Turki, dan Uni Eropa.

Sejarah Pendirian G20

Dibentuk pada 1999 atas inisiasi anggota G7, G20 merangkul negara maju dan berkembang untuk bersama-sama mengatasi krisis, utamanya yang melanda Asia, Rusia, dan Amerika Latin. Adapun tujuan G20 adalah mewujudkan pertumbuhan global yang kuat, berkelanjutan, seimbang, dan inklusif.

G20 pada awalnya merupakan pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral. Namun sejak 2008, G20 menghadirkan Kepala Negara dalam KTT dan pada 2010 dibentuk pula pembahasan di sektor pembangunan. Sejak saat itu G20 terdiri atas Jalur Keuangan (Finance Track) dan Jalur Sherpa (Sherpa Track). Sherpa diambil dari istilah untuk pemandu di Nepal, menggambarkan bagaimana para Sherpa G20 membuka jalan menuju KTT (Summit).

Jenis Pertemuan G20


  1. Konferensi Tingkat Tinggi (KTT)/Summit

    Merupakan klimaks dari proses pertemuan G20, yaitu rapat tingkat kepala negara/pemerintahan.

  2. Ministerial & Deputies Meetings/Pertemuan Tingkat Menteri dan Deputi

    Diadakan di masing-masing area fokus utama forum. Pada Finance Track, Ministerial Meetings dihadiri oleh menteri keuangan dan gubernur bank sentral, yang disebut Finance Ministers and Central Bank Governors Meetings (FMCBG). Sementara pertemuan para deputi disebut Finance and Central Bank Deputies Meetings (FCBD).

  3. Kelompok Kerja/Working Groups

    Beranggotakan para ahli dari negara G20, Working Groups menangani isu-isu spesifik yang terkait dengan agenda G20 yang lebih luas, yang kemudian dimasukkan ke dalam segmen kementerian dan akhirnya KTT.

     
     


Peran Nyata G20


  1. Penanganan Krisis Keuangan Global 2008

    Salah satu kesuksesan G20 terbesar adalah dukungannya dalam mengatasi krisis keuangan global 2008. G20 telah turut mengubah wajah tata kelola keuangan global, dengan menginisiasi paket stimulus fiskal dan moneter yang terkoordinasi, dalam skala sangat besar. G20 juga mendorong peningkatan kapasitas pinjaman IMF, serta berbagai development banks utama. G20 dianggap telah membantu dunia kembali ke jalur pertumbuhan, serta mendorong beberapa reformasi penting di bidang finansial.

  2. Kebijakan Pajak

    G20 telah memacu OECD untuk mendorong pertukaran informasi terkait pajak. Pada 2012, G20 menghasilkan cikal bakal Base Erosion and Profit Shifting (BEPS) keluaran OECD, yang kemudian difinalisasikan pada 2015. Melalui BEPS, saat ini 139 negara dan jurisdiksi bekerja sama untuk mengakhiri penghindaran pajak.

  3. Kontribusi dalam penanganan pandemi Covid-19

    Inisiatif G20 dalam penanganan pandemi mencakup penangguhan pembayaran utang luar negeri negara berpenghasilan rendah, Injeksi penanganan Covid-19 sebanyak >5 triliun USD (Riyadh Declaration), penurunan/penghapusan bea dan pajak impor, pengurangan bea untuk vaksin, hand sanitizer, disinfektan, alat medis dan obat-obatan.

  4. Isu lainnya

    Selain itu, G20 berperan dalam isu internasional lainnya, termasuk perdagangan, iklim, dan pembangunan. Pada 2016, diterapkan prinsip-prinsip kolektif terkait investasi internasional. G20 juga mendukung gerakan politis yang kemudian berujung pada Paris Agreement on Climate Change di 2015, dan The 2030 Agenda for Sustainable Development.



Presidensi G20

Indonesia Memegang Presidensi G20

Berbeda dari kebanyakan forum multilateral, G20 tidak memiliki sekretariat tetap. Fungsi presidensi dipegang oleh salah satu negara anggota, yang berganti setiap tahun. Sebagaimana ditetapkan pada Riyadh Summit 2020, Indonesia akan memegang presidensi G20 pada 2022, dengan serah terima yang dilakukan pada akhir KTT Roma (30-31 Oktober 2021).


Tema Presidensi G20 Indonesia 2022

"Recover Together, Recover Stronger"

Melalui tema tersebut, Indonesia ingin mengajak seluruh dunia untuk bahu-membahu, saling mendukung untuk pulih bersama serta tumbuh lebih kuat dan berkelanjutan.


Logo Presidensi G20 Indonesia 2022


penjelasan-logo.PNG 


Pilar Presidensi G20 Indonesia 2022

  1. Memperkuat lingkungan kemitraan.
  2. Mendorong produktivitas.
  3. Meningkatkan ketahanan dan stabilitas.
  4. Memastikan pertumbuhan berkelanjutan dan inklusif.
  5. Kepemimpinan kolektif global yang lebih kuat.


Agenda prioritas jalur keuangan dalam Presidensi G20 Indonesia 2022


  1. Exit Strategy to Support Recovery
    Membahas bagaimana G20 melindungi negara-negara yang masih menuju pemulihan ekonomi (terutama negara berkembang) dari efek limpahan (spillover) exit policy yang diterapkan oleh negara yang lebih dahulu pulih ekonominya (umumnya negara maju).

  2. Adressing Scarring Effect to Secure Future Growth
    Mengatasi dampak berkepanjangan (scarring effect) krisis dengan meningkatkan produktivitas dan pertumbuhan jangka panjang, memperhatikan ketenagakerjan, rumah tangga, sektor korporasi, dan sektor keuangan.

  3. Payment System in Digital Era
    Standar pembayaran lintas batas negara  (CBP), serta prinsip-prinsip pengembangan CBDC (General Principles for Developing CBDC).

  4. Sustainable Finance
    Membahas risiko iklim dan risiko transisi menuju ekonomi rendah karbon, dan sustainable finance (keuangan berkelanjutan) dari sudut pandang makroekonomi dan stabilitas keuangan

  5. Financial Inclusion: Digital Financial Inclusion & SME Finance
    Memanfaatkan open banking untuk mendorong produktivitas dan mendukung ekonomi dan keuangan inklusif  bagi underserved community yaitu wanita, pemuda, dan UMKM, termasuk aspek lintas batas.

  6. International Taxation
    Membahas perpajakan internasional, utamanya terkait dengan implementasi Framework bersama OECD/G20 mengenai strategi perencanaan pajak yang disebut Base Erotion and Profit Shifting (BEPS),


Manfaat bagi Indonesia

  • Presidensi G20 di tengah pandemi membuktikan persepsi yang baik atas resiliensi ekonomi Indonesia terhadap krisis.
  • Merupakan bentuk pengakuan atas status Indonesia sebagai salah satu negara dengan perekonomian terbesar di dunia, yang juga dapat merepresentasikan negara berkembang lainnya.
  • Momentum presidensi ini hanya terjadi satu kali setiap generasi (+ 20 tahun sekali) dan harus dimanfaatkan sebaik mungkin untuk memberi nilai tambah bagi pemulihan Indonesia, baik dari sisi aktivitas ekonomi maupun kepercayaan masyarakat domestik dan internasional.
  • Indonesia dapat mengorkestrasi agenda pembahasan pada G20 agar mendukung dan berdampak positif dalam pemulihan aktivitas perekonomian Indonesia.
  • Menjadi kesempatan menunjukkan kepemimpinan Indonesia di kancah internasional, khususnya dalam pemulihan ekonomi global. Dari perspektif regional, Presidensi ini menegaskan kepemimpinan Indonesia dalam bidang diplomasi internasional dan ekonomi di kawasan, mengingat Indonesia merupakan satu-satunya negara di ASEAN yang menjadi anggota G20.
  • Membuat Indonesia menjadi salah satu fokus perhatian dunia, khususnya bagi para pelaku ekonomi dan keuangan. Hal ini dapat dimanfaatkan untuk menunjukkan (showcasing) berbagai kemajuan yang telah dicapai Indonesia kepada dunia, dan menjadi titik awal pemulihan keyakinan pelaku ekonomi pascapandemi, baik dari dalam negeri maupun luar negeri.
  • Pertemuan-pertemuan G20 di Indonesia juga menjadi sarana untuk memperkenalkan pariwisata dan produk unggulan Indonesia kepada dunia internasional, sehingga diharapkan dapat turut menggerakkan ekonomi Indonesia.
G20 Side Event 3rd FMCBG & 3rd FCBD Booklet



TechSprint

Bank Indonesia bekerjasama dengan BIS Innovative Hub menyelenggarakan G20 Techsprint 2022, sebuah ajang/kontes bertaraf internasional dengan tujuan mencari dan mengembangkan solusi berbasis teknologi yang aplikatif untuk menjawab tantangan dengan tema Central Bank Digital Currency (CBDC). Adapun topik CBDC termasuk kedalam masuk ke dalam enam agenda prioritas dari the finance track Presidensi G20 Indonesia, yaitu digital payment innovation.

Tujuan utama dari G20 Techsprint 2022 adalah mendorong inovasi dan menantang komunitas global dalam  merumuskan solusi yang aplikatif dan siap diimplementasikan terhadap permasalahan spesifik yang dihadapi berbagai bank sentral di seluruh dunia terkait CBDC. 

Peserta dapat berkontribusi dengan menjawab salah satu dari tiga kategori problem statement, yaitu: (i) implementing effective and robust issuance, distribution and transference, (ii) enabling financial inclusion, dan (iii) enabling connectivity and interoperability. Di dalam masing-masing kategori, terdapat satu main problem statement yang harus dijawab oleh peserta. Selanjutnya, peserta dapat memilih satu atau dua optional problem statements dalam kategori yang sama untuk mendapatkan tambahan nilai.

Setelah tim mengajukan proposal yang berisi pemecahan solusi dari setiap problem statement dari tanggal 25 April 2022 hingga 20 Mei 2022. Tim ahli dari BIS akan mengevaluasi semua proposal dan menyeleksi untuk babak semifinal, hasil seleksi semifinal diumumkan pada tanggal 15 Juni 2022 & dipilih 21 proposal terbaik dari tim/perusahaan (7 dari masing-masing problem statement) untuk diundang pada touchpoint event.. Selanjutnya 21 tim/perusahaan akan mengajukan prototype untuk memecahkan masalah dari masing-masing problem statement sampai tanggal 31 Agustus 2022, dewan juri akan mengevaluasi semua proposal dan menyeleksi untuk babak semifinal, hasil seleksi final diumumkan pada bulan September.

Pemenang dari masing-masing problem statement akan mendapatkan hadiah menarik sebesar Rp770.000.000,- dan 21 proposal terpilih masing-masing akan mendapatkan hadiah Rp145.000.000,- dan kesempatan untuk berdiskusi dengan ahli ternama di bidang CBDC.

Peserta individual & perusahaan yang tertarik untuk berpartisipasi dapat segera mendaftar pada tautan www.G20techsprint.id.

Stronger Fest

Bank Indonesia memegang peranan penting sebagai tuan rumah dalam Presidensi G20 2022. Tentunya forum bergengsi internasional ini telah membuat Indonesia menjadi fokus perhatian dunia. Rangkaian Presidensi G20 Indonesia masih akan terus berlangsung hingga November 2022. Untuk mendukung Presidensi G20 Indonesia 2022, Bank Indonesia menyelenggarakan “G20 BI-Stronger Fest".

Dengan semangat “Recover Together, Recover Stronger" peserta dapat berpartisipasi dalam berbagai lomba yang diselenggarakan yaitu:

  • G20 BI-Stronger Virtual Run
  • G20 BI-Stronger Model FMCBG Meeting
  • DIGITOP (Digital Ilustration Competition)
  • ECHO (English Speech Contest)
  • GREENFEST: Festival gaya hidup ramah lingkungan
  • G20 BI-Stronger Digital Content Competition mengenai Isu G20.

Pemenang dari masing-masing kategori tersebut akan mendapatkan hadiah menarik. Peserta yang ingin ikut berpartisipasi dalam “G20 BI-Stronger Fest" dapat melihat info selengkapnya di Meja Informasi pada​ website G20 Virtual Galery.

Informasi Selanjutnya

Galeri Foto

Gambar resolusi tinggi dari FCBD pertama - Bali, 9-10 Desember 2021.


Galeri Foto






​​

Baca Juga