Oleh: Dian Rahmawati
Sejak Global Financial Inclusion Database diterbitkan pertama kali pada tahun 2011, pembuat kebijakan di banyak negara mulai memanfaatkan akses internet sebagai strategi kunci untuk mempercepat inklusi keuangan.
Untuk negara seperti Indonesia, yang menghadapi biaya tinggi untuk menyediakan layanan keuangan karena tantangan geografis (Setiawan, 2015), akses internet merupakan solusi paling terjangkau untuk memperluas layanan keuangan ke daerah terpencil.
Dalam laporan Profil Internet Indonesia 2022, jumlah penduduk Indonesia yang telah terkoneksi dengan internet telah mencapai 210 juta jiwa dengan 79% diantaranya memanfaatkan akses internet untuk melakukan transaksi online.
Sejalan dengan sikap tersebut, semakin banyak penelitian yang mengkonfirmasi korelasi positif antara akses internet dan inklusi keuangan. Misalnya, Lenka dan Barik (2018) dan Evans (2018) menyimpulkan bahwa peningkatan jumlah pengguna internet dan ponsel dikaitkan dengan peningkatan inklusi keuangan.
Terlebih dalam momen pandemi Covid-19 mobilisasi masyarakat yang terhambat berdampak sangat signifikan terhadap penggunaan internet dan keuangan digital. Penyaluran bantuan sosial pada masyarakat oleh Pemerintah pun telah memanfaatkan fitur keuangan berbasis digital.
Berbagai studi empiris komprehensif baik tunggal maupun multi-negara telah menyimpulkan bahwa pendapatan, ketidakpastian, inflasi, suku bunga, demografi, situasi keuangan, dan institusi merupakan pusat perilaku menabung rumah tangga dalam literatur.
Mengenai peningkatan keterjangkauan layanan keuangan karena perluasan akses internet, apakah perluasan ini pada akhirnya akan berdampak pada perilaku rumah tangga, dalam hal alokasi tabungan rumah tangga, masih belum terjawab dalam literatur yang ada.
Analisis komprehensif tentang dampak akses internet terhadap tabungan rumah tangga jarang dieksplorasi dalam literatur. Keterkaitan antara akses internet dan tabungan rumah tangga masih menjadi topik baru sehingga eksplorasi dalam ranah tersebut esensial untuk dikembangkan.
Studi Thaariq et al. (2021) mengisi celah tersebut dan berkontribusi pada literatur yang ada dengan menghubungkan perilaku menabung rumah tangga dengan akses internet di Indonesia. Penelitian ini menggunakan data tingkat mikro untuk menganalisis tabungan rumah tangga. Indonesian Family Life Survey (IFLS) digunakan sebagai dataset primer karena berisi informasi detail mengenai diversifikasi aset dan akses internet.
Pengumpulan data IFLS5 dilakukan pada tahun 2014 dan mencakup lebih dari 30.000 individu dan sekitar 15.000 rumah tangga. Survei dilakukan di 13 provinsi di Indonesia. Data tersebut berisi, namun tidak terbatas pada detail akses internet, detail aset, karakteristik sosial ekonomi rumah tangga, detail komunitas, ketersediaan layanan keuangan, dan proses pengambilan keputusan rumah tangga (Strauss et al., 2016).
Secara umum, ditemukan bahwa akses internet baik swasta maupun publik berdampak positif terhadap tabungan rumah tangga. Studi tersebut menunjukkan bahwa akses internet publik hanya meningkatkan jumlah tabungan, tetapi bukan preferensi tabungan, sedangkan akses internet pribadi berdampak positif baik pada jumlah tabungan maupun preferensi tabungan. Ketika internet pribadi dapat diakses oleh semua anggota rumah tangga, tabungan rumah tangga lebih besar daripada ketika internet pribadi hanya dapat diakses oleh kepala rumah tangga atau anggota lainnya.
Perluasan akses internet di pedesaan akan berdampak lebih besar pada penghematan dibandingkan perluasan yang setara di perkotaan. Daerah dengan akses dan penggunaan internet yang rendah harus diprioritaskan oleh pembuat kebijakan.
Selain itu, jika pembuat kebijakan juga ingin meningkatkan kemauan masyarakat untuk menabung, strategi pemanfaatan internet untuk semua kelompok umur harus dikembangkan. Penting untuk dicatat bahwa, meskipun meningkatkan tabungan rumah tangga melalui perluasan akses internet diperlukan, itu saja tidak cukup.
Jika pembuat kebijakan ingin memastikan perluasan akses internet meningkatkan jumlah tabungan serta preferensi tabungan, tingkat melek huruf penduduk harus ditingkatkan.
REFERENCES
Thaariq, R., Anindita, A., & Iftina, H. (2021). The Internet Miracle: The Impact of Internet Access on Household Saving in Indonesia. Buletin Ekonomi Moneter Dan Perbankan, 24(2), 255 - 282.
Evans, O. (2018). Connecting the Poor: The Internet, Mobile Phones and Financial Inclusion in Africa. Digital Policy, Regulation and Governance, 20, 568-581.
Lenka, S. K., & Barik, R. (2018). Has Expansion of Mobile Phone and Internet Use Spurred Financial Inclusion in the SAARC Countries? Financial Innovation, 4, 5.
Setiawan, S. (2015). Financial Depth and Financial Access in Indonesia. Journal of Indonesian Economy & Business, 30.
Strauss, J., Witoelar, F., & Sikoki, B. (2016). The Fifth Wave of the Indonesia Family Life Survey (IFLS5): Overview and Field Report. RAND, Santa Monica.