PERKEMBANGAN EKONOMI DAERAH
Ekonomi Sumatera Selatan tetap tumbuh kuat pada triwulan IV 2024 sebesar 5,07% (yoy) yang didorong oleh akselerasi kinerja aktivitas rumah tangga dan meningkatnya kinerja lapangan usaha (LU) pertambangan. Kinerja perekonomian Sumatera Selatan tercatat lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi regional Sumatera yang tercatat sebesar 4,60% (yoy) dan pertumbuhan ekonomi nasional yang tercatat 5,02% (yoy). Dari sisi pengeluaran, kinerja Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) pada triwulan IV 2024 bersumber dari komponen konsumsi rumah tangga dan kinerja ekspor luar negeri yang memberikan andil tertinggi. Berdasarkan pertumbuhan, kinerja konsumsi rumah tangga menjadi faktor pendorong peningkatan kinerja ekonomi. Dari sisi Lapangan Usaha (LU), pertumbuhan ekonomi Sumatera Selatan pada triwulan III 2024 bersumber dari komponen LU Pertambangan dan Penggalian serta LU Industri Pengolahan yang memiliki andil tertinggi. Adapun secara pertumbuhan, kinerja LU Pertambangan dan Penggalian dan LU Perdagangan Besar dan Eceran, dan Reparasi Mobil dan Sepeda Motor menjadi faktor pendorong tumbuhnya ekonomi Sumatera Selatan pada triwulan laporan dibandingkan triwulan sebelumnya. Di sisi lain, LU Pertanian, LU Industri Pengolahan, dan LU Konstruksi menjadi faktor penahan laju pertumbuhan ekonomi Sumatera pada triwulan IV 2024.
PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH
Kinerja keuangan pemerintah pada triwulan IV 2024 menunjukkan kenaikan realisasi dibanding periode yang sama di tahun sebelumnya baik dari sisi pendapatan maupun belanja, didorong oleh strategi-strategi yang dilakukan pemerintah daerah untuk mendorong penerimaan dan mempermudah belanja, termasuk melalui digitalisasi. Realisasi pendapatan pemerintah (APBD dan APBN) di Sumatera Selatan sampai dengan triwulan IV 2024 tercatat sebesar Rp72,82 triliun, lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun 2023 sebesar Rp61,88 triliun. Adapun realisasi pendapatan tersebut secara persentase menunjukkan peningkatan dari 92,25% pada triwulan IV 2023 menjadi 96,77% pada triwulan IV 2024 yang didukung oleh inovasi-inovasi dalam optimalisasi pendapatan daerah termasuk melalui digitalisasi. Selain itu, realisasi belanja pemerintah (APBD dan APBN) di Sumatera Selatan sampai dengan triwulan IV 2024 mencapai Rp100,08 triliun, lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun 2023 sebesar Rp88,03 triliun. Secara persentase, realisasi belanja tersebut menunjukkan kenaikan dari 87,7% pada tahun 2023 menjadi 91,18% pada triwulan IV 2024. Hal ini sejalan dengan penyelesaian berbagai PSN di Sumatera Selatan pada 2024. Realisasi Transfer ke Daerah dan Dana Desa (TKDD) triwulan IV 2024 sebesar 98,81% dari pagu, sedikit menurun dibandingkan triwulan yang sama tahun sebelumnya dengan realisasi sebesar 99,6% dari pagu. Penurunan ini disebabkan karena menurunnya pendapatan pajak pusat di 2023 karena moderasi harga komoditas.
PERKEMBANGAN INFLASI DAERAH
Tekanan inflasi Provinsi Sumatera Selatan tercatat melandai pada triwulan IV 2024 dibandingkan dengan triwulan sebelumnya didukung oleh melimpahnya pasokan komoditas pangan strategis dan diskon tiket angkutan udara. Inflasi Provinsi Sumatera Selatan pada triwulan IV 2024 tercatat sebesar 1,20% (yoy), menurun dibandingkan dengan triwulan III 2024 yang sebesar 1,40% (yoy). Melandainya tekanan inflasi tersebut sejalan dengan panen komoditas strategis yang didukung kondusifnya cuaca serta penerapan kebijakan diskon tarif pesawat sebesar 10%. Tekanan inflasi pada triwulan I 2025 diperkirakan meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya didorong oleh meningkatnya konsumsi masyarakat pada periode Ramadhan dan HBKN Idul Fitri. Selanjutnya, prospek inflasi IHK di tahun 2025 diperkirakan akan kembali ke dalam sasaran inflasi nasional sebesar 2,5±1% dengan sinergi BI-TPID, digitalisasi, ketahanan pangan, dan komunikasi efektif untuk menjaga ekspektasi konsumen di tengah dorongan konsumsi akibat kenaikan UMP. Kegiatan pengendalian inflasi daerah akan terus dilanjutkan untuk menjaga stabilitas harga dengan tetap berpedoman pada strategi Pengendalian Inflasi 4K (Ketersediaan Pasokan, Keterjangkauan Harga, Kelancaran Distribusi, dan Komunikasi yang Efektif).
PEMBIAYAAN DAERAH DAN PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH
Kinerja stabilitas sistem keuangan Provinsi Sumatera Selatan pada triwulan IV 2024 masih terjaga dengan baik di tengah tendensi sikap wait and see oleh masyarakat dan pelaku usaha. Hal direfleksikan melalui pertumbuhan penyaluran kredit yang tumbuh positif disertai dengan kualitas kredit yang relatif terjaga. Kinerja pertumbuhan aset perbankan di Provinsi Sumatera Selatan mengalami pertumbuhan yang positif. Namun, pada sisi lain, Dana Pihak Ketiga (DPK) sedikit mengalami penurunan pada periode laporan. Penurunan kinerja ini sejalan dengan menurunnya instrumen giro pada triwulan IV 2024. Kredit perbankan mencatatkan peningkatan jika ditinjau secara lokasi proyek maupun lokasi bank yang masing-masing tercatat mengalami peningkatan sebesar 13,10% (yoy) dan 8,83% (yoy). Sejalan dengan itu, pertumbuhan kredit konsumsi rumah tangga tumbuh tinggi sebesar 12,92% (yoy), khususnya dari kredit kendaraan bermotor. Selanjutnya, penyaluran kredit UMKM triwulan IV 2024 tumbuh 4,95% (yoy) meningkat dibandingkan tahun sebelumnya. Penyaluran kredit UMKM skala kecil dan menengah mencatatkan kinerja yang tumbuh positif, masing-masing sebesar 18,82% (yoy) dan 2,25% (yoy). Untuk pertumbuhan kredit mikro sendiri sebesar -1,47% (yoy) turun dari triwulan sebelumnya 4,93% (yoy). Terlepas dari penurunan kinerja di segmen kredit UMKM mikro, secara umum kinerja kredit UMKM yang positif mencerminkan kondisi pasar UMKM yang masih baik dan menjanjikan seiring dengan perbaikan kondisi.
PENYELENGGARAAN SISTEM PEMBAYARAN DAN PENGELOLAAN UANG RUPIAH
Pertumbuhan ekonomi Sumatera Selatan terus meningkat pada kuartal keempat tahun 2024 didukung oleh sistem pembayaran yang cepat, mudah, murah, aman, dan andal, baik melalui metode tunai maupun non-tunai. Transaksi uang kartal mengalami net outflow pada triwulan IV 2024, sejalan dengan pola historis tahunan. Di sisi lain, meskipun mengalami kontraksi, transaksi melalui Real Time Gross Settlement (RTGS) dan Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI) pada triwulan IV 2024 mulai menunjukkan perbaikan. Perkembangan ini terjadi di tengah tren pergeseran preferensi masyarakat yang semakin mengandalkan alternatif pembayaran berbasis digital, khususnya melalui BI-FAST. Transaksi Uang Elektronik (UE) dan e-commerce terus mengalami pertumbuhan positif. Sejalan dengan perkembangan tersebut, penggunaan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) juga mengalami akselerasi yang signifikan. Hal ini mencerminkan tingginya minat masyarakat Sumatera Selatan terhadap opsi pembayaran secara digital.
PERKEMBANGAN KETENAGAKERJAAN DAN KESEJAHTERAAN DAERAH
Pada triwulan IV 2024, indikator ketenagakerjaan dan kesejahteraan serta optimisme masyarakat terhadap kondisi ekonomi membaik. Berdasarkan Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU), kondisi ketenagakerjaan di Provinsi Sumatera Selatan menunjukkan perbaikan dibanding triwulan III 2024. Hal ini turut didukung dari indikator kesejahteraan, di mana hasil Survei Konsumen (SK) BI pada triwulan III 2024 relatif baik dibanding triwulan sebelumnya. Meski hasil SK menunjukkan ketersediaan lapangan kerja saat ini cenderung menurun dibanding enam bulan lalu, tetapi masyarakat Sumatera Selatan tetap optimis terhadap penghasilan ke depan yang relatif baik seiring dengan peningkatan aktivitas ekonomi masyarakat. Selain itu, tingkat kesejahteraan petani meningkat pada triwulan III 2024 yang tercermin dari kenaikan Nilai Tukar Petani (NTP) Sumatera Selatan menjadi 124,44 dari 122,4 pada triwulan sebelumnya. Adapun pada periode Maret 2024, tingkat kemiskinan dan kesenjangan masyarakat Sumatera Selatan mengalami penurunan bila dibandingkan periode Maret 2023.
PROSPEK PEREKONOMIAN DAERAH
Ekonomi Sumatera Selatan diprakirakan tetap tumbuh kuat pada tahun 2025, dengan tingkat inflasi yang terjaga. Pertumbuhan ekonomi Sumatera Selatan pada tahun 2025 diprakirakan tetap resilien dan tumbuh lebih tinggi dibanding tahun sebelumnya. Hal tersebut didorong oleh kenaikan UMP sebesar 6,5%; diterapkannya stimulus pada momen HBKN, diantaranya diskon pesawat, diskon tol, diskon belanja, dan diskon mudik; program swasembada dan ketahanan pangan yang difokuskan di Sumatera Selatan; dan pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG). Pertumbuhan ekonomi Sumatera Selatan pada tahun 2025 diproyeksikan meningkat ke kisaran 4,8-5,6% (yoy), mencerminkan resiliensi ekonomi di tengah ketidakpastian global. Dengan sinergi, inovasi, dan optimisme yang terjaga, potensi pertumbuhan ekonomi Sumatera Selatan tetap besar untuk terus dimanfaatkan. Tetap tumbuh kuatnya ekonomi Sumatera Selatan ditopang oleh inflasi yang terjaga dan diperkirakan tetap berada pada kisaran target. Inflasi Sumatera Selatan pada keseluruhan tahun 2025 diperkirakan masih terkendali dan tetap berada pada kisaran target inflasi nasional sebesar 2,5±1% (yoy). Untuk memperkuat ketahanan dan mengoptimalkan potensi ekonomi Sumatera Selatan ke depan, diperlukan sinergi antar pemangku kepentingan terutama dalam memperkuat ketahanan pangan, pengentasan kemiskinan, mengakselerasi investasi, mendorong digitalisasi, serta hilirisasi komoditas unggulan Sumatera Selatan.