Laporan Perekonomian Provinsi

BI Icon

​Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur

3/1/2021 10:00 PM
Hits: 16482

Laporan Perekonomian Provinsi Jawa Timur Februari 2021

Jawa Timur
Triwulan

 

Asesmen Pertumbuhan Ekonomi Daerah

Kinerja ekonomi Jawa Timur pada triwulan IV 2020 mengalami perbaikan dibandingkan triwulan sebelumnya kendati masih terkontraksi. Perbaikan kinerja dari sisi permintaan terutama didorong oleh konsumsi swasta dan net ekspor antar daerah. Sementara itu, dari sisi penawaran, peningkatan terutama bersumber dari kenaikan kinerja Lapangan Usaha utama yakni Industri Pengolahan, Perdagangan, serta Akomodasi dan Makan Minum mengalami dibandingkan triwulan sebelumnya.

Secara keseluruhan tahun 2020, PDRB Jawa Timur pada tahun 2020 mengalami kontraksi dibandingkan tahun lalu yang tumbuh mencapai 5,52% (yoy). Perlambatan terjadi pada hampir seluruh komponen permintaan akibat pandemi COVID -19 dan berdampak pada penurunan konsumsi swasta, konsumsi pemerintah, investasi, dan net ekspor antar daerah. Pandemi COVID-19 turut menekan sektor investasi bangunan dan konstruksi akibat realokasi dan refocusing anggaran pemerintah serta penjadwalan ulang proyek pemerintah dan swasta akibat kebijakan pembatasan aktivitas ekonomi. Kendati demikian berbagai bantuan dari Pemerintah untuk sektor industri dan rumah tangga sasaran (pra sejahtera dan terdampak COVID-19) ditengarai mampu menahan perlambatan konsumsi yang lebih dalam. Berlangsungnya Pilkada serentak pada Desember 2020 juga mampu menahan kontraksi konsumsi LNPRT yang lebih dalam. Dari sisi penawaran, pandemi COVID-19 berdampak terhadap perlambatan kinerja hampir seluruh LU Jawa Timur, termasuk lima LU utama Jawa Timur yaitu LU Industri Pengolahan, LU Perdagangan, LU Konstruksi, LU Pertanian serta LU Akomodasi dan Makan Minum. Kontraksi kinerja ekonomi Jawa timur yang lebih dalam tertahan oleh peningkatan pertumbuhan LU Informasi & Komunikasi, LU Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial serta LU Pengadaan Air.

Perekonomian Jawa Timur pada triwulan I 2021 diperkirakan meningkat dibandingkan triwulan IV 2020. Dari sisi permintaan, peningkatan perekonomian Jawa Timur pada triwulan I 2021 diperkirakan terutama bersumber dari kenaikan net ekspor antar daerah. Dari sisi penawaran, perbaikan diperkirakan bersumber dari peningkatan kinerja LU Industri Pengolahan, Perdagangan, Konstruksi, dan Penyediaan Akomodasi Mamin sebagai respon atas peningkatan permintaan domestik dan global sejalan dengan tengah berjalannya vaksinasi COVID-19 yang mendorong semakin luasnya pembukaan sektor-sektor ekonomi produktif.

 

Asesmen Inflasi Daerah

Inflasi Jawa Timur pada triwulan IV 2020 tercatat sebesar 1,44% (yoy), lebih tinggi dibandingkan triwulan III 2020 yang sebesar 1,30% (yoy), terutama didorong oleh inflasi kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau. Permintaan terhadap bahan makanan terpantau meningkat seiring dengan momentum libur natal dan tahun baru. Tingginya curah hujan serta serangan hama yang ditengarai mengganggu produksi komoditas pertanian turut menjadi faktor pendorong inflasi pada triwulan IV 2020.

Pada triwulan I 2021, inflasi Jawa Timur diperkirakan lebih rendah dibandingkan triwulan IV 2020, seiring dengan berlangsungnya panen raya padi dan hortikultura, potensi penurunan harga emas serta pelemahan harga komoditas dunia.

 

Asesmen Keuangan Pemerintah Daerah

Anggaran belanja pemerintah di Jawa Timur tahun 2020 sebesar Rp202,5 triliun, mengalami penurunan 10,00% (yoy) dibandingkan anggaran pasca perubahan tahun 2019. Berdasarkan nominal dan pangsanya, APBD Kabupaten/Kota mendominasi anggaran pengeluaran pemerintah di Jawa Timur (Rp102,76 triliun, pangsa 50,75%), diikuti dengan APBN untuk Jawa Timur (Rp65,17 triliun, pangsa 32,18%), dan terendah adalah APBD Provinsi Jawa Timur (Rp34,57 triliun, pangsa 17,07%).

Pada triwulan IV 2020, total realisasi pengeluaran pemerintah mencapai 90,11% dari pagu anggaran dan lebih tinggi dibandingkan triwulan IV 2019 (83,39%). Realisasi tertinggi terjadi pada APBN Provinsi Jawa Timur (95,04%) disusul oleh APBD Provinsi (93,41%) dan terendah pada APBD Kabupaten/Kota yang hanya sebesar 85,88% dari pagu anggaran. Peningkatan realisasi pada tahun 2020 seiring dengan percepatan realisasi belanja bantuan sosial untuk meminimalkan dampak pandemi COVID-19 terhadap kesejahteraan masyarakat.

 

Asesmen Stabilitas Keuangan Daerah dan Pengembangan UMKM

Stabilitas sistem keuangan Jawa Timur pada triwulan IV 2020 masih terjaga meskipun terdapat potensi risiko dari dampak pandemi COVID-19 yang perlu terus dicermati. Kinerja sektor korporasi dan rumah tangga terpantau membaik terbatas. Meskipun lapangan usaha utama Jawa Timur telah menunjukkan perbaikan dibandingkan triwulan sebelumnya, penyaluran kredit korporasi secara umum pada periode laporan masih mengalami perlambatan dibandingkan triwulan sebelumnya diiringi dengan peningkatan penghimpunan dana pada sektor korporasi. Hal ini mengindikasikan peningkatan kinerja korporasi pada triwulan IV 2020 ditopang oleh persediaan yang telah ada dan dibiayai oleh sumber dana internal pelaku usaha, sementara investasi dan produksi baru masih terbatas. Lebih lanjut, meskipun konsumsi Rumah Tangga (RT) meningkat pada periode laporan, penyaluran kredit di sektor Rumah Tangga pada periode laporan terpantau melambat dibandingkan triwulan III 2020. Perlambatan kredit RT pada periode laporan terutama disebabkan oleh penurunan pertumbuhan Kredit Kendaraan Bermotor (KKB), Peralatan RT, dan Multiguna. Implementasi kebijakan pembatasan aktivitas ekonomi oleh pemerintah untuk menekan laju penyebaran COVID-19 ditengarai berdampak pada penurunan pendapatan sekelompok masyarakat serta masih tertahannya konsumsi masyarakat dengan pendapatan menengah-atas. Hal tersebut ditengarai menahan laju konsumsi dan investasi masyarakat yang lebih tinggi sehingga berimplikasi pada tertahannya permintaan kredit.

Intermediasi perbankan di Jawa Timur pada triwulan IV 2020 terpantau masih melambat disebabkan oleh perlambatan penyaluran kredit yang lebih tinggi di tengah peningkatan pertumbuhan DPK. Loan to deposit ratio (LDR) perbankan di Jawa Timur pada triwulan IV 2020 mencapai 87,28%, menurun dibandingkan triwulan sebelumnya. Melambatnya LDR karena pertumbuhan kredit yang lebih rendah dibandingkan pertumbuhan DPK.

Risiko kredit perbankan di Jawa Timur pada triwulan IV 2020 terpantau meningkat dibandingkan triwulan III 2020, namun masih terjaga dalam batas aman. Risiko kredit mengalami peningkatan tercermin dari kenaikan rasio NPL (dari 3,66% menjadi 3,91%). Sementara risiko likuiditas cenderung rendah.

 

Asesmen Penyelenggaraan Sistem Pembayaran

Pada triwulan IV 2020 pergerakan inflow (uang masuk) dan outflow (uang keluar) di Jawa Timur dalam posisi net outflow sebesar Rp14.147 miliar. Hal ini sejalan dengan masih tingginya kebutuhan masyarakat terhadap Uang Layak Edar di tengah pandemi COVID-19, serta implementasi kebijakan pemerintah untuk mengurangi dampak COVID-19 antara lain melalui penyaluran bantuan sosial.

Transaksi nontunai antara lain Bank Indonesia Real Time Gross Settlement (BI-RTGS) dan pembayaran menggunakan kredit tanpa kartu meningkat pada triwulan ini. Transaksi pembayaran melalui Sistem Bank Indonesia Real Time Gross Settlement (B`I-RTGS) meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya, sejalan dengan peningkatan aktivitas dimana kegiatan di berbagai sektor ekonomi mulai bergerak dengan tetap berpegang pada protokol kesehatan agar tetap dapat memutus rantai penyebaran COVID-19. Transaksi Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKN-BI) juga menunjukkan kenaikan, sejalan dengan perbaikan konsumsi rumah tangga setelah pemerintah menyalurkan dana Bantuan Langsung Tunai (BLT) yang diharapkan dapat menjaga daya beli masyarakat. Transaksi pembayaran menggunakan kartu (Kartu debit, ATM, dan Kartu Kredit) serta Layanan Pembayaran secara nontunai atas transaksi e-commerce menunjukkan peningkatan dibandingkan triwulan IV 2020, sejalan dengan meningkatnya preferensi masyarakat dalam bertransaksi secara nontunai pada masa pandemi.

Pada triwulan IV 2020, jumlah agen LKD di Jawa Timur sebanyak 91.996 agen, meningkat dibandingkan triwulan III 2020 yang sebanyak 87.237 agen. Sementara itu, jumlah mesin ATM mengalami penurunan sebesar -0,22% (qtq) menjadi sebanyak 12.495 ATM. Nominal transaksi menggunakan Alat Pembayaran Menggunakan Kartu (APMK) mengalami penurunan sebesar -0,60% (qtq) menjadi Rp147,52 miliar. Hal tersebut berbanding terbalik dengan transaksi pembayaran melalui LKD yang menunjukkan peningkatan, sebesar 4,06% (qtq) dari triwulan III 2020 menjadi sebesar Rp 1.762,44 miliar, yang didominasi oleh transaksi pembayaran tagihan rutin akibat meningkatnya aktivitas stay at home yang dilakukan masyarakat.

 

Asesmen Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan Masyarakat

Kondisi ketenagakerjaan sampai dengan triwulan IV 2020 menunjukkan penurunan, tercermin dari penurunan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) dan peningkatan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT). Jumlah penduduk miskin masih meningkat, akan tetapi kesejahteraan untuk petani dan nelayan mulai membaik dibandingkan triwulan sebelumnya (qtq).

Kondisi ketenagakerjaan pada Agustus 2020 relatif menurun dibandingkan Februari 2020, tercermin dari penurunan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) dari 71,20% menjadi 70,33%, yang kemudian berdampak pada peningkatan Tingkat Pengangguran Terbuka yaitu dari 3,69% menjadi 5,84%. Berdasarkan tingkat pendidikannya, terdapat penurunan tenaga kerja pada semua tingkat pendidikan yang ditamatkan mulai dari SD, SMP, SMA, SMK, Diploma I/II/III maupun Universitas.

Sementara itu, kesejahteraaan masyarakat pedesaan yang direpresentasikan dengan Nilai Tukar Petani (NTP) dan Nilai Tukar Nelayan (NTN) meningkat pada triwulan IV 2020. Peningkatan NTP dari 100,36 menjadi 100,80, disebabkan oleh subsektor tanaman holtikultura, perikanan,  dan peternakan. Sementara itu peningkatan NTN, dari sebesar 95,41 menjadi 96,26, disebabkan oleh meningkatnya indeks harga yang diterima nelayan (It) dari komoditas ikan-ikanan.

Pada September 2020, jumlah penduduk miskin Jawa Timur meningkat, dengan tingkat kemiskinan 11,46% lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 10,20%. Tingkat kemiskinan Provinsi Jawa Timur tercatat lebih tinggi dibandingkan Nasional (10,19%). Peningkatan jumlah penduduk miskin di Jawa Timur dipengaruhi oleh dampak pandemi COVID-19 yang berpotensi pada hilangnya lapangan kerja dalam jumlah besar sehingga meningkatkan angka kemiskinan.

 

Prospek Ekonomi dan Inflasi Tahun 2021

Ekonomi Jawa Timur pada keseluruhan tahun 2021 diprakirakan tumbuh lebih tinggi sejalan dengan perbaikan ekonomi global dan domestik. Dari sisi permintaan, peningkatan kinerja ekonomi Jawa Timur diperkirakan bersumber dari akselerasi konsumsi RT, investasi, dan net ekspor antardaerah. Sementara ekspor LN juga diperkirakan tetap tumbuh positif. Kebijakan vaksinasi yang berlangsung secara global ditengarai mendorong semakin luasnya pembukaan sektor-sektor ekonomi produktif dan peningkatan aktivitas masyarakat yang berimplikasi pada kenaikan permintaan eksternal dan domestik. Dari sisi penawaran, perbaikan ekonomi Jawa Timur diperkirakan ditopang oleh perbaikan kinerja lapangan usaha utama, yakni industri pengolahan dan perdagangan sebagai respon atas kenaikan permintaan domestik dan eksternal. Lebih lanjut, lapangan usaha konstruksi diperkirakan turut terakselerasi sejalan dengan perluasan pembukaan sektor-sektor ekonomi produktif dengan protokol kesehatan serta pembangunan proyek-proyek infrastruktur sesuai Perpres 80/2021.

Sementara itu, inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) Jawa Timur tahun 2021 diprakirakan meningkat dibandingkan tahun 2020, namun masih berada dalam sasaran inflasi nasional 3,0%±1% (yoy). Peningkatan tekanan inflasi diprakirakan disebabkan oleh mulai pulihnya kinerja perekonomian sehingga berdampak pada peningkatan inflasi kelompok sandang, pendidikan, dan transportasi. 


Lampiran
Kontak
​Contact Center BICARA: (62 21) 131, e-mail : bicara@bi.go.id
Jam operasional Senin s.d. Jumat Pkl. 08.00 s.d 16.00 WIB
Informasi Kantor Perwakilan BI ​Provinsi Jawa Timur
Halaman ini terakhir diperbarui 3/5/2021 7:50 PM
Apakah halaman ini bermanfaat?
Terima Kasih! Apakah Anda ingin memberikan rincian lebih detail?

Baca Juga