EKONOMI MAKRO REGIONAL
Pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi pada triwulan IV 2022 tumbuh sebesar 5,22% (yoy), setelah sebelumnya tumbuh 5,20% (yoy). Secara triwulanan, pertumbuhan ekonomi terkontraksi sebesar 0,38% (qtq). Dari 17 LU pada sisi produksi, hampir seluruhnya mengalami pertumbuhan. LU transportasi dan pergudangan mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 19,19% (yoy), didorong peningkatan permintaan kendaraan truk tanpa operator seiring meningkatnya produksi batu bara .
Perekonomian Provinsi Jambi masih didominasi oleh lapangan usaha Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan sebesar 29,77%, diikuti oleh Pertambangan dan Penggalian sebesar 19,31%, Perdagangan Besar-Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor sebesar 12,90%, dan Industri Pengolahan sebesar 9,48%. Struktur pertumbuhan tersebut tidak mengalami perubahan dibandingkan triwulan sebelumnya mengingat kebergantungan Provinsi Jambi terhadap komoditas perkebunan seperti kelapa sawit dan karet sebagai komoditas utama beserta kegiatan pengolahan turunannya.
Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh komponen konsumsi pemerintah sebesar 8,78% (yoy) seiring dengan akselerasi realisasi anggaran Pemerintah sesuai pola musiman. Selanjutnya komponen komponen konsumsi rumah tangga dan konsumsi LNPRT (PK-LNPRT) masing-masing tumbuh sebesar 2,99% (yoy) dan 2,76% (yoy). Sementara itu, ekspor, Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) dan impor terkontraksi 4,91% (yoy), 6,08% (yoy), dan 14,43% (yoy).
Berdasarkan distribusinya, aktivitas pengeluaran masih didominasi oleh komponen ekspor (70,06%) namun terkoreksi di sisi impor (42,04%). Komponen lain yang berperan besar terhadap PDRB adalah konsumsi rumah tangga yang mencapai hampir separuh PDRB Provinsi Jambi yaitu sebesar 41,16% dan diikuti oleh PMTB sebesar 20,02%. Sedangkan peranan konsumsi pemerintah dan LNPRT Pemerintah relatif kecil masing-masing 9,85% dan 0,53%. Struktur pengeluaran tersebut juga tidak menunjukkan perubahan yang berarti dibandingkan periode sebelumnya.
KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH
Realisasi pendapatan Pemerintah Provinsi Jambi sampai dengan triwulan IV 2022 terealisasi sebesar Rp4,63 triliun atau 106,75% dari target APBD 2022. Realisasi tersebut tumbuh 2,53% (yoy) dibandingkan pendapatan triwulan IV 2021 sebesar Rp4,51 triliun (102,56% dari target APBD 2021) dan lebih tinggi dibandingkan periode sebelumnya yang tumbuh terkontraksi sebesar -5,35% (yoy).
Lebih lanjut, realisasi belanja daerah juga tercatat tumbuh sebesar 4,92% mencapai Rp4,51 triliun atau 89,24% dari target APBD 2022. Realisasi tersebut terpantau meningkat dari triwulan IV 2021 yang tercatat sebesar Rp4,29 triliun atau 89,38% dari pagu belanja 2021. Kenaikan realisasi tersebut didorong oleh realisasi seluruh pos belanja terutama pada jenis belanja modal.
PERKEMBANGAN INFLASI DAERAH
Pada triwulan IV 2022, inflasi gabungan 2 (dua) Kota/Kabupaten di Provinsi Jambi tercatat 6,35% (yoy), lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 8,09% (yoy), meski demikian angka inflasi ini lebih tinggi dibandingkan nasional yang tercatat sebesar 5,51% (yoy). Laju inflasi gabungan 2 (dua) Kota/Kabupaten di Provinsi Jambi tersebut merupakan komposit dari inflasi di Kota Jambi dan Kabupaten Bungo pada triwulan IV 2022 yang masing-masing tercatat sebesar 6,39% (yoy) dan 6,04% (yoy).
Tekanan inflasi di Kota Jambi didorong oleh inflasi pada Kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau. Pada triwulan IV 2022, kelompok Makanan, Minuman dan Tembakau mengalami inflasi sebesar 5,90% (yoy). Inflasi kelompok ini didorong oleh inflasi sub kelompok Makanan yang mengalami inflasi sebesar 7,51% (yoy). Adapun komoditas utama yang memberikan andil terhadap inflasi sub kelompok tersebut di antaranya beras, telur ayam ras, dan ikan nila.
Sejalan dengan Kota Jambi, Kabupaten Bungo juga tercatat mengalami inflasi pada triwulan IV 2022. Inflasi di Kabupaten Bungo tersebut terutama disumbangkan oleh inflasi pada Kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau yang mengalami inflasi 7,15% (yoy). Inflasi kelompok pengeluaran tersebut didorong oleh peningkatan harga pada sub kelompok Makanan sebesar 6,39% (yoy). Adapun komoditas pada sub kelompok Makanan yang menyumbang inflasi di antaranya beras dan ikan nila.
Selanjutnya, dengan berbagai upaya stabilisasi harga dan pasokan yang akan dilakukan oleh Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) di seluruh wilayah di Provinsi Jambi di tengah masuknya periode HBKN Ramadhan dan Idul Fitri 1444H, inflasi gabungan 2 (dua) Kota/Kabupaten di Provinsi Jambi pada triwulan I 2023 diprakirakan akan lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya. Berdasarkan perkembangan tersebut, inflasi pada tahun 2023 diprakirakan akan berada pada rentang sasaran inflasi nasional 3%+1% seiring dengan upaya TPID untuk mengendalikan inflasi dalam kerangka 4K.
STABILITAS KEUANGAN DAERAH, PENGEMBANGAN AKSES KEUANGAN DAN UMKM
Pertumbuhan kredit korporasi di Provinsi Jambi pada triwulan IV 2022 tercatat sebesar Rp14,32 triliun atau tumbuh sebesar 6,44% (yoy), lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 2,34% (yoy). Peningkatan kredit korporasi didorong oleh Pertumbuhan pada sektor pertanian sejalan dengan pencabutan tarif pungutan ekspor Crude Palm Oil (CPO) yang berlaku efektif pada 15 Oktober 2022 sampai dengan 30 Desember 2022. Hal ini menjadi faktor pendorong peningkatan permintaan Tandan Buah Segar (TBS).
Pertumbuhan kredit korporasi didorong oleh sejumlah sektor yang tumbuh di antaranya sektor pertanian tumbuh sebesar 15,03% (yoy) dan sektor perdagangan sebesar 7,95% (yoy) pada triwulan laporan. Dari sisi risiko kredit, kredit korporasi menunjukan perbaikan, NPL kredit korporasi tercatat 4,98% (gross) membaik dari triwulan sebelumnya yaitu 5,07% (gross). NPL pada triwulan IV 2022 berada pada level dibawah threshold yang ditentukan oleh Bank Indonesia. Hal ini mengindikasi tingkat resiko yang relatif aman.
Adapun sektor yang menunjukan perbaikan Rasio NPL terjadi hampir pada seluruh sektor utama yaitu sektor pertanian dan perdagangan yang tercatat 0,45% (gross) dan 1,02% (gross) pada triwulan laporan. Meski demikian, perlu diwaspadai bahwa Rasio NPL sektor pertambangan sangat tinggi dan jauh diatas threshold yang ditetapkan. Dari sisi penghimpunan dana, Pertumbuhan DPK menurut kategori di Provinsi Jambi pada triwulan IV 2022 mencapai 3,81% (yoy) atau lebih baik dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 2,68% (yoy).
PENYELENGGARAAN SISTEM PEMBAYARAN DAN PENGELOLAAN UANG RUPIAH
Aktivitas transaksi pembayaran tunai pada triwulan IV 2022 tercatat mengalami peningkatan ditandai dengan net outflow sebesar Rp1,870 miliar atau tumbuh sebesar 14,36% (yoy). Demikian halnya, transaksi nontunai melalui SKNBI yang terkontraksi sebesar 12,24% (yoy) secara nilai dan 17,8% (yoy) secara volume. Secara triwulanan, nilai kliring pada triwulan IV - 2022 mengalami kenaikan sebesar 0,07% (qtq) sedangkan volume kliring mengalami penurunan dibanding triwulan sebelumnya sebesar 5,33% (qtq). Selain itu, transaksi menggunakan APMK baik debet maupun kredit, transaksi UE, serta transaksi QRIS mengalami peningkatan pada triwulan IV 2022.
KETENAGAKERJAAN DAN KESEJAHTERAAN
Pada Agustus 2022, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Provinsi Jambi tercatat turun sebesar 4,70% (yoy). Hal tersebut sejalan dengan meningkatnya jumlah penduduk yang bekerja dan didorong oleh pertumbuhan serapan kerja sejalan dengan berlanjutnya perbaikan ekonomi. Lebih lanjut, peningkatan jumlah penduduk bekerja tersebut mampu mendorong peningkatan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) menjadi 67,84% dibandingkan Agustus 2021 yang tercatat sebesar 67,17%.
Pada sisi kesejahteraan petani, rerata indeks Nilai Tukar Petani (NTP) menunjukkan peningkatan pada triwulan IV 2022 yang tercatat sebesar 138,29 atau naik 1,06% (yoy) dibandingkan rerata triwulan IV 2021 sebesar 136,84. Angka tersebut juga terpantau lebih tinggi dibandingkan dengan rerata NTP triwulan III 2022 yang tercatat sebesar 127,52. Perbaikan NTP disebabkan oleh peningkatan indeks yang diterima petani lebih tinggi dibandingkan peningkatan indeks yang dibayar petani. Rerata Indeks Harga yang Diterima Petani (It) pada triwulan IV 2022 sebesar 156,67 lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat 147,41. Sementara itu, Indeks yang Dibayar Petani (Ib) pada triwulan IV 2022 sebesar 113,29, meningkat dibandingkan triwulan IV 2021 yang tercatat 107,43.
Sementara itu, jumlah penduduk miskin Provinsi Jambi pada September 2022 tercatat sebanyak 283,83 ribu orang atau meningkat 4,45 ribu orang dibandingkan Maret 2022, dan meningkat sebesar 3,96 ribu orang dibandingkan September 2021. Peningkatan jumlah penduduk miskin terjadi baik di wilayah kota maupun pedesaan. Peningkatan angka penduduk miskin tersebut diindikasikan disebabkan oleh kenaikan harga barang dan jasa di Provinsi Jambi, sejalan dengan kenaikan inflasi yang mendorong penurunan daya beli masyarakat. Angka kemiskinan Provinsi Jambi pada September 2022 juga meningkat dibandingkan September 2021, dimana terjadi peningkatan baik dari sisi persentase maupun jumlah penduduk. Selanjutnya, Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) juga menunjukkan peningkatan pada September 2022.
PROSPEK PEREKONOMIAN DAERAH
Pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi tahun 2023 diperkirakan meningkat dibandingkan tahun 2022 didukung peningkatan mobilitas dan aktivitas masyarakat seiring penghapusan PPKM yang mendorong permintaan domestik.
Pekonomian Provinsi Jambi tahun 2023 diperkirakan meningkat dibandingkan tahun 2022 didukung penghapusan kebijakan PPKM yang mendorong berlanjutnya peningkatan mobilitas dan aktivitas masyarakat. Lebih lanjut, kebijakan Pemerintah untuk menyalurkan berbagai program jaring pengaman sosial turut menopang perbaikan konsumsi masyarakat dan dunia usaha. Namun demikian, pertumbuhan ekonomi pada 2023 berisiko tertahan sejalan dengan perlambatan ekonomi global, khususnya dipengaruhi risiko resesi di beberapa negara mitra dagang, termasuk Amerika Serikat (AS) dan Eropa.
Selanjutnya, dari sisi perkembangan harga, laju inflasi gabungan 2 (dua) Kota/Kabupaten di Provinsi Jambi pada tahun 2023 diprakirakan menurun didukung sinergi kebijakan antar lembaga yang menahan laju inflasi di Provinsi Jambi. Penurunan inflasi terutama disebabkan oleh sinergi Tim Pengendalian Inflasi Daerah Provinsi Jambi dalam menunjang pelaksanaan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) Provinsi Jambi yang memberikan dampak positif pada pengendalian inflasi di provinsi Jambi.
Namun demikian, meningkatnya permintaan domestik yang diiringi berlanjutnya ketidakpastian global berisiko mendorong laju inflasi komoditas primer di Provinsi Jambi. Sehingga, dengan mencermati perkembangan inflasi, laju inflasi 2 (dua) Kota/Kabupaten di Provinsi Jambi pada keseluruhan tahun diprakirakan lebih rendah dibandingkan tahun 2022, namun bias atas terhadap kisaran sasaran inflasi nasional yaitu sebesar 3±1%.