EKONOMI MAKRO REGIONAL
Pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi pada triwulan II 2022 mengalami pertumbuhan sebesar 5,41% (yoy), tumbuh terakselerasi dibandingkan triwulan I 2022 yang tercatat mengalami pertumbuhan 4,84% (yoy). Secara triwulanan, pertumbuhan ekonomi tercatat tumbuh sebesar 4,77% (qtq). Dari 17 LU pada sisi produksi, hampir seluruhnya mengalami pertumbuhan. Jasa perusahaan mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 27,45% (yoy), didorong peningkatan permintaan kendaraan truk tanpa operator seiring meningkatnya produksi batu bara.
Perekonomian Provinsi Jambi masih didominasi oleh lapangan usaha Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan sebesar 30,53%, diikuti oleh Pertambangan dan Penggalian sebesar 19,39%, Perdagangan Besar-Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor sebesar 11,83%, dan Industri Pengolahan sebesar 9,96%. Struktur pertumbuhan tersebut tidak menunjukkan perubahan dibandingkan triwulan sebelumnya mengingat kebergantungan Provinsi Jambi terhadap komoditas perkebunan seperti kelapa sawit dan karet sebagai komoditas utama beserta kegiatan pengolahan turunannya.
Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh komponen ekspor sebesar 10,88% seiring dengan peningkatan permintaan komoditas utama Jambi. Selanjutmya, komponen pengeluaran Konsumsi LNPRT (PK-LNPRT), komponen konsumsi rumah tangga, impor, ekspor, dan Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) masing-masing tumbuh sebesar 7,10%, 5,77% dan 2,17%.
Menurut distribusinya, aktivitas pengeluaran masih didominasi oleh komponen ekspor (67,44%) namun terkoreksi di sisi impor (40,91%). Komponen lain yang berperan besar terhadap PDRB adalah Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga (PK-RT) yang mencapai hampir separuh PDRB Provinsi Jambi yaitu sebesar 41,37% dan diikuti oleh PMTB sebesar 19,23%. Sedangkan peranan Konsumsi Pemerintah dan LNPRT relatif kecil masing-masing 6,65% dan 0,54%. Struktur pengeluaran tersebut juga tidak menunjukkan perubahan yang berarti dibandingkan periode sebelumnya.
Selanjutnya, pertumbuhan triwulan II 2022 diprakirakan akan tetap tumbuh positif meskipun mulai termoderasi. Pertumbuhan ekonomi masih berisiko terhambat oleh meningkatnya tekanan inflasi global akibat gangguan rantai pasokan sejalan dengan ketegangan geopolitik Rusia-Ukraina, serta meluasnya kebijakan proteksionisme di berbagai yang mengakibatkan perlambatan volume perdagangan.
KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH
Realisasi pendapatan Pemerintah Provinsi Jambi sampai dengan triwulan II 2022 terealisasi sebesar Rp1,86 trilun atau 44,17% dari target APBD 2022. Realisasi tersebut tumbuh 43,46% (yoy) dibandingkan pendapatan triwulan II 2021 sebesar Rp1,30 triliun (29,49% dari target APBD 2021) terakselerasi dibandingkan periode sebelumnya yang tumbuh 2,77% (yoy). Lebih lanjut, realisasi belanja daerah juga tercatat tumbuh dibandingkan realisasi triwulan II 2021. Hingga triwulan II, realisasi belanja mencapai Rp1,35 triliun atau 28,05% dari target APBD 2022 sedangkan di 2021 realisasi sebesar Rp1,05 atau 21,79% dari pagu belanja 2021. Kenaikan realisasi tersebut disebabkan oleh mulai terealisasinya beberapa pos belanja terutama pada jenis pembiayaan operasional yang memegang porsi cukup besar dibandingkan pos lainnya sebagaimana pola historis di pertengahan tahun.
PERKEMBANGAN INFLASI DAERAH
Pada triwulan II 2022, inflasi Provinsi Jambi tercatat 7,01% (yoy), lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya dan inflasi nasional yang masing-masing tercatat sebesar 2,83% (yoy) dan 4,35% (yoy). Laju inflasi Provinsi Jambi tersebut merupakan komposit dari inflasi di Kota Jambi dan Kabupaten Bungo pada triwulan II 2022 yang masing-masing tercatat sebesar 6,94% (yoy) dan 7,63% (yoy).
Peningkatan tekanan inflasi di Kota Jambi terutama didorong oleh inflasi pada Kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau. Pada triwulan II 2022, inflasi kelompok ini tercatat sebesar 14,02% (yoy). Inflasi kelompok ini didorong oleh inflasi pada seluruh sub kelompok yang terutama disumbang oleh sub kelompok makanan yang mengalami inflasi sebesar 15,28% (yoy). Adapun komoditas utama yang memberikan andil terhadap peningkatan inflasi sub kelompok tersebut di antaranya cabai merah, minyak goreng, bawang merah, ikan nila, dan telur ayam ras. Sejalan dengan Kota Jambi, Kabupaten Bungo juga tercatat mengalami inflasi pada triwulan II 2022. Inflasi di Kabupaten Bungo tersebut terutama disumbangkan oleh inflasi pada Kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau yang mengalami inflasi 17,25% (yoy). Inflasi kelompok pengeluaran tersebut didorong oleh peningkatan harga pada sub kelompok makanan sebesar 19,29% (yoy). Adapun komoditas pada sub kelompok Makanan yang menyumbang inflasi di antaranya cabai merah, minyak goreng, bawang merah, telur ayam ras, dan kopi bubuk.
Selanjutnya, inflasi Provinsi Jambi pada triwulan III 2022 diprakirakan akan lebih rendah secara month to month dibanding triwulan sebelumnya meskipun lebih tinggi jika dibandingkan secara year on year sebagai dampak base year effect. Penurunan tekanan inflasi diprakirakan akan didorong oleh membaiknya kondisi pasokan di tengah mulai masuknya musim panen komoditas hortikultura, seperti aneka cabai dan bawang merah, di beberapa sentra produksi sehingga diharapkan dapat menstabilkan harga. Penurunan tekanan harga pada komoditas hortikultura tersebut diprakirakan akan menahan laju inflasi Kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau yang menjadi penyumbang inflasi terbesar di Jambi. Namun demikian, inflasi keseluruhan tahun 2022 diprakirakan berada di atas rentang sasaran inflasi nasional 3%+1% dan akan berada di rentang sasaran pada tahun 2023 seiring dengan upaya TPID untuk mengendalikan inflasi dalam koridor 4K.
STABILITAS KEUANGAN DAERAH, PENGEMBANGAN AKSES KEUANGAN DAN UMKM
Pertumbuhan kredit korporasi di Provinsi Jambi pada triwulan II 2022 tercatat sebesar Rp14,11 triliun atau terkontraksi sebesar 1,46% (yoy), membaik dibandingkan triwulan sebelumnya yang terkontraksi 3,11% (yoy). Penurunan kredit korporasi masih disebabkan oleh dampak pandemi COVID-19 yang masih menahan permintaan agregat dan menekan kegiatan usaha. Sektor ekonomi yang menyumbangkan penurunan kredit adalah sektor pertambangan yang tercatat kontraksi sebesar 27,01% (yoy), sektor industri sebesar 7,52% (yoy), serta sektor perdagangan sebesar 5,89% (yoy) pada triwulan laporan. Dari sisi risiko kredit, kredit korporasi menunjukan perbaikan, NPL kredit korporasi tercatat 6,49% (gross) membaik dari triwulan sebelumnya yaitu 6,98% (gross). NPL pada triwulan II 2022 perlu mendapat perhatian mengingat resiko kredit yang ditimbulkan diatas batas wajar NPL yg ditetapkan oleh Bank Indonesia yaitu 5%.
Adapun sektor yang menunjukan perbaikan Rasio NPL terjadi hampir pada seluruh sektor utama yaitu sektor pertambangan dan pertanian yang tercatat 11,89% (gross) dan 0,42% (gross) pada triwulan laporan. Dari sisi penghimpunan dana, Pertumbuhan DPK menurut kategori di Provinsi Jambi pada triwulan II 2022 mencapai 7,36% (yoy) atau tumbuh melambat dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 11,29% (yoy).
PENYELENGGARAAN SISTEM PEMBAYARAN DAN PENGELOLAAN UANG RUPIAH
Permintaan uang kartal meningkat pada triwulan II 2022 tercermin dari peningkatan net outflow sejalan dengan penyelenggaraan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri. Perkembangan aliran uang kartal di Provinsi Jambi pada triwulan II-2022 menunjukan net outflow sebesar Rp479,19 miliar, meningkat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang mengalami net inflow sebesar Rp102,65 miliar. Peningkatan permintaan uang kartal ini sejalan dengan pola historis peningkatan kebutuhan uang kartal selama penyelenggaraan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri.
Sementara di sisi pembayaran non tunai, nilai dan volume kliring di Provinsi Jambi pada triwulan II - 2022 terkontraksi masing-masing sebesar sebesar 5,32% (yoy) dan 15,46% (yoy). Secara triwulanan, pada triwulan II - 2022 nilai kliring mengalami kenaikan dibanding triwulan sebelumnya sebsar 1,76% (qtq) sementara volume kliring terkontraksi disbanding triwulan sebelumnya sebesar 7,07% (qtq).
Selain penyelenggaraan sistem pembayaran tunai dan nontunai, KPwBI Provinsi Jambi juga melaksanakan edukasi Gerakan Nasional Nontunai (GNNT) secara berkala baik kepada pelajar/mahasiswa, Keluarga Penerima Manfaat (KPM) selaku penerima Program Keluarga Harapan (PKH) dan Program Sembako (PS), serta berkoordinasi bersama dengan perbankan, insititusi lainnya dan Pemda dalam rangka penyusunan Roadmap dan Program Kerja Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (TP2DD) serta memfasilitasi pelaksanaan elektronifikasi transaksi
keuangan Pemda sebagai upaya mendorong masyarakat untuk melakukan transaksi nontunai yang mudah, aman, praktis, nyaman, dan efisien. Berbagai upaya juga dilakukan dalam perluasan implementasi QRIS hingga pada 30 Juni 2022, terdapat 167.220 merchant tersebar di berbagai Kota/Kabupaten di Provinsi Jambi dengan jumlah user QRIS sebanyak 166.869 user yang diharapkan dapat meningkatkan inklusi keuangan dan menciptakan less cash society di Provinsi Jambi.
KETENAGAKERJAAN DAN KESEJAHTERAAN
Tingkat pengangguran terbuka turun menjadi 4,70% (yoy) di Februari 2022. Hal ini sejalan dengan peningkatan jumlah penduduk yang bekerja dan didorong oleh pertumbuhan serapan kerja. Lebih lanjut, peningkatan jumlah penduduk bekerja tersebut mampu mendorong TPAK Februari 2022 yang juga tumbuh menjadi 68,86% dibandingkan Februari 2021 sebesar 67,30%.
Pada sisi kesejahteraan petani, indeks Nilai Tukar Petani menunjukkan penurunan pada triwulan II 2022 menjadi 134,23 dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 140,53. Penurunan NTP disebabkan peningkatan indeks yang dibayar petani lebih tinggi dibandingkan indeks yang diterima petani yang terkontraksi 2,43% (qtq). Namun demikian, Nilai Tukar Petani pada triwulan II 2022 tersebut lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat 123,49.
Selain itu, jumlah penduduk miskin Provinsi Jambi pada Maret 2022 tercatat sebanyak 279,37 ribu orang atau menurun 14,49 ribu orang dibandingkan Maret 2021 sebesar 293,86 ribu orang. Penurunan angka kemiskinan tersebut merupakan dampak berangsur pulihnya perekonomian daerah pasca pandemi COVID-19 yang menahan sejumlah aktivitas masyarakat hingga kegiatan komersial. Angka kemiskinan Provinsi Jambi pada Maret 2022 juga menurun dibandingkan September 2021, dimana terjadi perbaikan dari sisi persentase maupun jumlah penduduk. Sementara itu, Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) juga menunjukkan perbaikan pada Maret 2022.
PROSPEK PEREKONOMIAN DAERAH
Pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi tahun 2022 diperkirakan meningkat dibandingkan tahun 2021 didukung terkendalinya kasus COVID-19 yang terus menunjukkan penurunan serta pelonggaran mobilitas masyarakat yang mendorong permintaan domestik.
Perekonomian Provinsi Jambi diproyeksikan akan tumbuh di rentang 4,50% - 5,25% (yoy) ditopang oleh perbaikan kinerja Lapangan Usaha (LU) utama, peningkatan ekspor serta konsumsi Rumah Tangga dan Pemerintah. Berlanjutnya Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) 2022 serta berbagai stimulus fiskal dan moneter turut menopang perbaikan konsumsi masyarakat dan dunia usaha.
Secara sektoral, pertumbuhan ekonomi didorong oleh peningkatan kinerja di LU utama provinsi. Peningkatan Kinerja LU Pertanian terutama didorong oleh peningkatan produktivitas subsektor perkebunan dan permintaan komoditas perkebunan. Sementara itu, kinerja LU Pertambangan dan Penggalian ditopang oleh peningkatan permintaan komoditas energi primer di pasar global dan domestik di tengah penguatan harga komoditas. Selanjutnya, LU Perdagangan
turut mengalami peningkatan yang disebabkan oleh mulai kembali normalnya konsumsi masyarakat. Selain itu, akselerasi perkembangan vaksinasi yang berjalan lancar diprakirakan mendorong peningkatan investasi di tengah peningkatan optimisme pelaku usaha.
Selanjutnya, pemulihan ekonomi diberbagai negara diiringi belum pulihnya rantai pasok global turut menopang peningkatan kinerja ekspor daerah. Kinerja ekspor juga di perkirakan terus membaik di tengah prospek peningkatan permintaan global seiring berlanjutnya konflik Rusia dan Ukraina.
Selanjutnya, dari sisi perkembangan harga, laju inflasi Provinsi Jambi pada tahun 2022 diprakirakan meningkat seiring dengan pemulihan perekonomian yang terus berlangsung, bias atas terhadap kisaran sasaran inflasi. Tekanan inflasi tahun 2022 utamanya dipengaruhi oleh tingkat vaksinasi yang semakin masif sehingga mendorong peningkatan mobilitas masyarakat yang akhirnya berdampak pada perbaikan daya beli masyarakat. Selain itu, peningkatan harga beberapa komoditas di pasar global akibat gangguan rantai pasok, peningkatan tarif dasar listrik dan BBRT, berlanjutnya insentif PPnBM DTP kendaraan bermotor s.d triwulan III 2022, turut mendorong laju inflasi di Provinsi Jambi pada keseluruhan tahun 2022. Peningkatan tarif PPN menjadi 11% pada tahun 2022 juga diprakirakan akan mendorong para pelaku usaha untuk menaikkan harga menyesuaikan dengan biaya produksi.