Laporan Perekonomian Provinsi

BI Icon

​​​​Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Nusa Tenggara Timur​​​

9/8/2025 12:00 AM
Hits: 22

Laporan Perekonomian Provinsi Nusa Tenggara Timur Agustus 2025

Nusa Tenggara Timur
Triwulan

EKONOMI MAKRO REGIONAL

Perekonomian Provinsi Nusa Tenggara Timur pada triwulan II 2025 tumbuh kuat 5,44% (yoy), meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 4,73% (yoy). Capaian ini merupakan yang tertinggi ke-2 di wilayah Bali dan Nusa Tenggara (Balinusra), setelah Provinsi Bali yang tumbuh 5,95% (yoy), bahkan lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi Nasional yang tumbuh 5,12% (yoy). Adapun faktor yang mendukung pertumbuhan diantaranya peningkatan produksi padi dan peternakan pada triwulan II 2025 yang mendorong peningkatan inventori dan menjaga pertumbuhan positif Net Ekspor AntarDaerah. Sementara itu, Konsumsi Pemerintah tercatat meningkat seiring dengan percepatan realisasi belanja Bantuan Sosial Pemerintah Pusat. Tingginya pertumbuhan ekonomi pada triwulan II 2025 juga didukung oleh terjaganya Konsumsi Rumah Tangga.

KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH

Realisasi total belanja pemerintah (APBD dan APBN) di Provinsi NTT pada triwulan II 2025 mencapai Rp23,07 triliun atau terkontraksi sebesar -11,37% (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya yang mampu tumbuh mencapai 13,88% (yoy). Nominal realisasi belanja tersebut mencapai 35,53% dari anggaran tahun 2025, lebih rendah dibandingkan dengan realisasi pada periode yang sama di tahun sebelumnya yang mencapai 37,98%. Realisasi belanja pemerintah daerah pada periode triwulan II 2025 didukung oleh komponen belanja pegawai, seiring dengan penerimaan CPNS dan penerimaan P3K lingkup pemerintah yang terus berlanjut. Sementara itu, secara umum penurunan performa belanja terdapat pada komponen belanja barang dan jasa serta belanja modal seiring dengan kebijakan efisiensi anggaran APBN dan APBD melalui Instruksi Presiden (Inpres) No. 1 Tahun 2025. Dari sisi realisasi pendapatan, realisasi pendapatan pemerintah Provinsi dan Kab/Kota di Provinsi NTT pada triwulan II 2025 tercatat terkontraksi sebesar -7,57% (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya yang tumbuh sebesar 23,31% (yoy). Realisasi pendapatan pada periode laporan mencapai 37,01% dari total pagu anggaran pendapatan APBD Provinsi dan Kab/Kota di Provinsi NTT.

PERKEMBANGAN INFLASI

Inflasi Provinsi NTT pada triwulan II 2025 tercatat sebesar 1,72% (yoy), lebih rendah dibandingkan inflasi pada triwulan sebelumnya sebesar 1,86% (yoy), serta berada di bawah inflasi nasional yang sebesar 1,87% (yoy). Inflasi utamanya disebabkan oleh peningkatan IHK pada Kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau, serta Kelompok Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya. Inflasi pada Kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau utamanya didorong oleh peningkatan harga komoditas hortikultura akibat penurunan produksi. Pada Kelompok Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya, komoditas yang dominan memberikan andil inflasi adalah emas perhiasan di tengah gejolak geopolitk. Di sisi lain, Kelompok Transportasi tercatat mengalami deflasi diakibatkan oleh penurunan tarif angkutan udara seiring dengan pemberian diskon transportasi dalam rangka masa libur sekolah dan tertahannya peningkatan harga avtur.

Pada triwulan III 2025, tekanan inflasi Provinsi NTT diprakirakan meningkat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Peningkatan harga pada Kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau menjadi penyebab utama seiring dengan telah lewatnya masa panen raya komoditas tabama. Selain itu, produksi perikanan yang menurun dapat meningkatkan inflasi pada komoditas ikan-ikanan sepanjang tahun 2025. Penahan laju inflasi utamanya disebabkan oleh komoditas hortikultura yang telah memasuki masa panen sehingga meningkatkan stok komoditas di pasaran. Peningkatan pada harga emas perhiasan diprakirakan tidak setinggi triwulan sebelumnya menyusul telah meredanya konflik geopolitik yang terjadi.

STABILITAS SISTEM KEUANGAN DAERAH

Secara umum, stabilitas sistem keuangan di Provinsi NTT pada triwulan II 2025 masih terjaga. Konsumsi tetap tumbuh di tengah kontraksi penyaluran kredit sebesar -0,16% (yoy) yang menunjukkan ketahanan daya beli masyarakat dan prospek positif bagi pemulihan kredit pada periode mendatang. Fungsi intermediasi perbankan tetap tinggi, dengan LDR mencapai 128,13%. DPK tercatat mengalami pertumbuhan sebesar 4,17% (yoy), yang ditopang oleh pertumbuhan deposito sebesar 14,03% (yoy). Tingkat risiko masih terjaga, dengan rasio NPL (gross) sebesar 3,71% dan masih berada di bawah level 5%.

PENYELENGGARAAN SISTEM PEMBAYARAN DAN PENGELOLAAN UANG RUPIAH

Indikator sistem pembayaran nontunai mengalami kontraksi pada triwulan II 2025. Transaksi BI-RTGS mengalami kontraksi, turun lebih dalam dibandingkan triwulan I 2025 dan SKNBI juga mengalami penurunan, namun tidak lebih dalam dibandingkan triwulan I 2025. Sementara itu, indikator sistem pembayaran tunai mengalami net inflow sebesar Rp0,05 triliun pada triwulan II 2025 dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya yang mengalami net outflow sebesar Rp0,90 triliun. Dari sisi inflow mengalami peningkatan dibandingkan triwulan sebelumnya, akan tetapi dari sisi outflow mengalami penurunan.

KETENAGAKERJAAN DAN KESEJAHTERAAN

Kondisi ketenagakerjaan di Provinsi NTT per Februari 2025 masih tetap menunjukkan tren pertumbuhan, yang tercermin dari peningkatan jumlah angkatan kerja dan jumlah orang bekerja. Pada Februari 2025, jumlah penduduk usia kerja di Provinsi NTT meningkat sebesar 1,75% (yoy) menjadi 4,06 juta orang, dimana jumlah orang yang bekerja sebanyak 2,98 juta orang. Namun demikian, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) pada Februari 2025 mengalami peningkatan sebesar 0,06% (yoy) dibandingkan Februari 2024 menjadi 3,23%. Kondisi kesejahteraan di Provinsi NTT menunjukkan tren peningkatan, tercermin dari persentase kemiskinan pada Maret 2025 yang tercatat sebesar 18,6% atau menurun dibandingkan periode Maret 2024 yang sebesar 19,48%. Gini Ratio per Maret 2025 juga mengalami penurunan menjadi 0,315 di tengah tren peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi NTT. Lebih lanjut, Nilai Tukar Petani (NTP) mengalami peningkatan pada triwulan II 2025 jika dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya.

PROSPEK PEREKONOMIAN

Akselerasi perekonomian Provinsi NTT pada keseluruhan tahun 2025 diprakirakan terus berlanjut. Pertumbuhan ekonomi Provinsi NTT pada tahun 2025 diproyeksikan tumbuh meningkat dalam kisaran 4,20% – 5,00% (yoy). Dari sisi pengeluaran, perekonomian Provinsi NTT 2025 ditopang oleh perbaikan defisit neraca perdagangan dan terjaganya kinerja Konsumsi Rumah Tangga. Sementara itu, dari sisi Lapangan Usaha (LU), prospek menguatnya kinerja LU Pertanian, Perikanan dan Kehutanan dan LU Perdagangan Besar dan Eceran menjadi sumber pertumbuhan utama Provinsi NTT tahun 2025. Kinerja perekonomian keseluruhan tahun juga didukung oleh pertumbuhan positif LU Industri Pengolahan serta LU Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum.

Inflasi Provinsi NTT pada tahun 2025 diprakirakan berada dalam rentang sasaran 2,5 ± 1 % (yoy). Inflasi utamanya didorong oleh kelompok makanan, minuman dan tembakau dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya. Inflasi pada kelompok makanan, minuman dan tembakau utamanya disebabkan oleh penurunan produksi perikanan pada tahun 2025 seiring dengan kondisi cuaca yang menyulitkan pelayaran. Sementara itu, inflasi pada komoditas perawatan pribadi dan jasa lainnya disebabkan oleh kenaikan harga komoditas emas perhiasan yang terpengaruh oleh kenaikan harga emas dunia. Dari sisi demand, kenaikan UMP di Provinsi NTT sebesar 6,5% dapat meningkatkan konsumsi masyarakat pada tahun 2025.


Lampiran
Kontak
​Contact Center BICARA: (62 21) 131
e-mail : bicara@bi.go.id
Jam operasional Senin s.d. Jumat Pkl. 08.00 s.d 16.00 WIB
Informasi Kantor Perwakilan BI ​Pr​ovinsi Nusa Tenggara Timur
Halaman ini terakhir diperbarui 9/8/2025 10:23 PM
Apakah halaman ini bermanfaat?
Terima Kasih! Apakah Anda ingin memberikan rincian lebih detail?

Baca Juga