ASESMEN MAKRO EKONOMI REGIONAL
Perekonomian Sumatera Utara pada triwulan III 2023 tetap solid didukung kuatnya permintaan domestik. Pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara pada triwulan III 2023 tumbuh sebesar 4,94% (yoy) atau sama dengan nasional dan lebih tinggi dari Sumatera yang tumbuh sebesar 4,5%. Pertumbuhan tersebut walaupun lebih lambat dibandingkan triwulan sebelumnya, namun masih tetap kuat ditengah masih lemahnya harga komoditas dunia yang berdampak pada penurunan ekspor. Dari sisi pengeluaran, permintaan domestik di Sumatera Utara tetap kuat. Konsumsi rumah tangga terakselerasi didukung peningkatan pembeliaan rumah dan kendaraaan bermotor dan aktivitas wisatawan mancanegara di masa libur sekolah. Konsumsi Lembaga Non-Profit juga terindikasi mulai meningkat menjelang pelaksanaan Pemilu 2024. Di tengah pertumbuhan kredit yang masih terbatas, investasi bangunan swasta juga mulai tumbuh tercermin dari penjualan semen yang tumbuh tinggi dan diperkirakan masih mengandalkan dana internal seiring penurunan Dana Pihak Ketiga (DPK) swasta dengan nilai besar. Sementara itu, belanja pemerintah daerah masih terbatas seiring kecenderungan wait and see menjelang penyelenggaraan pemilu 2024.
Dari sisi lapangan usaha, sektor perdagangan hotel dan restoran serta konstruksi menopang pertumbuhan ekonomi Sumut pada triwulan III 2023 di tengah perlambatan pertumbuhan sektor pertanian dan industri. Akselerasi konsumsi masyarakat mendorong kinerja sektor perdagangan terutama untuk penjualan kendaraan bermotor. Selain itu, peningkatan kunjungan wisatawan mancanegara juga mendorong kinerja LU penyediaan akomodasi dan makan minum dan LU Transportasi. Di sisi lain, kinerja sektor konstruksi juga meningkat tercermin dari peningkatan penjualan semen seiring akselerasi pembangunan Proyek Strategis Nasional (PSN) dan berlanjutnya pembangunan sejumlah infrastruktur strategis dalam mendukung PON 2024. Sementara itu, LU Pertanian mengalami perlambatan akibat turunnya harga komoditas global terutama pada komoditas kelapa sawit. Perkembangan ini juga berdampak pada perlambatan sektor industri di tengah masih tingginya ketidakpastian global dan perlambatan ekonomi Tiongkok.
ASESMEN KEUANGAN PEMERINTAH
Realisasi dari Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (P-APBD) Provinsi Sumatera Utara pada triwulan III-2023 mengalami penurunan dari sisi pendapatan, namun meningkat dari sisi penyerapan belanja dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Realisasi pendapatan pada triwulan III-2023 sebesar 63,38% dari pagu, lebih rendah dibandingkan realisasi triwulan III-2022 sebesar 69,52%. Penurunan realisasi pendapatan tersebut terjadi pada hampir seluruh komponen pendapatan. Sementara itu, realisasi belanja APBD pada triwulan III-2023 mengalami peningkatan didorong oleh optimalisasi penyerapan pada hampir seluruh komponen belanja seiring dengan berlanjutnya pembangunan infrastruktur di Sumatera Utara. Lebih lanjut, pagu belanja Pemerintah Pusat melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) ke Sumatera Utara tahun 2023 tercatat meningkat hingga 9,24% (yoy) dari tahun 2022. Sementara itu, realisasinya pada triwulan III-2023 adalah sebesar 62,93%, atau mengalami penurunan dibandingkan triwulan III-2022 sebesar 63,14%. Penurunan realisasi belanja APBN di Sumatera Utara terjadi pada seluruh komponen belanja kecuali Belanja Barang dan Belanja Bantuan Sosial.
ASESMEN INFLASI
Tekanan Inflasi Gabungan 5 Kota IHK Sumatera Utara pada triwulan III-2023 mengalami penurunan secara signifikan. Inflasi Gabungan 5 Kota IHK Sumatera Utara pada triwulan III-2023 tercatat sebesar 2,15% (yoy), lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 2,55% (yoy) dan berada di rentang sasaran inflasi nasional yang sebesar 3%±1%. Inflasi Gabungan 5 Kota IHK Sumatera Utara juga tercatat lebih rendah dari inflasi nasional yang sebesar 2,28% (yoy), namun lebih tinggi dari inflasi Gabungan Kota-Kota IHK di Wilayah Sumatera yang sebesar 2,13% (yoy). Sumber tekanan inflasi berasal dari Kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau, Kelompok Perumahan, Air, Listrik, dan Bahan Bakar Rumah Tangga, Kelompok Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya, serta Kelompok Pendidikan. Adapun berdasarkan komoditas, inflasi triwulan III-2023 utamanya didorong oleh kenaikan harga beras, rokok kretek filter, tomat, akademi/perguruan tinggi, dan bawang putih. Peningkatan harga beras disebabkan oleh kenaikan biaya produksi beras seiring dengan kenaikan harga BBM yang meningkatkan biaya angkut komoditas beras. Selain itu, tingginya harga pupuk, belum meratanya panen di wilayah produksi, serta berkurangnya produksi beras secara nasional akibat fenomena El-Nino juga menyebabkan pasokan dan alur distribusi beras terganggu. Selanjutnya, kenaikan harga rokok kretek filter disebabkan oleh kenaikan harga rokok oleh pemasok secara bertahap seiring dengan kenaikan cukai rokok per 1 Januari 2023. Sementara itu, kenaikan harga tomat dan bawang putih didorong oleh terbatasnya produksi akibat belum masuknya musim panen dan terbatasnya impor bawang putih. Adapun peningkatan biaya akademi/perguruan tinggi seiring dengan mulai masuknya tahun ajaran baru di jenjang pendidikan tinggi.
ASESMEN PEMBIAYAAN DAERAH DAN PENGEMBANGAN AKSES KEUANGAN, SERTA UMKM
Sejalan dengan peningkatan optimisme masyarakat, kinerja pembiayaan Rumah Tangga (RT) dan UMKM turut mengalami peningkatan. Namun, kinerja pembiayaan korporasi mengalami perlambatan pada triwulan III-2023, melanjutkan kondisi yang sama pada triwulan sebelumnya. Meningkatnya kinerja kredit RT dan UMKM mengindikasikan membaiknya pola konsumsi masyarakat paska pandemi serta meningkatkan konsumsi masyarakat selama masa liburan. Sementara itu, kredit korporasi masih tertahan terutama pada penggunaan kredit investasi yang menurun signifikan di tengah kredit modal kerja yang membaik. Seluruh lapangan usaha mencatatkan penurunan kecuali LU Perdagangan Besar dan Eceran yang masih mencatatkan peningkatan pertumbuhan. Hal ini disebabkan oleh mayoritas perusahaan yang masih enggan untuk menggunakan kredit untuk kegiatan investasi sebagai imbas dari suku bunga perbankan yang masih tinggi. Secara keseluruhan, kualitas kredit tetap terjaga di bawah threshold baik untuk rumah tangga, korporasi maupun UMKM.
ASESMEN PENYELENGGARAAN SISTEM PEMBAYARAN DAN PENGELOLAAN UANG RUPIAH
Pada triwulan III-2023, kinerja sistem pembayaran menunjukkan peningkatan. Transaksi sistem pembayaran non-tunai menunjukkan perluasan penggunaan pada berbagai instrumen pembayaran. Di tengah peningkatan transaksi non tunai, nominal transaksi kartu ATM debit mengalami perlambatan pada triwulan III-2023 sejalan dengan normalisasi pola konsumsi masyarakat Sumatera Utara pasca HBKN pada triwulan II-2023. Daya beli masyarakat berpenghasilan rendah masih didukung oleh penyerapan bantuan sosial yang sesuai dengan rencana. Akselerasi sistem pembayaran non-tunai didukung oleh peningkatan transaksi Real Time Gross Settlement (RTGS) dan Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI). Peningkatan konsumsi masyarakat Sumatera Utara juga tercermin pada perkembangan arus kas. Secara keseluruhan, aliran uang kartal di Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Utara pada triwulan III-2023 mencatatakan net inflow sebesar Rp3,7 triliun. Lebih lanjut, layanan kegiatan usaha penukaran valas (KUPVA) semakin meningkat seiring perbaikan mobilitas penduduk antar negara. Sejalan dengan itu, transaksi transfer dana melalui PTD BB terus menunjukkan perbaikan seiring dengan pemulihan aktivitas remitansi secara persisten.
ASESMEN KETENAGAKERJAAN DAN KESEJAHTERAAN
Kondisi ketenagakerjaan dan kesejahteraan di Sumatera Utara terus mengalami perbaikan seiring dengan berlanjutnya perbaikan kinerja perekonomian. Di sisi ketenagakerjaan, serapan tenaga kerja meningkat yang tercermin dari menurunnya Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) pada bulan Agustus 2023 menjadi 5,89% dari periode sama tahun sebelumnya yang mencapai 6,16%. Kondisi tersebut juga sejalan dengan kenaikan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) dari 69,53% pada bulan Agustus 2022 menjadi 71,06% pada bulan Agustus 2023. Sementara itu dari sisi kesejahteraan, angka kemiskinan di Sumatera Utara pada Maret 2023 mengalami penurunan menjadi 8,15% dari 8,33% pada bulan September 2022. Ketimpangan pendapatan yang tercermin dari rasio Gini pun turut membaik. Sejalan dengan kondisi tersebut, Indeks Kedalaman Kemiskinan dan Indeks Keparahan Kemiskinan juga mengalami penurunan, baik di perkotaan maupun perdesaan.
PROSPEK PEREKONOMIAN DAERAH
Pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara untuk keseluruhan tahun 2023 diprakirakan tetap kuat dengan kecenderungan bias atas pada rentang 4,3-5,1% (yoy). Permintaan dan daya beli masyarakat yang meningkat tercermin dari kenaikan Upah Minimum Provinsi (UMP) diperkirakan dapat mendorong pemulihan ekonomi Sumatera Utara. Namun demikian, terdapat beberapa potensi risiko yang perlu diwaspadai karena dapat berdampak pada pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara, seperti: i) perlambatan ekonomi global yang diiringi dengan tertahannya permintaan ekspor dan koreksi harga komoditas unggulan Sumatera Utara; ii) pengetatan kebijakan moneter negara maju sebagai respon dari ketatnya pasar tenaga kerja; serta iii) ketidakpastian pasar keuangan global yang merambat pada perekonomian domestik. Selanjutnya, laju inflasi gabungan 5 kota Indeks Harga Konsumen (IHK) Sumatera Utara pada tahun 2023 diprakirakan lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya. Sinergi kebijakan pengendalian inflasi yang lebih kuat antara Pemerintah Pusat dan Daerah dengan Bank Indonesia, antara lain melalui penguatan implementasi Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) dan optimalisasi pemanfaatan anggaran pemerintah untuk pengendalian inflasi pangan, diharapkan dapat mengarahkan inflasi kembali ke dalam sasaran inflasi nasional 3%±1% pada tahun 2023.