PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAERAH
Pertumbuhan ekonomi Provinsi Bengkulu mencatatkan pertumbuhan yang
positif meskipun mengalami perlambatan pada triwulan III 2023 jika
dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Secara umum, perlambatan
tersebut didorong oleh perlambatan pada komponen konsumsi pemerintah dan
ekspor. Dari sisi pengeluaran, Konsumsi Rumah Tangga, Pembentukan Modal Tetap
Bruto (PMTB) menjadi komponen yang memberikan andil pertumbuhan tertinggi bagi
pertumbuhan ekonomi Provinsi Bengkulu. Namun demikian, penurunan Konsumsi
Pemerintah dan Ekspor berdampak pada perlambatan pertumbuhan ekonomi. Dari
sisi lapangan usaha, Lapangan Usaha (LU) Pertanian dan LU Transportasi dan
Pergudangan memberikan andil pertumbuhan tertinggi. Sementara itu, LU Industri
Pengolahan, LU Pertambangan dan Penggalian, dan LU Jasa Keuangan dan Asuransi
yang terkontraksi mendorong perlambatan pertumbuhan ekonomi.
KEUANGAN PEMERINTAH
Realisasi Pendapatan dan Belanja APBD gabungan seluruh Kabupaten/Kota di
Provinsi Bengkulu pada periode berjalan tercatat mengalami kontraksi yang
didorong oleh turunnya realisasi Pendapatan Transfer dan Belanja Transfer.
Sejalan dengan realisasi pendapatan APBD, realisasi belanja APBN juga
mengalami kontraksi pada periode berjalan.
Realisasi pendapatan Provinsi Bengkulu pada triwulan III 2023 tercatat sebesar
Rp8.049,64 miliar atau sebesar 65,33% dari pagu. Pertumbuhan realisasi
pendapatan terkontraksi sebesar -6,39% (yoy), namun lebih baik dibandingkan
triwulan sebelumnya yang terkontraksi -14,65% (yoy). Kontraksi tersebut utamanya
didorong oleh penurunan realisasi pendapatan transfer dan PAD pada periode
berjalan.
Realisasi belanja Provinsi Bengkulu pada triwulan III 2023 sebesar 59,18% dari
pagu. Realisasi di triwulan III terkontraksi sebesar -1,43% (yoy) jauh lebih dalam
dibandingkan pertumbuhan realisasi belanja pada triwulan II 2023 yang terkontraksi
-0,35% (yoy). Kontraksi tersebut didorong oleh turunya realisasi belanja transfer.
Penuruan lebih dalam tertahan oleh meningkatnya realisasi belanja operasi dan belanja modal yang tercatat meningkat dengan pertumbuhan masing-masing sebesar
2,89% (yoy) dan 3,03% (yoy).
Realisasi belanja APBN Provinsi Bengkulu triwulan III 2023 mencapai
Rp10.491,30 miliar atau 71,23% dari pagu yang ditetapkan. Pertumbuhan realisasi
tersebut terkontraksi -1,87% (yoy) lebih rendah dibandingkan pertumbuhan pada
triwulan II 2023 yang tumbuh 0,14% (yoy). kontraksi tersebut didorong oleh turunnya
realisasi TKDD pada periode berjalan.
PERKEMBANGAN INFLASI DAERAH
Inflasi Provinsi Bengkulu pada triwulan III 2023 menurun dibandingkan
triwulan sebelumnya. Penurunan tekanan inflasi triwulan ini disebabkan oleh
normalisasi konsumsi dan mobilitas masyarakat pasca HBKN Idul Adha dan libur
sekolah. Lebih lanjut, terjaganya pasokan komoditas pangan strategis di tengah
masa panen pada beberapa daerah sentra mendorong tekanan inflasi lebih rendah.
Meskipun demikian, ketidakpasitian global mendorong peningkatan harga
komoditas bensin dan angkutan transportasi sehingga menahan penurunan inflasi.
Penurunan tekanan inflasi pada triwulan III utamanya didorong oleh
kelompok makanan, minuman, dan tembakau dan transportasi. Untuk
kelompok makanan, minuman, dan tembakau, peningkatan tekanan inflasi
disumbangkan oleh komoditas beras, rokok kretek filter, rokok putih, kopi bubuk dan
daging sapi. Sementara pada kelompok transportasi, peningkatan disumbangkan
oleh komoditas pemeliharaan/service, mobil, angkutan udara, sepeda motor, dan
angkutan antar kota.
Pada triwulan IV 2023, tekanan inflasi Provinsi Bengkulu diprakirakan
meningkat dibandingkan dengan triwulan III 2023. Peningkatan tekanan inflasi
diprakirakan akibat adanya kondisi ketidakpastian global yang mendorong
peningkatan tekanan inflasi pada komoditas pangan dan energi dunia, dampak
fenomena El Nino yang masih berlanjut, dan peningkatan konsumsi dan mobilitas
masyarakat pada momen HBKN Natal dan perayaan tahun baru.
PEMBIAYAAN DAERAH, PENGEMBANGAN AKSES
KEUANGAN DAN UMKM
Kondisi stabilitas sistem keuangan Provinsi Bengkulu pada periode triwulan III
2023 menunjukkan penurunan baik dari sisi rumah tangga, pelaku usaha, dan
perbankan. Di sisi lain, terjadi penurunan kinerja penyaluran kredit dan DPK secara bersamaan pada triwulan laporan. Kinerja perbankan syariah cenderung meningkat
sejalan dengan peningkatan pertumbuhan pembiayaan secara umum disebabkan
meningkatnya pembiayaan untuk modal kerja, konsumsi, dan investasi. Pangsa
penyaluran kredit Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) tercatat meningkat
dengan tingkat risiko yang masih terjaga. Dengan kondisi ini, stabilitas sistem
keuangan di Provinsi Bengkulu relatif terjaga.
PENYELENGGARAAN SISTEM PEMBAYARAN DAN
PENGELOLAAN UANG RUPIAH
Pada triwulan III 2023 aktivitas transaksi tunai cenderung mengalami inflow di
Provinsi Bengkulu. Transaksi non tunai SKNBI dan Alat Pembayaran Menggunakan
Kartu (APMK) ATM/Debit mengalami kontraksi. Sementara itu, APMK Kredit, uang
elektronik, dan QRIS mengalami pertumbuhan yang akseleratif.
Terjadi peningkatan aktivitas setoran uang tunai dari perbankan terlihat dari
aktivitas peredaran uang kartal di Provinsi Bengkulu yang mengalami net
inflow sebesar Rp89,7 miliar. Nilai transaksi melalui Sistem Kliring Nasional Bank
Indonesia (SKNBI) di Provinsi Bengkulu pada triwulan III 2023 tercatat sebesar
Rp158,21 miliar atau terkontraksi 23,98% (yoy).
Di sisi APMK, secara tahunan jumlah Kartu Kredit dan Kartu Debit mengalami
peningkatan. Dari sisi volume dan nominal transaksi, Kartu Kredit mengalami
peningkatan sedangkan Kartu Debit mengalami penurunan. Di sisi Uang Elektronik,
jumlah dan nominal transaksi mengalami peningkatan tetapi terjadi penurunan
volume transaksi.
Transaksi pada Kegiatan Usaha Penukaran Valuta Asing Bukan Bank (KUPVA BB)
mengalami peningkatan pada triwulan III 2023. Transaksi pembelian dan
penjualan valas masing-masing tumbuh sebesar 63,68% (yoy) dan 32,40% (yoy).
KETENAGAKERJAAN DAN KESEJAHTERAAN
Meneruskan tren pada periode sebelumnya, kondisi ketenagakerjaan dan
kesejahteraan di Provinsi Bengkulu mengalami perbaikan. Kondisi ini tercermin
dari adanya perbaikan pada kondisi Tingkat Penganggutan Terbuka (TPT), Nilai Tukar
Petani (NTP) dan Persentase Kemiskinan. Perbaikan kondisi tersebut sejalan dengan
tren positif pertumbuhan ekonomi Provinsi Bengkulu setelah pandemi COVID-19.
TPT Provinsi Bengkulu mengalami perbaikan kondisi dari periode yang sama di
tahun sebelumnya. Angka TPT Provinsi membaik dari 3,59% pada Agustus 2022,
menjadi 3.42% pada Agustus 2023.
Nilai Tukar Petani (NTP) melanjutkan tren perbaikan di periode sebelumnya.
NTP Provinsi Bengkulu pada triwulan III 2023 tercatat sebesar 147,84, atau lebih
rendah tinggi dari triwulan sebelumnya yang sebesar 141,05. Selanjutnya, pada
Oktober 2023 NTP Provinsi Bengkulu juga kembali meningkat pada level 154,28.
Tingkat Kemiskinan di Provinsi Bengkulu pada periode Maret 2023 berada pada angka
14,04% atau mengalami penurunan dibandingkan dengan kondisi pada Maret 2022
yang tercatat sebesar 14,62%.
PROSPEK PEREKONOMIAN DAERAH
Pada tahun 2023 pertumbuhan ekonomi Provinsi Bengkulu diprakirakan akan
sedikit melambat dibandingkan dengan tahun 2022, terutama dipengaruhi oleh
perlambatan konsumsi Rumah Tangga dan Eskpor, dan tercermin dari perlambatan
mayoritas komponen Lapangan Usaha. Namun demikian, perlambatan lebih lanjut
tertahan oleh pengeluaran pemerintah yang diprakirakan terakselerasi.
Dari sisi pengeluaran, konsumsi rumah tangga diprakirakan melambat
dipengaruhi perlambatan pent-up demand, kehati-hatian masyarakat di tengah
ketidakpastian, serta penurunan optimisme pelaku usaha. Di sisi lain, konsumsi
LNPRT dan konsumsi pemerintah diprakirakan tumbuh meningkat dibandingkan
tahun sebelumnya dipengaruhi persiapan pemilihan umum dan fokus pemerintah
untuk mendorong perekonomian daerah. Dari sisi Lapangan Usaha (LU), perlambatan
pertumbuhan ekonomi Bengkulu pada 2023 terjadi pada sebagian besar LU.
Pada tahun 2024 pertumbuhan ekonomi Provinsi Bengkulu diprakirakan akan
terakselerasi dibandingkan dengan tahun 2023, terutama dipengaruhi oleh
akselerasi konsumsi Rumah Tangga, Konsumsi Pemerintah, dan Eskpor. Akselerasi
pertumbuhan juga terjadi di mayoritas komponen Lapangan Usaha.
Dari sisi tekanan harga, inflasi di Provinsi Bengkulu pada 2023 diprakirakan
melambat dibandingkan tahun sebelumnya menuju range sasaran inflasi
nasional 3±1%, dipengaruhi oleh peningkatan produksi pangan di daerah nonsentra
sejalan program urban farming, penurunan dampak lanjutan penyesuaian harga BBM,
serta berbagai upaya Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) dan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) untuk mengendalikan inflasi, termasuk
mengantisipasi El Nino.
Tekanan inflasi di Provinsi Bengkulu pada tahun 2024 tetap berada pada
sasaran target inflasi yaitu 2,5±1%. TPID Provinsi Bengkulu senantiasa
mengupayakan beberapa langkah preventif dalam rangka menjaga laju tekanan
inflasi agar tetap rendah dan stabil dengan memegang kerangka 4K (Ketersediaan
Pasokan, Keterjangkauan Harga, Kelancaran Distribusi, Komunikasi Efektif).