Laporan Perekonomian Provinsi

BI Icon

​​​​Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu​

9/4/2025 12:00 AM
Hits: 29

Laporan Perekonomian Provinsi Bengkulu Agustus 2025

Bengkulu
Triwulan

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAERAH

Ekonomi Bengkulu tumbuh menguat di tengah tantangan eksternal dan domestik, tercermin dari pertumbuhan pada triwulan II 2025 sebesar 4,99% (yoy), sedikit lebih tinggi dengan pertumbuhan ekonomi Sumatera (4,96%) namun di bawah Nasional (5,12%). Pertumbuhan ini ditopang oleh kuatnya aktivitas ekonomi domestik, terutama dari sisi lapangan usaha Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan, Industri Pengolahan, serta Konstruksi. Sementara itu, dari sisi pengeluaran bersumber dari Konsumsi Rumah Tangga dan menguatnya kinerja investasi.

Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan ekonomi ditopang oleh konsumsi rumah tangga yang meningkat didukung pencairan gaji ke-13 ASN/PPPK serta naiknya belanja makanan-minuman, pendidikan, kesehatan, dan hotel-restoran. Investasi juga menguat seiring dimulainya pembangunan infrastruktur dan perluasan program PSR. Sebaliknya, konsumsi pemerintah masih terkontraksi akibat turunnya realisasi belanja. Ekspor terbatas karena penurunan volume batu bara dan karet serta aktivitas di Pelabuhan Pulau Baai, namun kontraksi tertahan oleh meningkatnya kinerja pertanian dan industri pengolahan yang mendorong ekspor antarwilayah.

Dari sisi lapangan usaha, pertumbuhan ditopang LU pertanian melalui kenaikan produksi jagung, perluasan PSR, dan permintaan hewan kurban, serta LU industri pengolahan lewat meningkatnya produksi CPO. LU perdagangan juga tumbuh solid, didukung kinerja pertanian, industri pengolahan, dan penjualan sepeda motor. Sebaliknya, LU pertambangan terkontraksi akibat turunnya produksi batu bara dan emas, meski pelemahan tertahan oleh kenaikan kinerja konstruksi yang mendorong permintaan bahan galian.

KEUANGAN PEMERINTAH

Kinerja keuangan pemerintah se-Provinsi Bengkulu pada triwulan II 2025 tercatat mengalami penurunan baik realisasi pendapatan daerah maupun realisasi belanja daerah dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya. Penurunan pendapatan dipengaruhi perlambatan realisasi TKDD akibat kebijakan efisiensi anggaran secara nasional, meskipun pembukaan blokir anggaran mulai dilonggarkan.  Di sisi lain, belanja daerah juga masih terkontraksi karena tertahannya realisasi belanja modal, belanja operasional, serta belanja transfer pada periode berjalan.

Realisasi pendapatan gabungan di Provinsi Bengkulu tercatat sebesar Rp2.716,91 miliar, mengalami kontraksi 14,27% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Secara keseluruhan, alokasi belanja negara untuk Bengkulu tahun 2025 turun Rp617,5 miliar atau 3,84% dibandingkan tahun sebelumnya.

Realisasi belanja APBD konsolidasi Bengkulu tercatat Rp2.518,11 miliar, sehingga total belanja semester I mencapai Rp3.950,47 miliar atau 28,3% dari pagu Rp13.978,05 miliar. Capaian ini turun -29,21% (yoy), dengan penurunan terbesar pada belanja barang dan jasa (-40,60%) serta belanja hibah (-98,07%), sementara belanja pegawai lebih stabil dengan kontraksi moderat 10,00%.

Realisasi belanja APBN di Provinsi Bengkulu mencapai Rp6.790,39 miliar atau 47,14% dari target Rp14.405,39 miliar. Meski menunjukkan komitmen pemerintah dalam menjalankan program pembangunan, capaian ini tetap mengalami kontraksi 10,01% (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

PERKEMBANGAN INFLASI DAERAH

Besaran Deflasi IHK Provinsi Bengkulu pada triwulan II 2025 tercatat tidak sedalam triwulan sebelumnya. Termoderasinya deflasi dipengaruhi oleh normalisasi diskon tarif listrik untuk pelanggan dengan daya <2.200 VA pada triwulan I 2025, serta dukungan kebijakan Gubernur Bengkulu berupa pembebasan iuran pendidikan dalam rangka Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB).

Pada triwulan II 2025, deflasi tahunan tercatat tidak sedalam triwulan sebelumnya. Deflasi pada triwulan ini dipengaruhi oleh kelompok pendidikan yang disumbang oleh komoditas sekolah menengah atas dan kelompok makanan, minuman dan tembakau yang disumbang oleh komoditas cabai merah.

Tekanan inflasi tahunan pada triwulan II 2025 didorong oleh kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya utamanya pada komoditas emas perhiasan dan kelompok transportasi.

Pada triwulan III 2025, tekanan inflasi Provinsi Bengkulu diprakirakan meningkat dibandingkan triwulan II 2025. Hal ini dipengaruhi kenaikan seluruh komponen. Kenaikan di dorong oleh cuaca yang tidak menentu sehingga menyebabkan kenaikan beberapa komoditas pangan akibat hasil panen yang kurang maksimal. Lebih lanjut, kenaikan harga emas yang diprakirakan terus naik seiring ketidakpastian global, serta penyesuaian tarif bahan bakar dan energi turut menjadi pendorong tekanan inflasi.

PEMBIAYAAN DAERAH, PENGEMBANGAN AKSES KEUANGAN DAN UMKM

Kondisi stabilitas sistem keuangan Provinsi Bengkulu pada periode triwulan II 2025 menunjukkan kinerja yang tetap terjaga terutrama sisi rumah tangga dan perbankan. Intermediasi perbankan tetap terjaga dengan ditopang oleh pertumbuhan kredit yang positif dan kualitas kredit yang masih sehat walaupun dengan adanya sedikit peningkatan rasio kredit bermasalah/Non-Performing Loan/Funding dan penurunan tingkat Loan to Deposit Ratio. Kinerja penyaluran kredit pada triwulan laporan mengalami peningkatan didorong oleh pertumbuhan kredit modal kerja dan kredit investasi yang menguat, sementara kredit konsumsi tumbuh sedikit melambat.

Kinerja penghimpunan dana tercatat tetap positif sebagaimana ditunjukan oleh posisi Dana Pihak Ketiga (DPK) yang meningkat pada tabungan dan deposito walaupun giro mengalami koreksi. Sejalan dengan hal tersebut, aset perbankan tercatat meningkat pada triwulan laporan, walaupun peningkatannya tidak sebesar triwulan sebelumnya. Kinerja perbankan syariah cenderung meningkat sejalan dengan peningkatan pangsa perbankan syariah. Hal tersebut menggambarkan peningkatan keyakinan masyarakat pada penggunaan produk keuangan syariah. Pada triwulan II 2025, penyaluran kredit Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) tercatat mengalami penurunan dibandingkan pertumbuhan triwulan sebelumnya dengan NPL yang mengalami perbaikan.

PENYELENGGARAAN SISTEM PEMBAYARAN DAN PENGELOLAAN UANG RUPIAH

Aktivitas transaksi tunai di Provinsi Bengkulu pada triwulan II 2025 cenderung mengalami net outflow. Transaksi nontunai SKNBI mengalami peningkatan secara yoy, sedangkan Alat Pembayaran Menggunakan Kartu (APMK) debit dan kredit, uang elektronik, dan QRIS menunjukkan tren peningkatan dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya. Perluasan ekosistem digital di Provinsi Bengkulu juga terakselarasi yang ditunjukkan oleh peningkatan pengguna dan volume QRIS maupun perluasan akusisi merchant.

Terjadi peningkatan aktivitas penarikan uang tunai dari perbankan terlihat dari aktivitas peredaran uang kartal di Provinsi Bengkulu yang mengalami  net outflow sebesar Rp356 miliar.  Pada triwulan II 2025, secara nominal, nilai transaksi melalui Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI) di Provinsi Bengkulu tercatat sebesar Rp135,79 miliar atau terkontraksi 16,3% dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya.

Di sisi APMK, rata-rata jumlah kartu kredit mengalami peningkatan sebesar 11,04% (yoy) diiringi dengan peningkatan pertumbuhan transaksi, di sisi lain kartu debit mengalami peningkatan jumlah kartu sebesar 4,51%  (yoy). Sama halnya dengan rata-rata jumlah uang elektronik yang meningkat hingga 122,97% (yoy).

Transaksi pembelian pada Kegiatan Usaha Penukaran Valuta Asing Bukan Bank (KUPVA BB) di triwulan II 2025 mengalami sedikit penurunan jika dibandingkan dengan periode yang sama di tahun 2024, baik dari sisi pembelian maupun penjualan valas. Lebih lanjut, transaksi valas masyarakat provinsi bengkulu didominasi oleh Dollar Amerika Serikat (USD), Dollar Singapura (SGD), dan Malaysian Ringgit (MYR) dari total mata uang yang diperjualbelikan.

KETENAGAKERJAAN DAN KESEJAHTERAAN

Kondisi Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan di Provinsi Bengkulu menunjukan dinamika yang beragam. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Provinsi Bengkulu meningkat disertai Nilai Tukar Petani (NTP) yang melemah. Di sisi lain, tingkat kemiskinan menunjukkan perbaikan yang selaras dengan tren positif pertumbuhan ekonomi Provinsi Bengkulu.

TPT Provinsi Bengkulu mengalami sedikit penurunan kondisi dari periode yang sama di tahun sebelumnya. Angka TPT Provinsi meningkat dari 3,17% pada Februari 2024, menjadi 3,24% pada Februari 2025. Nilai Tukar Petani (NTP) menunjukkan tren penurunan dari periode sebelumnya. NTP Provinsi Bengkulu pada triwulan II 2025 tercatat sebesar 197,67, atau lebih tinggi dari triwulan sebelumnya yang sebesar 203,23. Tingkat kemiskinan di Provinsi Bengkulu pada periode Maret 2025 berada pada angka 12,08% atau mengalami penurunan dibandingkan dengan kondisi pada Maret 2024 yang tercatat sebesar 13,56%.

PROSPEK PEREKONOMIAN DAERAH

Pertumbuhan ekonomi Provinsi Bengkulu sepanjang tahun 2025 diprakirakan mampu tumbuh positif pada rentang 4,40 – 5,20% (yoy). Prakiraan tersebut ditopang Konsumsi Rumah Tangga (RT) dan Investasi didukung kinerja LU pertanian, LU Perdagangan, LU Industri Pengolahan dan LU transportasi yang tetap solid. Dari sisi pengeluaran, konsumsi masih ditopang oleh mobilita masyarakat pada saat momentum peak season, berlanjutnya berbagai bansos, Kebijakan insentif tarif listrik dan tiket pesawat, dan perbaikan harga tabama dan kenaikan harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit dan kopi. Adapun konsumsi pemerintah diprakirakan sedikit melandai sehubungan adanya base effect Pemilu dan Pilkada pada tahun sebelumnya. Sementara itu, kinerja ekspor masih mengandalkan kecepatan proses revitalisasi pelabuhan pulau baai. Dari sisi Lapangan Usaha (LU), akselerasi pertumbuhan ekonomi Bengkulu tahun 2025 bersumber pada kinerja LU Pertanian, LU Perdagangan, LU Industri Pengolahan, dan LU Transportasi. Namun tertahan oleh kinerja LU Konstruksi dan LU Adm Pemerintahan yang diprakirakan akan tumbuh terbatas.

Secara tahunan, inflasi Provinsi Bengkulu tahun 2025 diprakirakan meningkat dibandingkan 2024 namun tetap berada dalam sasaran inflasi nasional 2,5±1%. Peningkatan terutama dipengaruhi oleh pola musiman konsumsi pada paruh kedua tahun dan risiko pasokan hortikultura selama fase tanam. Sementara itu, berbagai upaya Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) dan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) diprakirakan mampu menjaga inflasi dalam sasaran nasional.

Lampiran
Kontak

​​​​Contact Center BICARA: (62 21) 131,

e-mail : bicara@bi.go.id
Jam operasional Senin s.d. Jumat Pkl. 08.00 s.d 16.00 WIB
Informasi Kantor Perwakilan BI ​​Provinsi Bengkulu

Halaman ini terakhir diperbarui 9/4/2025 9:05 PM
Apakah halaman ini bermanfaat?
Terima Kasih! Apakah Anda ingin memberikan rincian lebih detail?

Baca Juga