No. 24/138/DKom
Likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) pada April 2022 tumbuh meningkat. Posisi M2 pada April 2022 tercatat sebesar Rp7.911,3 triliun atau tumbuh 13,6% (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan pada Maret 2022 yang tercatat sebesar 13,3% (yoy). Perkembangan tersebut didorong oleh pertumbuhan uang beredar dalam arti sempit[1] (M1) sebesar 20,8% (yoy) dan surat berharga selain saham sebesar 59,3% (yoy).
Peningkatan pertumbuhan M2 pada April 2022 terutama dipengaruhi oleh berlanjutnya akselerasi penyaluran kredit. Penyaluran kredit[2] pada April 2022 tumbuh 8,8% (yoy), meningkat dibandingkan dengan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 6,4% (yoy). Sementara itu, ekspansi keuangan Pemerintah melambat, tercermin dari pertumbuhan tagihan bersih kepada Pemerintah Pusat sebesar 22,3% (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan pada bulan Maret 2022 sebesar 27,9% (yoy). Di sisi lain, aktiva luar negeri bersih terkontraksi 4,4% (yoy), lebih dalam dibandingkan bulan sebelumnya yang terkontraksi 1,5% (yoy).
Hasil lengkap statistik uang beredar dan analisis terkait dapat dibaca pada link berikut.
Jakarta, 28 Mei 2022
Kepala Departemen Komunikasi
Erwin Haryono
Direktur Eksekutif
Informasi tentang Bank Indonesia
Tel.021-131, email : bicara@bi.go.id
[1] Sejak posisi data September 2021, M1 terdiri dari Uang Kartal di Luar Bank umum dan BPR, Giro Rupiah dan Tabungan Rupiah yang Dapat Ditarik Sewaktu-waktu. Penjelasan lebih lanjut terkait hal ini dapat dilihat pada publikasi Analisis UB periode data Agustus 2021.
[2] Kredit yang diberikan terbatas hanya dalam bentuk Pinjaman (Loans), dan tidak termasuk instrumen keuangan yang dipersamakan dengan pinjaman, seperti surat berharga (Debt Securities), tagihan akseptasi (Banker's Acceptances), dan Tagihan Repo. Selain itu, kredit yang diberikan tidak termasuk kredit yang diberikan oleh kantor Bank Umum yang berkedudukan di Luar Negeri, dan kredit yang disalurkan kepada Pemerintah Pusat dan Bukan Penduduk
