Cerita BI

BI Icon

​​Departemen Komunikasi​​​

8/8/2025 7:00 AM
Hits: 33

Mengubah Plastik Jadi Estetika: Kisah Newhun Menjaga Keberlanjutan

Bayangkan sebuah meja di ruang tamu yang dihiasi jam dinding unik bermotif warna-warni, begitu indah hingga tak terpikir bahwa benda tersebut terbuat dari plastik bekas. Potongan botol, tutup galon, hingga kantong kresek yang dulunya berakhir di tumpukan sampah, kini memiliki babak baru: menjadi karya seni fungsional.

Inilah yang dilakukan Newhun Recycle, sebuah UMKM kreatif asal Bandung yang lahir dari kegelisahan anak muda terhadap masalah sampah plastik. Mereka percaya, keberlanjutan bukan sekadar wacana, tetapi tindakan nyata yang dimulai dari lingkungan terdekat.

Awal dari Kerisauan

Kisah Newhun bermula pada 2020, ketika pendirinya, Mochammad Saeful Rizky bersama rekan-rekannya, menyadari bahwa tumpukan sampah plastik di sekitar mereka semakin menggunung. Sebagai warga Bandung, mereka paham betul bahwa plastik merupakan salah satu penyumbang terbesar masalah lingkungan kota. Namun, alih-alih hanya mengeluh, mereka memilih bertindak.

Gagasan awalnya sederhana, bagaimana jika plastik yang tidak terpakai diolah kembali menjadi produk fungsional sekaligus estetis? Dari situlah lahir Newhun, nama yang diambil dari kata “nuhun” dalam bahasa Sunda, yang berarti “terima kasih”. Nama ini mencerminkan rasa syukur sekaligus harapan agar tiap produk membawa manfaat bagi lingkungan dan masyarakat.

Menganyam Jejaring, Mengumpulkan Bahan Baku

Plastik yang diolah Newhun tidak datang begitu saja. Mereka membangun ekosistem pengumpulan yang rapi dan inklusif melalui tiga jalur utama, yaitu:

  1. Newhun Family – jaringan teman dan keluarga yang menyumbangkan sampah plastik secara sukarela.

  2. Newhun Kolektor – pengepul yang dibayar dengan harga lebih tinggi dari pasaran untuk mendorong pemilahan plastik yang lebih baik.

  3. Kemitraan Institusi – kerja sama dengan pemerintah, sekolah, dan UMKM lain untuk mengirimkan plastik hasil pemilahan.

Pendekatan ini bukan hanya memperluas pasokan bahan baku, tetapi juga membangun kesadaran bahwa limbah memiliki nilai.

Dari Limbah Menjadi Karya

Setelah terkumpul, plastik dipilah, dibersihkan, lalu diolah menggunakan mesin yang sebagian besar dirakit sendiri. Proses kreatif ini melibatkan pencairan plastik dan pembentukan ulang menjadi lembaran atau potongan warna-warni yang siap dibentuk menjadi produk.

Hasilnya beragam, mulai dari jam dinding, jam tangan, tatakan gelas, papan display, hingga dekorasi rumah. Harganya bervariasi dari sekitar Rp35 ribu untuk produk sederhana, sampai Rp500–700 ribu untuk jam tangan eksklusif. Setiap produk bukan sekadar barang jualan, melainkan juga cerita tentang keberlanjutan, kreativitas, dan kepedulian lingkungan.

Menembus Pasar dan Tantangan yang Dihadapi

Perjalanan Newhun bukan tanpa rintangan. Di awal, mereka mengalami kesulitan dalam akses pembiayaan dan peralatan. Banyak alat yang harus dipinjam, bahkan mesin pengolah plastik pertama mereka dibuat dari barang bekas. Meski begitu, dukungan komunitas, mitra lokal, dan pemerintah setempat menjadi pendorong besar untuk berkembang.

Kini, pasar Newhun meluas dari Bandung ke berbagai daerah di Indonesia seperti Jabodetabek, Bali, dan Sulawesi. Produk mereka bahkan menarik perhatian pembeli dari Jerman, membuktikan bahwa produk ramah lingkungan dapat bersaing baik secara estetika maupun fungsional di pasar global.

Dukungan Ekonomi Kreatif dan Bank Indonesia

Transformasi Newhun sejalan dengan misi besar pengembangan ekonomi kreatif Indonesia. Menurut data Kemenko Perekonomian, UMKM berkontribusi lebih dari 60% terhadap PDB nasional dan menyerap 97% tenaga kerja. Lebih dari itu, UMKM juga berperan penting menjadi pilar ketahanan ekonomi berbasis komunitas.

Bank Indonesia mendukung Newhun melalui fasilitasi pelatihan pengemasan dan desain produk, promosi, serta kesempatan mengikuti pameran, seperti Karya Kreatif Indonesia (KKI). Dukungan ini krusial bagi Newhun, karena membuka akses ke pasar yang lebih luas, menjembatani pertemuan dengan investor potensial, dan juga memperkuat kapasitas produksi.


Menjaga Keberlanjutan di Tengah Tantangan Industri

Keberlanjutan kini menjadi kunci di dunia industri, khususnya bagi perusahaan yang bergantung pada bahan baku dari sumber terbatas atau unik. Bagi Newhun, keberlanjutan bukan sekadar strategi bisnis, melainkan komitmen untuk menjaga lingkungan sekaligus memberi manfaat bagi masyarakat. Karena mengandalkan limbah sebagai bahan baku utama membutuhkan pasokan yang stabil dan berkualitas, mereka membangun kemitraan dengan pemasok tetap, mengedukasi masyarakat tentang pemilahan sampah, serta memperluas jaringan pengumpulan di berbagai titik.

Meski mengolah dan memasarkan limbah plastik bukan hal mudah, Yahya selaku co-founder Newhun tetap merasakan kepuasan tersendiri. Dalam 5 tahun terakhir,  Newhun telah mengolah 50 ton sampah dan menghasilkan sekitar 50.000 produk. Inovasi desain, kualitas terjaga, serta narasi brand yang kuat menjadi senjata mereka di pasar yang kompetitif.

Bagi Newhun, keberlanjutan bukan hanya soal lingkungan, tetapi juga menciptakan dampak ekonomi positif membuka peluang pendapatan bagi masyarakat pengumpul limbah, mengurangi beban pencemaran, dan mengubah sampah menjadi produk bernilai.

Langkah Berkelanjutan untuk Masa Depan

Kisah Newhun adalah pengingat bahwa perubahan besar bisa dimulai dari langkah sederhana, dari dapur rumah, dari mesin rakitan dan dari tekad mengurangi satu kantong plastik di jalan. Keberlanjutan bukan sekadar jargon, tetapi pilihan yang bisa diwujudkan lewat tindakan nyata.

Newhun menerapkan proses daur ulang bertahap dan berkelanjutan dengan pendekatan eco-design. Setiap produk tak hanya ramah lingkungan, tetapi juga bernilai sosial tinggi karena melibatkan masyarakat sekitar. Dengan semangat ekonomi sirkular dan visi “Bandung Bersih 2045”, Newhun menjadi simbol kolaborasi antara kreativitas, kepedulian lingkungan, dan pemberdayaan komunitas.

Produk mereka membuktikan bahwa desain dan estetika tidak harus mengorbankan lingkungan. Setiap jam, tatakan gelas, atau aksesori yang mereka buat adalah simbol kolaborasi antara manusia dan alam, antara inovasi dan kearifan.

Mari, bersama kita wujudkan ekonomi yang inklusif, kreatif, dan berkelanjutan dimulai dari langkah sederhana: mencintai dan menggunakan produk Indonesia! Temukan produk unggulan yang ramah lingkungan di Karya Kreatif Indonesia (KKI) 2025 pada 7–10 Agustus di Jakarta International Convention Center (JICC).



Lampiran
Kontak

Contact Center Bank Indonesia Bicara: (62 21) 131

e-mail : bicara@bi.go.id
Jam operasional Senin s.d. Jumat Pkl. 08.00 s.d 16.00 WIB​​​​​​​​​​​​​​​​​
Halaman ini terakhir diperbarui 8/8/2025 7:28 PM
Apakah halaman ini bermanfaat?
Terima Kasih! Apakah Anda ingin memberikan rincian lebih detail?
Tag :

Baca Juga