Laporan

BI Icon
​​​​​Grup Sektoral dan Regional DKEM​
7/17/2025 9:00 PM
Hits: 37

Laporan Nusantara Juli 2025

Triwulan
Laporan Nusantara

Laporan-Nusantara-Juli-2025.png
Pertumbuhan ekonomi daerah pada triwulan II 2025 diprakirakan tetap terjaga di tengah eskalasi ketidakpastian global. Perbaikan kinerja investasi mendukung perekonomian di seluruh wilayah. Penambahan kapasitas hilirisasi di wilayah sentra hilirisasi mineral, seperti Sulampua, Kalimantan, dan Balinusra menjadi penopang pertumbuhan di Kawasan Timur Indonesia. Khusus Sulampua, pertumbuhan ekonomi juga didukung oleh membaiknya ekspor pertambangan. Kinerja positif dari sisi ekspor juga menopang pertumbuhan di Sumatera dan Jawa seiring upaya front loading pengiriman barang ke Amerika Serikat (AS) sebagai respon terhadap rencana penerapan kebijakan tarif. Peningkatan kinerja investasi dan ekspor tersebut berkontribusi pada tetap terjagaya pertumbuhan ekonomi daerah, di tengah terbatasnya  topangan kinerja konsumsi pascaHBKN Ramadan dan Idulfitri. Dari sisi lapangan usaha, pertumbuhan ditopang oleh perbaikan sektor konstruksi di seluruh wilayah yang bersumber dari perbaikan belanja infrastruktur swasta dan pemerintah. Kinerja LU Pertambangan juga diprakirakan membaik di mayoritas wilayah luar Jawa seiring peningkatan produksi. Sementara itu, LU Industri di Sulampua dan Balinusra diprakirakan tumbuh tinggi didukung hilirisasi mineral nikel dan tembaga.
Perekonomian wilayah pada 2025 diprakirakan tetap baik dan perlu terus didorong. Peran investasi dalam menjaga daya tahan ekonomi daerah perlu terus dipertahankan pada semester II 2025, di tengah tekanan eksternal akibat dampak perang dagang. Berbagai proyek investasi besar baik pada LU industri petrokimia, otomotif dan elektronik di Jawa, maupun hilirisasi logam dasar di Sulampua, Balinusra, dan Kalimantan diprakirakan akan terus berlanjut hingga akhir 2025. Dukungan kebijakan Pemerintah untuk mendorong konsumsi RT dan akselerasi belanja fiskal pusat dan daerah diprakirakan turut menjaga pertumbuhan ekonomi daerah. Dari sisi lapangan usaha, tambahan kapasitas produksi hilirisasi mineral diprakirakan mendukung kinerja LU Industri Pengolahan, terutama di Kawasan Timur Indonesia (KTI). Selain itu, perbaikan sektor pertanian di seluruh wilayah seiring dukungan program prioritas Pemerintah diprakirakan juga akan menopang perekonomian daerah.
Inflasi IHK gabungan kota di seluruh wilayah pada triwulan II 2025 terkendali. Inflasi inti tercatat rendah sejalan dengan terjaganya ekspektasi inflasi dan normalisasi permintaan domestik pascaHBKN Ramadan dan IdulFitri. Inflasi kelompok volatile food (VF) terkendali di bawah target 5%, meski meningkat dibandingkan capaian triwulan sebelumnya seiring berakhirnya panen raya di berbagai wilayah. Sementara itu, inflasi kelompok administered prices (AP) meningkat akibat berakhirnya kebijakan diskon tarif pemerintah. Secara provinsi, inflasi di mayoritas provinsi masih dalam rentang sasaran dengan inflasi tertinggi terjadi di Papua Selatan sebesar 3,00% (yoy), sedangkan inflasi terendah terjadi di Papua Barat yang tercatat deflasi 0,67% (yoy).
Inflasi IHK 2025 di seluruh wilayah diprakirakan tetap berada dalam kisaran sasaran 2,5±1%. Terkendalinya inflasi didukung konsistensi kebijakan Bank Indonesia yang diarahkan untuk menjaga ekspektasi inflasi terjangkar dalam sasaran, imported inflation yang terkendali, serta dampak positif dari digitalisasi. Inflasi VF terjaga didukung cuaca yang lebih kondusif, pasokan yang lebih baik dan upaya pengendalian inflasi pangan yang terus diperkuat antara Bank Indonesia dengan Pemerintah Pusat dan Daerah dalam Tim Pengendalian Inflasi Pusat dan Daerah (TPIP dan TPID). Berbagai upaya peningkatan produksi diselaraskan dengan program prioritas Pemerintah dalam mewujudkan swasembada pangan antara lain dilakukan melalui (i) penambahan luas lahan pertanian, (ii) perbaikan sarana produksi dan kemudahan penyaluran input produksi, serta (iii) perluasan penggunaan teknologi pertanian.
Ke depan, tantangan lingkungan strategis global, termasuk risiko geopolitik, dan prospek domestik perlu terus dicermati. Prospek perekonomian dunia masih diliputi oleh ketidakpastian tinggi yang pada gilirannya akan memengaruhi perekonomian daerah. Dari sisi domestik, kinerja sektor utama dan pembiayaan perlu terus didukung untuk menjaga ekonomi tetap tumbuh solid. Oleh karena itu, diperlukan strategi kebijakan yang mendorong peningkatan intermediasi perbankan dengan mempertimbangkan sektor potensial sesuai karakteristik di masing-masing wilayah. Secara khusus pada Laporan Nusantara ini akan mengulas stategi tersebut yang secara lengkap akan disampaikan pada Bagian IV Isu Strategis: Prospek Perekonomian serta Potensi Demand dan Supply Pembiayaan dalam Mendukung Intermediasi  dan Pertumbuhan Ekonomi Daerah.

Lampiran
Kontak

Contact Center Bank Indonesia Bicara: (62 21) 131
e-mail : bicara@bi.go.id
Jam operasional Senin s.d. Jumat Pkl. 08.00 s.d 16.00 WIB

Halaman ini terakhir diperbarui 7/18/2025 8:21 AM
Apakah halaman ini bermanfaat?
Terima Kasih! Apakah Anda ingin memberikan rincian lebih detail?

Baca Juga