​​​​​Ekonomi global bergerak begitu dinamis dalam beberapa tahun terakhir. Percepatan pemulihan ekonomi dunia antara 2023 hingga awal 2025 masih dipenuhi sejumlah ujian. Perlambatan ekonomi dan geopolitik global pasca-pandemi COVID-19 dan konflik terbuka Rusia-Ukraina menjadi isu utama yang juga dialami Indonesia.

Bank Indonesia (BI) sebagai otoritas moneter mengembangkan sejumlah bauran kebijakan untuk merespons turbulensi ekonomi tersebut. Bauran kebijakan yang dimaksud mencakup pengendalian suku bunga acuan (BI-Rate), penguatan stabilitas nilai tukar rupiah, stabilisasi harga, pengelolaan cadangan devisa, pendalaman pasar keuangan, insentif likuiditas makroprudensial, serta percepatan transformasi digital sistem pembayaran Indonesia.

Respons kebijakan BI dapat dibagi ke dalam dua pilar utama, yaitu sinergi dalam menjaga stabilitas (pro stability) dan sinergi dalam mendorong pertumbuhan ekonomi (pro growth). Implementasi bauran kebijakan tersebut mendapat respons dari sejumlah pihak, terutama para peneliti di berbagai lembaga riset dan akademisi perguruan tinggi di seantero negeri. Respons tersebut dituangkan para penulis dalam bentuk tulisan populer di berbagai media massa di Indonesia.

Buku ini menyajikan pemikiran kritis dari berbagai perspektif. Telaah mendalam dari setiap tulisan diharapkan mampu memberi wawasan yang lebih luas dan menyeluruh atas bauran kebijakan yang diramu BI dari 2023 hingga awal 2025. Sudah selayaknya berbagai upaya dalam menavigasi stabilitas dan pertumbuhan ekonomi didokumentasikan dengan baik agar dapat menjadi inspirasi dan pembelajaran di masa mendatang. Buku ini juga diharapkan menjadi catatan penting bagi Indonesia tentang bagaimana para pengambil kebijakan bersinergi untuk mendukung percepatan pemulihan ekonomi.